Signmark, Si Eminem 'Sunyi' dari Finlandia

Vega Probo | CNN Indonesia
Kamis, 19 Mar 2015 09:30 WIB
Sejak kecil, Signmark menyandang tuna rungu. Namun kakek dan neneknya piawai memainkan harmonika dan piano. Ia pun tertular doyan musik.
Signmark tuna rungu, namun tetap bisa bermusik. (CNN Indonesia/Vega Probo)
Jakarta, CNN Indonesia -- Dunia Signmark adalah kesunyian. Ia, juga anggota keluarganya, dari orang tua, kakak, sampai paman, menyandang tuna rungu. Namun kakek dan neneknya piawai memainkan harmonika dan piano. Ia pun tertular doyan musik sejak belia.

Dalam sepekan lawatannya di Jakarta, pria Finlandia ini menyempatkan bertemu awak media di kawasan Kuningan (19/3). Ditemani dua penerjemah bahasa isyarat, juga perwakilan Kedutaan Besar Finlandia, Signmark memaparkan kisah suksesnya.

“Ketika saya menyampaikan keinginan bermusik, hampir semua orang, dari orang tua, guru, sampai teman-teman, menyelepekan saya, ‘Sudahlah, kamu kan, tuna rungu, mana bisa bermain musik,’” katanya dalam bahasa isyarat. Namun ia tak gentar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Signmark terus bermusik serta ingin musiknya diterima secara universal dan menyatukan banyak orang. Ia tak ubahnya Beethoven era milenium. Sang komposer musik klasik juga tuna rungu, namun sukses melahirkan karya gemilang, salah satunya Symphony No. 5.

Gerak dan ekspresi jadi melodi

Diakui pria bernama asli Marko Vuoriheimo ini, telinganya memang tidak mampu menyerap alunan melodi, namun matanya sanggup menangkap berbagai gerak dan ekspresi sebagaimana saat memirsa video musik Bon Jovi, Metallica, Beyonce, Madonna.

Dengan gaya kocak, Signmark menirukan gaya musisi. “Anda pasti biasa melihat ekspresi seperti ini kan, atau ini,” katanya sembari meringis menirukan gaya rocker dan hip hoper. Tangannya bergerak seolah bermain gitar, lalu mengacungkan “salam metal.”

Signmark menyadari, “Musik menyatukan banyak orang. Seperti juga olahraga, tanpa perlu banyak kata, tanpa perlu bahasa, semua orang bisa bermain sepak bola. Begitu pula dengan musik, saya bisa merasakan dan memainkannya dengan cara berbeda.”

Gerak dan ekspresi inilah yang kemudian diterjemahkan oleh Signmark menjadi melodi lagu. Ia pun mulai menggarap musik secara bergerilya, dan memamerkan karyanya lewat jalur indie, karena selusin label rekaman di Finlandia menolak dirinya.

Jatuh hati pada hip hop, Signmark tak hanya menggarap musik, juga mengemas pertunjukan bersama kawan-kawannya. “Karena musik tak hanya didengar, juga dilihat. Jadi musik harus dikemas agar indah, mengajak bergoyang, dan happening.” Kini, menyimak aksi Signmark tak ubahnya memirsa aksi Eminem. Seru!

(vga/vga)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER