Jakarta, CNN Indonesia -- Dahulu, ia seorang penyanyi rock yang hit pada era '80-an. Lagunya yang fenomenal adalah
Tua-tua Keladi. Kini, ia menjadi salah satu penyanyi Indonesia yang terkenal di Eropa dan sukses menembus pasar musik Amerika Serikat.
Ia adalah Anggun C. Sasmi.
Anggun lahir dan tumbuh dalam budaya Jawa yang kental dalam keluarganya. Ajaran sang ayah itulah yang dikenang Anggun dalam berkarier. Meski
go international, ia berprinsip Jawa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menjadi salah satu referensi penyanyi Indonesia yang harum namanya di negeri orang, Anggun membagikan pengalamannya memulai langkah di belantika musik dunia. Ia berharap, para penyanyi Indonesia bisa mengikuti langkahnya.
"
Go International itu berarti punya karier di luar negeri. Jika ia menyanyi maka punya album, konser, dan ditonton oleh masyarakat asing. Punya karier di negara orang dan diapresiasi oleh mereka, bukan hanya dari orang kita," ujar Anggun di Jakarta, beberapa waktu yang lalu.
Bagaimana menjadi seperti Anggun?
Memulai langkah menjadi go international, diakui perempuan berambut lurus panjang itu sebagai langkah yang nekat. Kenekatan itu terlihat dari beraninya ia pergi ke Perancis.
Anggun melepaskan enam album, penggemar setia, bahkan label yang ia miliki sendiri.
"Seperti sebuah cambukan bagi saya ketika saya harus mulai lagi membina dari bawah. Saya datangi produser-produser di Perancis dan mengenalkan diri saya," katanya bercerita.
"Hallo, saya Anggun dari Indonesia, lalu mereka membiarkan saya menunjukkan apa yang saya bisa lakukan," lanjutnya.
Pengalaman Anggun menguatkan persepsinya sejak awal, bahwa sukses tidak cukup hanya dengan memiliki satu bakat. Ia menegaskan pentingnya punya lebih dari satu kemampuan yang melengkapi bakat utama masing-masing individu dan menjadikannya berbeda dari penyanyi lainnya.
"Saya sadar nyanyi saja tidak cukup. Seorang penyanyi harus punya dunia nyanyi tersebut, ya salah satunya adalah dengan menulis lagu. Jika orang ingin mengenal saya, maka lihatlah lagu saya, baca lirik saya, itu buatnya setengah mati," katanya sambil tertawa.
Anggun menyadari para penyanyi masa kini sangat dimudahkan kecanggihan teknologi, mulai dari berbagai ajang pencarian bakat di televisi hingga hanya bermodalkan video di internet. Kini, menjadi tenar adalah mudah.
"Banyak sekali artis dikenal dari internet seperti Justin Bieber, tapi itu kan hanya dapat dihitung dengan jari. Itu karena mereka beruntung banget videonya dilihat produser ataupun ada perantaranya," katanya berkomentar.
Anggun sendiri mengaku lebih suka mereka yang memulai karier benar-benar dari bawah. Namun, ia mengakui semua cara ada baik dan buruk.
"Harus ada kombinasi dari bakat, kerja keras, dan faktor keberuntungan. Menjadi sukses itu tidak ada resep khusus. Justru karena tidak ada resep khusus, ya paling tidak punya tiga hal tersebut. Jika tidak punya, ya hanya sekadar menjadi fenomena kayak komet Halley."
Penyanyi yang mengaku menggemari film Whiplash ini beruntung tak mengalami diskriminasi ataupun penyiksaan dalam menjadi sukses seperti film nominasi Oscar yang ia tonton tersebut.
Menurutnya, sisi baik memulai karier di negeri liberal yang juga kaya akan seniman adalah menghargai semua jenis karakter dan kepribadian orang. Ia pun tak berminat menjadi orang lain.
"Saya memulai karier dengan menunjukkan akarku, asalku. Bukan hanya dengan batik, percuma sekarang semua orang dapat memakai batik. Dan yang memakai batik bukan berarti lantas menjadi orang Indonesia kan?" katanya menjabarkan.
Anggun mengakui dirinya memang orang Jawa yang tidak pernah memakai batik. Ia lebih sering mengenakan pakaian yang ketat dan seksi ketimbang mengenakan batik.
"Walaupun saya menulis lagu dengan bahasa Inggris, tapi jika pikirannya sangat berbudaya Jawa, maka akan menjadi sesuatu yang unik," katanya. "Bukan cuma sekadar tempelan semata karena itu akan telihat."