Jakarta, CNN Indonesia -- Di rak-rak toko buku, semakin banyak nama yang akrab di telinga. Kini barisan buku yang direkomendasikan bukan hanya milik nama penulis yang sudah kondang seperti Ayu Utami, Djenar Maesa Ayu, atau Leila S. Chudori.
Tersempil pula nama-nama yang biasanya muncul di layar kaca atau layar lebar, seperti Shandy Aulia, Pevita Pearce, juga Jessica Iskandar. Kebanyakan biasanya menulis tentang pengalaman pribadi yang selama ini tak terungkap.
Berdasarkan rangkuman CNN Indonesia, berikut artis-artis yang melirik dunia penulisan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bertepatan dengan ulang tahunnya yang ke-22, Pevita memilih merayakan dengan merilis buku. Pada 6 Oktober 2014 lalu, Pevita meluncurkan buku pertama yang juga ditulisnya sendiri, Pevita Pearce Our Notebook: Peace in Mind, War at Heart. Buku itu mengisahkan masa lalunya.
Buku setebal 128 halaman itu bukan hanya berisi cerita tentang kisah asmara dengan pria yang berbeda-beda. Pevita juga mengungkapkan sisi kelam hidupnya. Di antara beberapa halaman, ada foto cantiknya yang berpose.
Namun kata Pevita, buku itu tidak sepenuhnya cerita nyata. Ada campuran dengan imajinasi, bahkan sengaja dilebihkan dengan tujuan mendramatisasi. "Ini lebih ke fiksi. Campuran fiksi dan nonfiksi yang di-mixed," kata bintang Tenggelamnya Kapal Vander Wijck itu.
Sekali tercemplung ke dunia penulisan rupanya membuat Peggy Melati Sukma ketagihan. Setelah merilis buku tentang keputusannya menutup aurat sekaligus tutorial berhijab pada 30 Juni 2013, Peggy kembali meluncurkan buku pada 2 Maret 2014. Kali ini ia lebih "buka-bukaan".
Peggy menulis hal yang mengejutkan dalam buku ke-tiganya yang berjudul Kujemput Engkau di Sepertiga Malam itu. Yakni, soal persoalan rumah tangga dengan Wisnu Tjandra.
Dalam buku yang diluncurkan sebagai penanda 20 tahun berkarier di dunia hiburan itu, Peggy mengakui bahwa penyebab rumah tangganya kandas adalah kesibukan. Ia jarang bertemu, lalai melayani suami, dan jarang melakukan aktivitas bersama. Belum genap setahun, mereka konflik.
Peggy dan Wisnu pun bercerai. Saat itu, ia belum mantap berhijab. Perceraian membuatnya mendekatkan diri pada Tuhan dan akhirnya menjadi seseorang yang lebih baik. Peggy menuliskan pengalamannya dengan bahasa apik.
Dari menyanyi Bolo-bolo di masa kecil, Tina meluncurkan buku pada masa remaja. Sebuah buku berjudul Metamorfosis yang Menakjubkan, Seorang Tina Toon diluncurkan persis pada hari ulang tahun mantan penyanyi cilik itu, 20 Agustus 2014. Tina berusia 20 tahun saat itu.
Siapa pun yang melihat Tina pada masa sekarang, akan setuju dengan judul bukunya. Tina memang telah bermetamorfosis. Dahulu bertubuh tambun menggemaskan, sekarang langsing, bahkan cenderung seksi. Tina pun berani berpose di sebuah majalah dewasa.
Dalam bukunya, Tina bercerita bagaimana ia dahulu dicemooh kawan-kawan di sekolah karena obesitas, kini dikagumi. Tina menggandeng penulis Alia Fathiyah untuk menuangkan cerita dietnya dalam buku bertebal 100 halaman itu.
Incomplete: My Life, My World, My Story. Begitulah judul buku yang diluncurkan Shandy Aulia pada 24 Januari 2014 lalu. Dalam buku setebal 272 halaman itu, Shandy mengisahkan bagaimana pahitnya hidup bisa menjadikan seseorang lebih kuat dan berpandangan positif.
Shandy memang lahir dari keluarga yang tidak utuh. Bukan hanya berbeda agama, kedua orang tuanya juga berbeda suku. Mereka pun bercerai saat Shandy masih belia. Meski begitu, ketidaklengkapan keluarga tidak membuat bintang Eiffel I'm in Love itu terpuruk.
Ia masih berhasrat mewujudkan mimpi. Terbukti, Shandy berhasil terpilih mengalahkan lima ribu peserta lain untuk casting Eiffel I'm in Love. Incomplete mengisahkan kepahitan hidup Shandy, perjuangannya, sampai ia menemukan cinta.
Di tengah berbagai pertanyaan masyarakat soal status perkawinannya dengan bule keturunan Jerman, Ludwig Franz Willibald, Jessica akhirnya buka suara. Bukan lewat mulut, melainkan melalui buku berjudul Jedar Power: Love Life Lord yang terbit 22 Desember 2014.
Dalam buku ke-dua yang tebalnya 153 halaman itu, Jessica mengaku lebih serius. Meski begitu, gaya menulisnya tetap santai. Ia mengungkapkan kisah indahnya menemukan lelaki pujaan, sampai pahitnya mendadak ditinggalkan.
Ia buka-bukaan soal proses pernikahan, kehamilan, sampai kisah cintanya yang kandas. Jessica mempersembahkan buku itu untuk putra mungilnya, El Barack Alexander alias Baby El.
"Ini dibuat se-mengalir air," katanya. Jessica menuturkan, menulis adalah salah satu renjana yang ia rasakan selama ini. Karena itu ia tidak mengalami kendala yang begitu berarti.