Remaja Masa Lalu Memburu Nostalgia Boyzone di Istora Senayan
Ardita Mustafa | CNN Indonesia
Jumat, 22 Mei 2015 19:13 WIB
Jakarta, CNN Indonesia -- Meski sama-sama berasal dari daratan Inggris, suasana menjelang konser boy band Boyzone tidak semeriah One Direction yang manggung di Gelora Bung Karno, Jakarta, 25 Maret lalu.
Dari pantauan CNN Indonesia di kawasan Istora Senayan, Jumat (22/5) suasana lalu lintas di luar maupun dalam komplek GBK tampak biasa saja. Tidak terlihat kemacetan berarti menyambut boy band yang populer era 90-an ini.
Para calo tiket yang biasanya gencar menawari tiket dari gerbang masuk GBK pun tampak hanya segelintir.
Mungkin kini para penggemar Keith Duffy, Michael Graham, Shane Lynch, dan Ronan Keating sudah banyak yang beranjak dewasa dan masih dalam perjalanan seusai mengerjakan aktivitas kantoran sebelum datang ke konser.
Mengingat masa populer Boyzone, penggemar mereka sekarang bukan seperti kebanyakan remaja yang punya waktu luang untuk mengelu-elukan idolanya.
Baru sekitar pukul 18.00 WIB, dua jam sebelum konser resmi dimulai, tampak wajah-wajah dewasa yang sumringah dan berkostum kantoran mulai memenuhi lokasi konser. Beberapa datang bergerombol bersama teman-temannya.
Ditemui di dalam Istora, adalah Heni (31), seorang karyawati di sebuah bank swasta yang datang bersama tiga orang temannya.
Ia mengaku sudah tidak sabar untuk melihat penampilan Boyzone, karena tidak sempat melihatnya saat pertama kali tampil di Jakarta beberapa tahun sebelumnya.
"Saat itu masih sekolah, jadi belum punya uang sendiri. Sekarang sudah bisa gajian dong, jadinya puas-puasin aja nonton, walau katanya udah ketinggalan zaman ya," kata Heni sambil tertawa. Teman-teman Heni mengamini itu.
"Kita enggak mau kalah dong sama anak baru gede (ABG) lainnya yang udah keseringan nonton konser!" ucap mereka tak kalah heboh.
Namun ternyata bukan generasi Heni saja yang datang. Ada pula generasi ABG yang mau tidak mau ikut datang karena diajak orang tuanya.
"Dia saya paksa datang nemenin, karena malu dong saya nonton sendirian. Dia sih mau-mau aja, karena ternyata masih suka lagu Ronan Keating," ujar Reni (43) yang datang bersama anaknya Mega (16).
Konser Boyzone memang tampak sepi di luar namun ramai di dalam, apalagi di dalam hati para penggemar setianya.
Diklaim pihak penyelenggara, tiket konser Boyzone tahun ini sudah terjual 80 persen dari sekitar lima ribu lembar yang disediakan.
(ard/rsa)
Dari pantauan CNN Indonesia di kawasan Istora Senayan, Jumat (22/5) suasana lalu lintas di luar maupun dalam komplek GBK tampak biasa saja. Tidak terlihat kemacetan berarti menyambut boy band yang populer era 90-an ini.
Para calo tiket yang biasanya gencar menawari tiket dari gerbang masuk GBK pun tampak hanya segelintir.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengingat masa populer Boyzone, penggemar mereka sekarang bukan seperti kebanyakan remaja yang punya waktu luang untuk mengelu-elukan idolanya.
Ditemui di dalam Istora, adalah Heni (31), seorang karyawati di sebuah bank swasta yang datang bersama tiga orang temannya.
Ia mengaku sudah tidak sabar untuk melihat penampilan Boyzone, karena tidak sempat melihatnya saat pertama kali tampil di Jakarta beberapa tahun sebelumnya.
"Saat itu masih sekolah, jadi belum punya uang sendiri. Sekarang sudah bisa gajian dong, jadinya puas-puasin aja nonton, walau katanya udah ketinggalan zaman ya," kata Heni sambil tertawa. Teman-teman Heni mengamini itu.
"Kita enggak mau kalah dong sama anak baru gede (ABG) lainnya yang udah keseringan nonton konser!" ucap mereka tak kalah heboh.
Namun ternyata bukan generasi Heni saja yang datang. Ada pula generasi ABG yang mau tidak mau ikut datang karena diajak orang tuanya.
"Dia saya paksa datang nemenin, karena malu dong saya nonton sendirian. Dia sih mau-mau aja, karena ternyata masih suka lagu Ronan Keating," ujar Reni (43) yang datang bersama anaknya Mega (16).
Konser Boyzone memang tampak sepi di luar namun ramai di dalam, apalagi di dalam hati para penggemar setianya.
Diklaim pihak penyelenggara, tiket konser Boyzone tahun ini sudah terjual 80 persen dari sekitar lima ribu lembar yang disediakan.
(ard/rsa)
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL
TERKAIT
TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK