Serial Perdana 'Supergirl' Dibajak, Strategi Marketing?
Ardita Mustafa | CNN Indonesia
Selasa, 26 Mei 2015 16:59 WIB
Jakarta, CNN Indonesia -- Menjadi buah bibir sejak beberapa minggu yang lalu, saat ini episode perdana serial televisi Supergirl yang baru akan tayang pada November 2015 malah sudah tersiar secara ilegal di internet.
Serial televisi yang akan disiarkan oleh stasiun televisi CBS itu sudah bisa diunduh secara ilegal di dunia sejak Jumat (22/5).
Para pembajak pun sepertinya semakin canggih, karena serial yang tersiar berformat 1080 HD dan bebas dari tampilan logo-logo pemegang hak siar.
Episode ilegal Supergirl sudah diunduh sebanyak 192.000 kali di seluruh dunia, seperti yang dikutip dari data perusahaan anti-pembajakan, Excipio.
Dua negara yang konsisten mengunduh materi ilegal itu adalah Amerika Serikat, Inggris dan Australia.
Serial Supergirl memang banyak dinanti pemirsa. Ditayangkan setia hari Senin, serial televisi itu akan ditayangkan hingga tahun 2016.
Dari namanya saja sudah diketahui, kalau jagoan wanita bisa terbang itu diperankan oleh perempuan.
Yang beruntung dapat memerankannya adalah Mellisa Benoist. Sebelum menjadi Supergirl, Benoist lebih dulu populer lewat serial Glee.
Tidak hanya televisi, Benoist juga menjajal bakat aktingnya lewat film Whiplash.
CBS mengklaim kalau serial Supergirl akan menjadi sejarah baru bagi stasiun televisinya. Sejak 13 Mei 2015, cuplikan serialnya sudah tersiar di situs Youtube dan telah ditonton oleh 11 juta orang.
Dikutip dari Variety pada Selasa (26/5), pembajakan serial televisi, apalagi yang episode perdana sangatlah jarang.
Apalagi serial tersebut baru akan tayang enam bulan lagi.
Dikhawatirkan pembajakan ini akan memengaruhi rating serial, meski bisa juga malah membuat tinggi rating tayangan.
Serial perdana itu sebenarnya dibuat oleh pihak marketing untuk diperlihatkan kepada sponsor. Namun entah mengapa, malah ada yang mengunggahnya ke situs pembajak.
Supergirl tidak sendiri. Serial televisi Game of Thrones musim kelima juga pernah tersiar secara legal sebelum tayang di televisi.
Tapi formatnya sangat jelek, berbeda dengan bajakan serial Supergirl.
Serial Supergirl disutradarai oleh Glenn Winter, yang juga telah menyutradarai serial televisi tentang Superman, Smallville.
[Gambas:Youtube] (ard/ard)
Serial televisi yang akan disiarkan oleh stasiun televisi CBS itu sudah bisa diunduh secara ilegal di dunia sejak Jumat (22/5).
Baca juga:Komikus DC dan Marvel Hilang di Laut |
Para pembajak pun sepertinya semakin canggih, karena serial yang tersiar berformat 1080 HD dan bebas dari tampilan logo-logo pemegang hak siar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dua negara yang konsisten mengunduh materi ilegal itu adalah Amerika Serikat, Inggris dan Australia.
Dari namanya saja sudah diketahui, kalau jagoan wanita bisa terbang itu diperankan oleh perempuan.
Yang beruntung dapat memerankannya adalah Mellisa Benoist. Sebelum menjadi Supergirl, Benoist lebih dulu populer lewat serial Glee.
Tidak hanya televisi, Benoist juga menjajal bakat aktingnya lewat film Whiplash.
CBS mengklaim kalau serial Supergirl akan menjadi sejarah baru bagi stasiun televisinya. Sejak 13 Mei 2015, cuplikan serialnya sudah tersiar di situs Youtube dan telah ditonton oleh 11 juta orang.
Dikutip dari Variety pada Selasa (26/5), pembajakan serial televisi, apalagi yang episode perdana sangatlah jarang.
Apalagi serial tersebut baru akan tayang enam bulan lagi.
Dikhawatirkan pembajakan ini akan memengaruhi rating serial, meski bisa juga malah membuat tinggi rating tayangan.
Serial perdana itu sebenarnya dibuat oleh pihak marketing untuk diperlihatkan kepada sponsor. Namun entah mengapa, malah ada yang mengunggahnya ke situs pembajak.
Supergirl tidak sendiri. Serial televisi Game of Thrones musim kelima juga pernah tersiar secara legal sebelum tayang di televisi.
Tapi formatnya sangat jelek, berbeda dengan bajakan serial Supergirl.
Serial Supergirl disutradarai oleh Glenn Winter, yang juga telah menyutradarai serial televisi tentang Superman, Smallville.
[Gambas:Youtube] (ard/ard)
LAINNYA DI DETIKNETWORK