Jakarta, CNN Indonesia -- Andrea Hirata kembali mengisi rak buku dengan novel baru:
Ayah. Buku yang muncul setelah kehampaan karya putra Belitung selama empat tahun terakhir ini merupakan novel ke-sembilan yang ia tulis. Andrea populer sejak novel pertamanya,
Laskar Pelangi melejit, pada 2005.
"Kisah ini masih diangkat dari kisah nyata tentang seseorang, tetapi bukan tentang saya," kata Andrea ketika meluncurkan bukunya di Gramedia Matraman, baru-baru ini.
Novel
Ayah sebenarnya telah ditulis Andrea sejak enam tahun lalu. Namun karena kesibukannya sebagai penerima beasiswa dan harus melakukan riset mendalam,
Ayah pun tertunda mengisi ruang imajinasi para pembaca.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah bertahun-tahun digarap,
Ayah akhirnya hadir. Andrea masih setia pada kekuatan bertuturnya seperti dalam tetralogi
Laskar Pelangi. Penulis berusia 38 tahun itu menambahkannya dengan riset dan eksperimen, untuk memperkaya detail serta alur cerita.
Andrea tak ingin terus terbayangi kesuksesan
Laskar Pelangi. Ia menjanjikan perbedaan mendasar dalam novel
Ayah. Ia mencoba membuat
twist dalam cara penuturan yang biasanya linear. Selain itu, karakter dalam novel Ayah juga lebih banyak ketimbang
Laskar Pelangi.
"Tapi saya tetap mengambil nilai budaya di dalamnya, dan tetap berlatar Belitung. Saya ingin menunjukkan identitas asal saya," kata Andrea penggagas Museum Kata Andrea Hirata, museum sastra pertama di Indonesia itu.
Novel itu bercerita tentang betapa besar cinta ayah, yang diwakili sosok Sabari, kepada anaknya, Zorro. Ia ingin melewatkan setiap waktu bersamanya, memeluk dan menciuminya.
Sejak Jumat pekan lalu, novel
Ayah sudah bisa didapat di toko-toko buku di Indonesia. Ia akan menambah koleksi Anda setelah delapan novel Andrea sebelumnya, yaitu
Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, Edensor, Maryamah Karpov, Padang Bulan, Cinta di dalam Gelas, Sebelas Patriot, dan
Laskar Pelangi Song Book.
(rsa/rsa)