Jakarta, CNN Indonesia -- Pelantun tembang
Cintaku Padamu, Ita Purnamasari kembali ke belantika musik Indonesia setelah lama tak terdengar kabarnya. Kali ini, Ita mengentak dengan album religi Islami berjudul
Spiritual Journey.
Album teranyar Ita ini diproduseri langsung oleh sang suami, Dwiki Dharmawan.
Dalam jumpa pers di kawasan Sudirman, Jakarta, Senin (1/6) Ita dan Dwiki menerangkan
Spiritual Journey akan berisi delapan lagu. Semuanya dipilih sendiri oleh Ita. Semuanya merupakan lagu religi yang pernah dirilis.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Taubat akan menjadi lagu pertama yang bisa didengar. Ita berharap, lagu yang dilantunkannya dapat menjadi pencerahan bagi pendengar dan dirinya sendiri. Selain itu, Ita juga akan menyanyikan
Dengan Menyebut Nama Allah, lagu yang ditulis suaminya sendiri.
Dwiki yang bertugas memproduseri sekaligus mengaransemen ulang lagu-lagu religi lawas itu mengatakan, Ita merasa tak cukup hanya dengan merilis lagu. Maka dibuatlah album ini.
Spiritual Journey resmi dirilis 24 Juni 2015.
Beberapa lagu sudah diincar Ita sejak lama.
Dengan Menyebut Nama Allah, misalnya. Menurut Ita, itu lagu yang sederhana tapi mengena.
"Sangat pas di hati," tuturnya. Sebelum menjadi istri Dwiki, Ita sudah menyukai lagu itu. "Ternyata yang bikin Dwiki Dharmawan. Dari dulu sebelum dekat dengan Mas Dwiki sudah ingin menyanyikan lagu itu, dalam arti mendaur ulang kembali. Pada saat Ramadan saya
nyanyiin lagu ini di
off-air. Jadi begitu ada kesempatan saya minta Mas Dwiki mengaransemen lagi dengan musik kekinian," kata Ita.
Ia melanjutkan, "Saya dan tim berharap album ini dapat menginspirasi, saya tercerahkan."
Selain bertema religi,
Spiritual Journey juga mewakili perjalanan karier bermusik Ita. Penyanyi asal Surabaya yang memopulerkan lagu
Penari Ular dan
Selamat Tinggal Mimpi ini mengaku jadi lebih dekat dengan Tuhan.
"Saya kan waktu muda masih suka senang-senang. Makin ke sini makin pendewasaan diri, makin dekat lagi dengan Yang Maha Kuasa," tuturnya.
Bagi Dwiki dan Ita, musik memang bukan sekadar hiburan, melainkan sebuah perjalanan spiritual. Dwiki pun berharap album ini tak hanya bisa dinikmati dalam momen Ramadan saja.
"Baik itu kegalauan, kesenangan, kegundahan atau rasa syukur, ada di album ini. Kami harap bisa dinikmati sepanjang masa, tidak hanya bulan Ramadan saja, menginspirasi," katanya.
Lewat lagu
Taubat, Dwiki yang didaulat menjadi juru bicara untuk pembajakan musik juga ternyata punya "misi" khusus. Dwiki berseloroh ia mengaransemen lagu itu untuk para pembajak musik yang melesukan industri rekaman.
"Saya enggak mau industri mati suri. Mudah mudahan dengan lagu
Taubat para pembajaknya bisa taubat juga. Masa sudah taubat masih dibajak juga," ujar Dwiki sambil tertawa.
(rsa/rsa)