Jakarta, CNN Indonesia -- Setelah lama malang melintang di dunia musik lewat panggung dan situs berbagi video akhirnya The Overtunes meluncurkan album perdananya di KFC, Kemang, Kamis (4/6).
Trio kakak beradik Mada Emmanuelle Brahmantyo, Reuben Nathaniel Brahmantyo, dan Mikha Angelo Brahmantyo itu menamai album pertama yang mereka
Selamanya. Album itu sendiri dikerjakan hingga dua tahun.
Durasi yang cukup lama bagi The Overtunes untuk merilis album bukan soalan kreativitas. Pergantian manajemen di label mereka lah salah satu faktor penunda album Selamanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sony lagi ada pergerakan di manajemennya, ada sistem baru, MD baru, pokoknya berubah. Imbasnya ke kita mungkin awalnya kita prioritas tapi agak turun ke bawah karena jabatan penting belum terisi posisinya,” Mada menjelaskan.
“Kita cukup frustasi karena kita merasa momentum kita kecolong setahun, tapi ya sudah yang penting keluarkan dan habis itu tim kita settle semuanya sama manajemen.”
Tak hanya itu, menurut Mada juga ada hambatan lain yang ditemui The Overtunes dalam menggarap album perdana mereka. Tantangan terberat menurutnya adalah pengalaman menggarap album yang hampir tak ada.
"Mungkin sama kayak orang lain, belum pernah bikin album jadi enggak tau gimana cara pasti bikinnya. Yang selama ini kita tahu cuma recording dari rumah, sekarang jadi lebih ribet karena banyak pihak. Tantangannya lebih ke menyesuaikan diri sama cara industri bekerja sih," Mada memaparkan.
Tak menyesuaikan cara rekaman, Reuben pun juga menceritakan pengalamannya dengan hak cipta. "Kita enggak pernah tau kalo habis nulis lagu harus tanda tangan buat nyatain kalo 'Ini saya yang nulis’,” kata Reuben sambil tertawa.
Menyoal sound album, Reuben pun menjelaskan walau instrumen mereka akustik namun mereka berusaha menghadirkan hasil maksimal. Reuben berkata bahwa beberapa lagu mereka menggunakan gitar dan bass akustik atau gitar akustik dan keyboard, diiringi vokal ketiga personel.
"Kita juga sempet mengeksplor cara nulis lagu pop, gitu kali ya, untuk radio. Keterlibatan kita lebih banyak di lirik, 90 persen kita kerjain lirik bahasa Indonesia-nya kecuali satu lagu bahasa Inggris," ucap Reuben.
(utw/utw)