Jakarta, CNN Indonesia -- Saat membicarakan
Mission Impossible, sebuah lantunan lagu tema yang sangat ikonik seperti langsung mengalun di telinga. Melodi itu memberi kesan menegangkan, persis seperti filmnya yang dipenuhi aksi yang nyaris tak mungkin dilakukan.
Saking khasnya, lagu khas
Mission Impossible itu diidentikkan dengan adegan-adegan aksi lain yang penuh ketegangan. Siapa sebenarnya yang berada di balik lagu itu?
Jawabannya adalah Lalo Schifrin, pianis, komposer, dan konduktor asal Argentina. Ia bisa hampir segala jenis musik, terutama bossa nova, jazz, bebop, dan klasik rock. Tak heran dalam lagu tema
Mission Impossible ada imbuhan unsur jazz dan opera.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lagu tema yang diciptakan Schifrin, sudah ada sejak 1960-an. Lagu itu pertama digunakan sebagai pembuka serial televisi
Mission: Impossible yang tayang 1966 sampai 1973. Serial berikutnya, tahun 1988, juga masih menggunakan lagu yang sama. Begitu pula permainannya.
Versi orisinal lagu itu sempat menduduki Billboard Hot 100. Lalu, dibuat versi barunya dengan mengganti bongo dengan drum. Itu dilakukan sekitar 1970-an.
Karena dianggap ikonik, lagu itu pun sekaligus digunakan sebagai lagu tema untuk filmnya. Namun sebelum digunakan untuk film, lagu itu dibuat ulang oleh personel U2, Adam Clayton dan Larry Mullen Jr. Popularitasnya langsung makin melonjak di Amerika Serikat.
Lagu itu terjual 500 ribu kopi dan mendapat
gold certification dari Billboard. Di Inggris, ia menduduki nomor tujuh. Selain dalam film, lagu itu juga digunakan untuk iklan.
Diberitakan
Chicago Tribune, Schifrin membuat lagu tema
Mission Impossible berdasarkan permintaan Bruce Geller, produser Amerika.
“Buatlah sesuatu yang bersemangat. Saya ingin mereka mendengarnya sewaktu mereka di dapur, dengan televisi di ruang tamu, dan saya ingin mereka berkata: ‘Hei,
Mission Impossible sudah mulai!’” begitu kata Geller pada Schifrin.
Ia berpikir membuat sesuai yang menegangkan tapi juga sedikit swing. Ia membuat lagu itu dengan partitur 5/4, yang kemudian hari menjadi bahan bercandanya.
“Pemerintah AS baru-baru ini menemukan makhluk luar angkasa dengan lima kaki. Tempat
alien itu berasal, sangat membuat frustrasi. Mereka tidak punya musik yang tepat untuk menari,” tuturnya saat diwawancara seorang wartawan Wina. Ia mengaku membuat musik untuk mereka.
Di luar candaannya yang mungkin garing, Schifrin seorang musisi berbakat. Pria yang kini berusia 83 tahun itu sudah belajar musik sejak usia enam tahun. Saat itu, ia memilih alat musik piano.
Ia pernah berguru pada Enrique Barenboim—ayah dari konduktor Daniel Barenboim dan Andreas Karalis—mantan kepala Kiev Conservatory. Soal harmoni, ia belajar pada komposer Juan Carlos Paz. Saat belajar harmoni itulah, ia tertarik pada jazz.
Schifrin bukan lulusan sekolah musik pada awalnya. Ia justru belajar sosiologi. Tapi musik ada di jiwa putra pemain biola orkestra itu. Ia sukses mendapat beasiswa di Paris Conservatorie. Pada 1955, ia mewakili negaranya di International Jazz Festival di Paris.
Sementara kariernya terus menanjak, Schifrin juga memenangi empat Grammy Awards, satu Cable ACE Award, Emmy Award, dan menjadi nomine Oscar. Namanya pun tercatat di Hollywood Walk of Fame. Belakangan, Schifrin banyak membuat lagu tema untuk film atau serial.
Mengutip situs web resminya, selain
Mission Impossible, tangan dinginnya juga menyukseskan film
Mannix, The Fox, Cool Hand Luke, Bullitt, Dirty Harry, The Cincinnati Kid, dan
Amityville Horror. Ia juga ikut
scoring film
Tango, Rush Hour,
Bringing Down the House, The Bridge of San Luis Rey, After Sunset, dan
Abominable.
[Gambas:Youtube]
[Gambas:Youtube] (rsa/vga)