Jakarta, CNN Indonesia -- Dua puluh tahun lalu, Mark Simpson memprediksi, pria-pria perkotaan akan menjadi pasar paling potensial bagi konsumerisme, barang-barang berkelas, dan kartu kredit. Ia menyebut pria-pria itu sebagai "metroseksual."
"Pria lajang dengan pendapatan tinggi, tinggal atau bekerja di kota besar karena di sana lah pusat perbelanjaan terbaik," kata Simpson memberi definisi bagi istilah barunya itu.
Dua dekade kemudian, pria dengan ciri-ciri seperti yang ia sebutkan itu, membeludak. Namun belakangan tren kembali bergulir. Setelah "metroseksual" sudah mencapai usia ke-20 pada tahun lalu, Simpson memperkenalkan istilah baru yang bisa menggantikannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Spornoseksual," demikian ia kini menyebut.
Pria-pria tak lagi pamer aksesori tubuh. Mereka bukan lagi meributkan busana, sepatu, topi, ikat pinggang, atau tatanan rambut. Mereka lebih mempertontonkan tubuh yang "terpahat" berkat latihan keras di sasana kebugaran.
"Tubuh mereka sendiri telah menjadi aksesori utama, mendandani mereka di gym, dan sesekali mereka bagikan atau bandingkan di pasar sosial," tulis Simpson di Telegraph, 2014.
Kalimat paling tepat untuk mendefinisikan istilah itu, "
Where sport got into bed with porn while Mr. Armani took pictures." Para pria itu berhasrat tubuhnya yang kini diinginkan, bukan busana atau penampilannya.
Simpson sendiri mencontohkan David Beckham dan Christiano Ronaldo sebagai gambaran riil.
Spornoseksual pun merebak. Selebriti Indonesia bahkan ketularan. Sebut saja Deddy Corbuzier, Marcelino Lefrandt, atau Joe Taslim yang "terobsesi" membentuk tubuh lalu memamerkannya. Media sosial jadi sarana tepat.
Dengan istilah-istilah yang unik tapi tepat sasaran, siapa sebenarnya penggagas metroseksual dan spornoseksual itu? Simpson hanya seorang jurnalis asal Inggris. Ia banyak menulis budaya pop, terutama maskulinitas.
Tak hanya menulis artikel lepas yang dimuat di beberapa media seperti The London Times, Telegraph, Playboy, UK Magazine, sampai GQ, Simpson juga menggarap buku-buku bertema sama.
Berdasarkan situs pribadinya, Simpson sudah menulis setidaknya enam buku:
Sex Terror, It's a Queer World, Saint Morrissey, Metrosexy, End of Gays? dan
Male Impersonators. Perhatian Simpson pada dunia pria dan budaya populer membuatnya dilirik majalah GQ Rusia, pada 2008.
Ia didaftar untuk difoto tanpa busana dengan tubuh dilumuri minyak agar mengilat, untuk artikel
Things That Changed Men's Lives. Ia disejajarkan dengan Arnold Schwarzenegger, bahkan "Bapak Psikoanalisis" Sigmund Freud.
Dalam situsnya, Simpson sendiri menyebut dirinya sebagap "Bapak 'metroseksual,' 'retroseksual' dan 'spornoseksual.'".
(rsa/rsa)