Jakarta, CNN Indonesia -- Sulitkah menembus industri rekaman? Bila pertanyaan ini diajukan kepada Oxavia "Vid" Aldiano, maka jawabannya adalah, "Tidak."
Menurut solois pria ini, selama ada bakat dan niat, ditambah jaringan kuat serta konsistensi, maka jalan menuju industri musik di era ini bisa dikatakan mudah.
Media sosial pun diyakini Vidi dapat dimanfaatkan untuk meniti karier musik. Hal ini ia sampaikan kepada CNN Indonesia saat ditemui di sebuah acara di @america, Pasific Place, Jakarta Pusat, pada Jumat (14/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau lihat dari industri musik USA
aja itu banyak yang sukses, musisinya bisa main ke mana-mana tanpa label besar," katanya.
"
Bener-bener dari mereka sendiri, mungkin mulainya dari Vine, nyanyi-nyanyi di YouTube. Bisa mulai dari situ, dari hal kecil jadi hal besar," katanya. "
Barrier-nya bisa dihilangkan selama lu
manfaatin bener peluang yang ada."
Selain itu, elemen yang tak kalah penting, menurut Vidi, adalah konsistensi, yang bisa muncul ketika mengerjakan suatu bidang karena kecintaan. Satu elemen vital lagi, ucap lulusan University of Manchester, ini adalah jejaring sosial yang kuat.
"Salah satu alasan kenapa gue ambil master di UK adalah gue mau
expand networking gue.
Network itu nomor satu karena itu yang sulit
didapetin."
"
No matter how talented you are, tanpa
network akan sulit," ia menegaskan. "Gue juga sekarang ada di posisi ini di industri musik karena gue bertemu dengan orang-orang yang tepat."
Penyanyi berumur 25 tahun ini tak sekadar mengolah vokal, namun terjun aktif dalam industri lewat label rekaman dan manajemen miliknya.
Bisnis keluarganya yang bergerak di bidang pro audio pun kini digarap Vidi. Dia mengaku belajar cukup banyak soal model bisnis rekaman ketika berada di bawah major label.
"Di label itu gue belajar banyak soal model bisnis musik di Indonesia seperti apa. Jadi, gue enggak mau menempatkan diri sebagai objek tapi sebagai pelaku."
"Gue berpengalaman sama major label, soalnya waktu gue kuliah di UK, gue enggak mau terganggu pikiran gue sama bisnis-bisnis itu," katanya. "Jadi gue waktu itu,
in terms of music, menyerahkan supaya di-
manage sama salah satu major label di Indonesia. Gue di situ karena memang
deal-nya gue enggak mau diperlakukan seperti artis tapi
partner bisnis."
Pelantun lagu
Nuansa Bening ini menutup wawancara sembari menekankan pentingnya format musik digital. Vidi menyoroti perubahan bentuk format produk musik ini perlu dikuasai oleh pelaku industri musik nasional.
"Sekarang ini lagi ada transisi generasi menurut gue. Tadinya musik dijual sebagai produk fisik, sekarang tendensinya bergerak ke digital. Buat gue, digitalisasi perannya besar di model bisnisnya industri musik Indonesia."
"Semua harus bisa
adapt ke sana, kalau enggak akan sulit untuk
survive. Semuanya lagi di fase adaptasi jadi masih berusaha keras. Menurut gue kita bisa sih, bisa menemukan cara lain untuk bisa
monetize industri musik ini, enggak hanya di produk fisik aja."
(ntp/vga)