Gaya Baru Lagu-lagu Ismail Marzuki

Utami Diah Kusumawati | CNN Indonesia
Rabu, 26 Agu 2015 19:56 WIB
Album The Harmony of Ismail Marzuki diproduksi oleh MPI untuk mengabadikan kembali kembali karya-karya Ismail Marzuki.
The Harmony of Ismail Marzuki, album dan konser digelar artis-artis yang tergabung dalam Masyarakat Peduli Indonesia di Hard Rock Cafe, Jakarta (25/8). (CNNIndonesia/Vega Probo)
Jakarta, CNN Indonesia -- “Wow. Hai, Kopral. Kopral siapa?” tanya beberapa perempuan, seperti waria, dengan nada bergenit-genit. Tak lama kemudian, sekelompok lelaki berteriak cadas, ”Kopral Jono.”

Lantas, dimulailah lagu lawas Kopral Jono karya Ismail Marzuki tersebut dengan aransemen dangdut koplo bercampur rock oleh Chaplin Band.

Aransemen "gado-gado" dangdut wilayah pesisiran dengan rock berhasil menciptakan lagu baru yang kocak, usil dan dinamis.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gubahan baru dari Chaplin Band itu membuat pendengar menggoyangkan jempol sekaligus headbanging dan berteriak kencang ala rocker.

Aransemen tersebut sangat berbeda dengan lagu Kopral Jono yang sempat dipopulerkan oleh penyanyi lawas era '70-an, Henny Purwonegoro. Lagu ala Henny tampak lebih mendayu-dayu dan penuh romantika.

Lagu Kopral Jono hasil aransemen baru Chaplin Band merupakan salah satu dari 11 lagu dalam album The Harmony of Ismail Marzuki, yang merupakan sumbangan karya dari beberapa musisi di bawah bendera Masyarakat Peduli Indonesia (MPI).

Lagu-lagu dari album tersebut lantas ditampilkan dalam acara Konser Amal di Jakarta, pada Selasa (25/8) malam.

Beberapa musisi, seperti di antaranya Reza "The Groove," Maera, Nina Tamam, Fla dan Rieska Roslan "The Groove" membawakan lagu lawas Ismail dengan aransemen baru, seperti misalnya Sabda Alam, Melati di Tapal Batas, Rindu Lukisan, dan Gugur Bunga.

“Bagi gue, lagu-lagu klasik Ismail Marzuki keren abis. Dia terus lekang sampai kapan pun orang enggak pernah bosan mendengarkan,” kata Reza saat ditemui CNN Indonesia sesaat sebelum pementasan.

Reza bersama beberapa musisi yang tergabung dalam Mahija—Kadek Rahardika, Rama Moektio, Iskandar, Estu Pradhana dan Jalu G. Pratidina—mengaransemen lagu Rindu Lukisan dalam alunan jazz dalam album The Harmony of Ismail Marzuki.

Bagi Reza, tantangan utama dalam mengaransemen lagu klasik Ismail adalah membuatnya tetap bisa dinikmati oleh pendengar masa kini, tanpa melenyapkan roh Ismail Marzuki.

Reza berhasil melakukannya dalam lagu Rindu Lukisan yang terdengar lebih ringan dan menyenangkan dari Rindu Lukisan era '70-an.

Meski demikian, di lagu Gugur Bunga, esensi dan ruh lagu perjuangan khas Ismail Marzuki tidak tampak kuat meski aransemennya sudah mencampurkan musik tradisional Sunda dan rock. Vokal pesinden Netta Kusumahdewi terdengar kurang menyatu dengan vokal Reza.

Album The Harmony of Ismail Marzuki diproduksi oleh MPI untuk mengabadikan kembali kembali karya-karya Ismail Marzuki.

Ada 11 lagu yang diaransemen ulang dengan berbagai genre berbeda seperti dangdut, rock, pop, groove, dan jazz. Beberapa lagu yang populer adalah Aryati, Rindu Lukisan, Kopral Jono, Sepasang Mata Bola, Sabda Alam, Melati di Tapal Batas, dan Indonesia Pusaka.

Tujuan pembuatan album ini, menurut Reza yang juga menjadi salah satu produser, adalah mengabadikan karya Ismail sebagai sosok komposer besar di Tanah Air.

Dengan musik gubahannya, Ismail dianggap andil dalam mengobarkan semangat perjuangan dan nasionalisme kepada generasi muda pada saat itu.

Album tersebut dicetak sebanyak 3.000 kopi dan dijual dalam bentuk kepingan compact disc yang dijual Rp50.000.

Hasil penjualan album digunakan untuk membiayai program sosial MPI di berbagai daerah sedangkan royalty seluruhnya diberikan kepada Rachmi, putri tunggal almarhum Ismail Marzuki yang hidupnya kesusahan.

(ard/vga)
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER