Bandung, CNN Indonesia -- Bandung kembali menjadi saksi sejarah perfilman Indonesia. Salah satu festival film bergengsi Indonesia, Festival Film Bandung (FFB), kembali digelar tahun ini. Dalam perhelatannya yang ke-28, FFB akan dilangsungkan di Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat, Dipatiukur, Bandung pada Sabtu (12/9).
FFB 2015 menyiapkan banyak penghargaan bagi para pelaku industri film, baik dalam dan luar negeri. Untuk film dalam negeri, FFB 2015 menyiapkan 11 penghargaan untuk kategori film bioskop, 5 penghargaan untuk kategori film televisi, dan 3 penghargaan untuk kategori sinetron serial.
Adapun untuk film luar negeri atau impor, FFB 2015 tak melakukan sistem nominasi. FFB 2015 akan langsung memilih dan mengumumkan 12 film impor terpuji pada malam puncak tahun ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, FFB 2015 juga menyiapkan dua penghargaan Lifetime Achievement. Penghargaan ini khusus diberikan kepada insan perfilman yang sudah menunjukkan dedikasi dan prestasinya untuk perfilman Indonesia. Peraih penghargaan tersebut langsung diumumkan pada malam puncak FFB 2015.
Para nomine adalah hasil seleksi yang dilakukan sejak September 2014 sampai 31 Juli 2015. Dalam kurun waktu tersebut, ada 30 sinetron serial dan 380 film televisi di layar kaca Indonesia. Adapun di layar lebar, ada 274 film bioskop, yang terdiri dari 111 film lokal dan 163 film impor.
Dalam FFB 2015, ada beberapa nomine yang tadinya berpotensi menjadi peraih penghargaan terbanyak di kategorinya masing-masing.
Pada kategori sinetron serial, ada tiga dari enam nomine yang memiliki potensi tersebut.
Preman Pensiun,
Di Balik Lindungan Abah, dan
Cinta di Langit Tajmahal bakal bersaing ketat menyapu bersih tiga penghargaan yang tersedia di kategori ini karena tiga nomine tersebut masuk dalam semua nominasi yang ada.
Pada kategori FTV,
Nyanyian Musim Hujan karya Riri Riza bersaing dengan
Hati-Hati dengan Hati karya Dedi Setiadi. Kedua nomine itu mendominasi tujuh nomine lainnya dalam lima nominasi yang tersedia.
Adapun pada kategori film bioskop, persaingan lebih kompleks dari kategori lainnya. Meski ada yang mendominasi, tapi tak satu nomine pun yang mampu tampil di seluruh nominasi yang ada.
Guru Bangsa Tjokroaminoto karya Garin Nugroho sempat dianggap menjadi nomine paling potensial meraih penghargaan kategori film bioskop terbanyak karena masuk dalam delapan dari sebelas nominasi yang ada. Di belakang film tersebut, ada
Toba Dreams karya Benni Setiawan serta
2014: Siapa di Atas Presiden karya Rahabi Mandra dan Hanung Bramantyo yang masuk dalam tujuh nominasi.
(utw/utw)