Seperti Tom Cruise, Abimana Main Film Laga Tanpa Stuntman
Tri Wahyuni | CNN Indonesia
Selasa, 29 Sep 2015 13:05 WIB
Jakarta, CNN Indonesia -- Kalau selama ini lebih sering bermain drama bahkan religi, dalam film terbarunya yang berjudul 3, Abimana Aryastya terlihat piawai melakukan gerakan bela diri. Ia bertengkar, melayangkan tinju, dan menendang lawannya.
Abi bahkan mengaku melakukan adegan lompat setinggi tiga meter tanpa digantikan stuntman. Ia sudah seperti Tom Cruise, yang anti beradegan ekstrem dengan pemeran pengganti.
Ditemui usai peluncuran filmnya di kawasan Kuningan, Jakarta, Senin (28/9) malam Abi bercerita pemain yang seharusnya menggantikan dirinya malah cedera ketika hendak memberi contoh adegan lompat setinggi tiga meter itu.
Alhasil, Abi pun harus melakukannya sendiri.
Awalnya ia merasa takut. Tapi sutradara Anggy Umbara terus memaksanya secara halus. "Jujur takut cedera waktu itu. Dia saja yang biasa loncat cedera," kata Abi yang mengaku panik.
Tapi semua orang di sekelilingnya mencoba menyuntikkan semangat. Mereka meyakinkan bintang 99 Cahaya di Langit Eropa itu bahwa tiga meter belum terlalu tinggi untuk lompat.
"Semuanya mencoba bohongin saya dengan bilang, 'Tidak terlalu tinggi kok. Coba lihat dari bawah.' Iya memang pas dari bawah tidak terlihat tinggi, tapi waktu dari atas lihat, wah kalau jatuh saya mati nih," ujar Abi lagi.
Keraguan Abi mengendur ketika mendengar instruksi Anggy. "Ayo dong, kita tidak punya waktu lagi nih!" teriak Anggy kala itu. Abi pun akhirnya menyanggupi melompat. Dengan syarat, jika dalam tiga kali pengambilan gambar tidak berhasil, ia tak mau lagi.
Benar saja, untuk adegan itu Abi memang membutuhkan tiga kali take. Pada pengambilan ke-tiga, Anggy tidak memintanya mengulangi melompat lagi. Sudah cukup, kata Anggy.
"Saya tidak tahu yang diambil take ke-berapa. Tapi menurut saya yang bagus yang pertama karena di situ saya ketakutan beneran," kata Abi.
Bagi Abi yang terbiasa berakting di film-film drama atau komedi, main film laga diakuinya sulit. Adegan laganya pun dirasa cukup berat.
Kendati mempunyai kemampuan bela diri, khususnya silat, Abi tetap mengaku kesulitan. Menurutnya, bertarung di dalam film jauh lebih sulit dibandingkan bertarung biasa.
"Orang pikir kalau bisa bela diri pasti bisa main film action. Tidak, butuh keindahan dan bentuk. Kalau nendang biasa saja gampang. Di film komposisinya harus bagus, iramanya juga harus bagus. Kalau tidak, seperti gedebak-gedebuk saja," kata pria kelahiran 24 Oktober 1982 itu.
[Gambas:Youtube]
Belajar Bela Diri Sejak Kecil
Meski mengaku berat beradegan laga di film, Abi tetap senang melakukannya. Apalagi bisa bermain bersama sang guru silatnya, Cecep A. Rahman yang juga bintang film The Raid. Keduanya juga sering berlatih bersama.
"Saya salah satu muridnya dari Panglipur. Rasanya menyenangkan bisa kerja sama dengan guru sendiri," kata Abi dengan antusias.
Sampai saat ini Abi mengaku masih sering berlatih bela diri. Dalam satu minggu bisa dua kali ia berlatih, setiap Selasa dan Jumat.
Kecintaan Abi terhadap bela diri silat tumbuh sejak kecil. Ia mengaku pernah berhenti karena kehilangan guru yang dianggap tepat dan bisa mengerti dirinya. Usianya 13 tahun saat itu.
"Lalu pernah ikut Muay Thai. Balik lagi ke silat baru sekitar setahunan," kata dia. Salah satu sosok yang membuat Abi ingin kembali ke silat adalah sang guru, Cecep.
Baginya Cecep adalah guru yang tepat yang sangat serius melatihnya. Guru seperti itulah yang dibutuhkan Abi agar memacu dirinya untuk terus maju dan mau berlatih terus.
Kecintaan Abi terhadap silat tidak hanya terlihat dari ketekunannya berlatih. Abi juga berkomitmen mengembangkan silat di Indonesia. Demi membesarkan grup silat yang mendidiknya sejak kecil, Panglipur, ia mendirikannya di Jakarta. Aslinya itu kelompok asal Bandung.
Kini, Abi serius menekuni rutinitas barunya itu dengan harapan Pencak Silat Panglipur benar-benar bisa berjaya di negeri sendiri. (rsa/vga)
Abi bahkan mengaku melakukan adegan lompat setinggi tiga meter tanpa digantikan stuntman. Ia sudah seperti Tom Cruise, yang anti beradegan ekstrem dengan pemeran pengganti.
Ditemui usai peluncuran filmnya di kawasan Kuningan, Jakarta, Senin (28/9) malam Abi bercerita pemain yang seharusnya menggantikan dirinya malah cedera ketika hendak memberi contoh adegan lompat setinggi tiga meter itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Awalnya ia merasa takut. Tapi sutradara Anggy Umbara terus memaksanya secara halus. "Jujur takut cedera waktu itu. Dia saja yang biasa loncat cedera," kata Abi yang mengaku panik.
"Semuanya mencoba bohongin saya dengan bilang, 'Tidak terlalu tinggi kok. Coba lihat dari bawah.' Iya memang pas dari bawah tidak terlihat tinggi, tapi waktu dari atas lihat, wah kalau jatuh saya mati nih," ujar Abi lagi.
Keraguan Abi mengendur ketika mendengar instruksi Anggy. "Ayo dong, kita tidak punya waktu lagi nih!" teriak Anggy kala itu. Abi pun akhirnya menyanggupi melompat. Dengan syarat, jika dalam tiga kali pengambilan gambar tidak berhasil, ia tak mau lagi.
Benar saja, untuk adegan itu Abi memang membutuhkan tiga kali take. Pada pengambilan ke-tiga, Anggy tidak memintanya mengulangi melompat lagi. Sudah cukup, kata Anggy.
"Saya tidak tahu yang diambil take ke-berapa. Tapi menurut saya yang bagus yang pertama karena di situ saya ketakutan beneran," kata Abi.
Bagi Abi yang terbiasa berakting di film-film drama atau komedi, main film laga diakuinya sulit. Adegan laganya pun dirasa cukup berat.
Kendati mempunyai kemampuan bela diri, khususnya silat, Abi tetap mengaku kesulitan. Menurutnya, bertarung di dalam film jauh lebih sulit dibandingkan bertarung biasa.
"Orang pikir kalau bisa bela diri pasti bisa main film action. Tidak, butuh keindahan dan bentuk. Kalau nendang biasa saja gampang. Di film komposisinya harus bagus, iramanya juga harus bagus. Kalau tidak, seperti gedebak-gedebuk saja," kata pria kelahiran 24 Oktober 1982 itu.
[Gambas:Youtube]
Belajar Bela Diri Sejak Kecil
Meski mengaku berat beradegan laga di film, Abi tetap senang melakukannya. Apalagi bisa bermain bersama sang guru silatnya, Cecep A. Rahman yang juga bintang film The Raid. Keduanya juga sering berlatih bersama.
"Saya salah satu muridnya dari Panglipur. Rasanya menyenangkan bisa kerja sama dengan guru sendiri," kata Abi dengan antusias.
Sampai saat ini Abi mengaku masih sering berlatih bela diri. Dalam satu minggu bisa dua kali ia berlatih, setiap Selasa dan Jumat.
Kecintaan Abi terhadap bela diri silat tumbuh sejak kecil. Ia mengaku pernah berhenti karena kehilangan guru yang dianggap tepat dan bisa mengerti dirinya. Usianya 13 tahun saat itu.
"Lalu pernah ikut Muay Thai. Balik lagi ke silat baru sekitar setahunan," kata dia. Salah satu sosok yang membuat Abi ingin kembali ke silat adalah sang guru, Cecep.
Baginya Cecep adalah guru yang tepat yang sangat serius melatihnya. Guru seperti itulah yang dibutuhkan Abi agar memacu dirinya untuk terus maju dan mau berlatih terus.
Kecintaan Abi terhadap silat tidak hanya terlihat dari ketekunannya berlatih. Abi juga berkomitmen mengembangkan silat di Indonesia. Demi membesarkan grup silat yang mendidiknya sejak kecil, Panglipur, ia mendirikannya di Jakarta. Aslinya itu kelompok asal Bandung.
Kini, Abi serius menekuni rutinitas barunya itu dengan harapan Pencak Silat Panglipur benar-benar bisa berjaya di negeri sendiri. (rsa/vga)
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL
TERKAIT
TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK