Hotel Berhantu di Novel Stephen King Dilengkapi Museum Horor

Rizky Sekar Afrisia | CNN Indonesia
Jumat, 23 Okt 2015 14:44 WIB
The Stanley Hotel di Colorado merupakan inspirasi Stephen King saat membuat novel The Shining pada 1977 yang berlatar Overlook Hotel.
The Stanley Hotel yang menginspirasi Stephen King untuk membuat The Shining. (Dok. Stanley Hotel via Facebook)
Jakarta, CNN Indonesia -- Penggemar Stephen King patut tahu, karakter yang ada dalam salah satu buku terlarisnya, The Shining, diinspirasi dari bangunan nyata. King membuat buku itu berdasarkan The Stanley Hotel di Estes Park, Colorado, Amerika.

Dalam The Shining, hotel itu disebut Overlook Hotel. Itu merupakan tempat kerja Jack Torrance, penulis yang ingin memulihkan diri dari kecanduan alkohol. Ia memboyong istri dan anaknya ke hotel itu. Namun, sesuatu terjadi.

Anak bungsunya yang punya kemampuan melihat hantu mendapat penglihatan tentang betapa kelam kondisi hotel di masa lalu. Usai sebuah badai salju, roh masa lalu itu memengaruhi Jack dan membuat anak istrinya dalam bahaya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejak The Shining rilis pada 1977 dan King mengungkapkan bahwa The Stanley Hotel adalah inspirasinya, hotel di Colorado itu pun identik dengan horor. Kini, menjelang Halloween, hotel itu benar-benar ingin menahbiskan diri sebagai hotel penuh teror.

Padahal sebelumnya, hotel itu sudah punya fasilitas Tur Hantu dan Investigasi Paranormal, berdasarkan situs web resminya.

Diberitakan Variety, The Stanley Hotel baru-baru ini mengumumkan rencana pengembangan, termasuk membangun museum bertema horor. Di dalamnya juga ada studio produksi dan arsip film. Saking larisnya, The Shining memang difilmkan pada 1980 dan dibuat miniseri 1997.

Fasilitas baru itu bernama Stanley Film Center. Nama Elijah Wood dan Simon Pegg termasuk dalam deretan pemilik fasilitas yang juga mencakup auditorium, musem, pameran film, panggung suara, dan ruang untuk proses pascaproduksi serta penyuntingan film.

Hasil kerja sama The Stanley Hotel dengan Colorado Film School itu akan dijalankan secara nonprofit. Pembangunan fasilitas digadang-gadang membutuhkan dana US$24 juta atau Rp328 miliar. Namun, masih dicari dana talangan sebesar US$11,5 juta (Rp157 miliar). (rsa/vga)
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER