Jakarta, CNN Indonesia -- Akhirnya, hari yang dinanti-nantikan oleh para penggemar Alanis Morissette tiba juga. Sebagaimana telah dijanjikan oleh sang biduan via akun Facebook, album musik edisi spesial
Jagged Little Pill dirilis pada hari ini (30/10).
Bertajuk
Jagged Little Pill: 20th Anniversary Collector's Edition & Limited Edition Journal, album musik berisi empat keping CD ini dirilis (
preorder) via internet dengan harga US$64,99 atau sekitar Rp884 ribu.
Album musik bersampul cokelat keemasan ini layak diburu para penggemar Alanis di seluruh dunia mengingat jumlahnya terbatas, hanya 30 ribu set saja. Sementara edisi
deluxe-nya tersedia di iTunes dan dibanderol US$$14.99 atau setara Rp218 ribu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Album musik spesial ini memuat lagu-lagu
hits Alanis di album-album musik terdahulu, dari
Jagged Little Pill (1995) sampai
Havoc and Bright Lights (2012), plus sepuluh lagu demo yang selama ini belum pernah dirilis.
Jagged Little Pill memang album istimewa yang membuat nama penyanyi kelahiran Ottawa, Ontario, Canada, 1 Juni 1974, ini meroket. Kebetulan, pada era 1995, memang tidak banyak solois rock wanita di Barat yang mencuat, kecuali Bjork.
Kala itu, yang justru bermunculan bak jamur di musim hujan justru grup band yang didominasi pria, seperti Pearl Jam, Manic Street Preachers, R.E.M, Radiohead, Guns n’ Roses, Offspring. Maka begitu Alanis tampil, ia langsung mencuri perhatian.
Semua ini tak akan terjadi jika saja sang penyanyi dance pop tak memantapkan diri untuk bertransformasi menjadi penyanyi pop rock dan meluncurkan single pertama
You Oughta Know, dua dekade silam, dari album ke-tiga
Jagged Little Pill.Gaya tomboi sedikit urakan—dengan rambut panjang tergerai—serta lirik lagu blak-blakan apa adanya, menjadi modal Alanis mencuri perhatian penggemar musik. Upayanya berhasil. Dalam waktu singkat,
You Oughta Know menjadi “lagu kebangsaan” kaum muda.
“Saya melihat barisan orang di sekitar blok sembari menyanyikan
You Oughta Know jauh lebih lantang ketimbang saya sendiri, dan saya pikir, ‘Oh. Lagu ini bukan lagi milik saya. Lagu ini milik khalayak,” kata Alanis kepada Reuters, suatu kali.
Jagged Little Pill berhasil terjual 33 juta kopi, dan diganjar empat Grammy Awards. Kesuksesan membuat Alanis merasa seperti bertemu manusia-manusia baru yang memiliki opini banyak dan reputasi bagus, sehingga dirinya tak lagi merasa kesepian.
Kini, setelah tiga dekade meniti karier, wanita 41 tahun ini dikenal sebagai pentolan penyanyi sekaligus penulis lagu rock alternatif. Di luar urusan musik, ia juga menikmati perannya sebagai istri dan ibu putra semata wayang.
Baru-baru ini, grup band Fucked Up menyanyikan lagu Alanis,
All I Really Want, untuk merayakan 20 tahun album musik
Jagged Little Pill. Lagu ini akan dimuat di album musik yang khusus memuat lagu
cover sejumlah musisi Canada.
“Saya sangat senang bisa membagi musik ini kepada generasi muda, begitu pula orang-orang yang tumbuh bersama saya selama lebih dari dua dekade belakangan ini,” kata Alanis sebagaimana dikutip laman Billboard, pekan lalu.
“Terima kasih, lagu-lagu saya terbukti mampu bertahan dan mereka abadi. Saya tersanjung, mereka merefleksikan hidup dan karier saya selama dua dekade terakhir,” kata wanita yang pernah mengidap kelainan pola makan.
Glenn Ballard, sang produser, pun tak kalah bersuka cita. “Kurun 20 tahun tak juga memadamkan energi dan suka cita yang kami rasakan saat merekam lagu-lagu ini, pada 1994. Amat menyenangkan mendengarkan lagu-lagu ini lagi, dua dekade kemudian.”
Menurut Glenn, sebagaimana dikutip laman Billboard, sekalipun kini dirinya maupun Alanis telah bertambah tua 20 tahun, namun lagu-lagu yang mereka ciptakan bersama tetap awet muda. “Musiknya masih terdengar
fresh!”
[Gambas:Youtube] (vga/vga)