Jakarta, CNN Indonesia -- Serangan teror di Paris, terutama di gedung konser Bataclan, masih menjadi keprihatinan para musisi dunia. Karena banyak dari mereka yang tidak menyangka, kalau tempat berkesenian dan berkarya bisa menjadi target serangan teroris.
Hal yang sama juga dirasakan oleh pemetik gitar band
trash metal Slayer, Kerry King.
Dilansir dari wawancaranya dengan situs Belgia,
gva.be, King menyatakan keprihatinan sekaligus kekesalannya dengan serangan teror yang terjadi pada Jumat (13/11) itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mereka telah lama membenci musik rock. Mereka telah lama membenci kebebasan dan bagaimana cara kita menikmati kebahagiaan. Ini sangat menyebalkan," kata King, seperti yang dikutip dari
NME pada Sabtu (28/11).
"Hal ini membuat banyak orang jadi berpikir dua kali untuk menonton konser musik. Tapi jika band dan penonton berhenti datang ke konser musik, keinginan para teroris tercapai," lanjutnya.
King menambahkan, kalau semua orang tidak boleh berhenti melakukan yang mereka suka walau ada ancaman dari teroris.
Ia bahkan mengatakan, kalau perbuatan saling membunuh dengan mengatasnamakan agama adalah tindakan bodoh yang sia-sia.
"Saya banyak menulis lagu tentang pengaruh negatif dari kelompok yang mengatasnamakan agama tertentu. Kejadian di Paris adalah contoh nyatanya. Saya tidak percaya apa yang dipercaya ISIS atau siapalah itu. Yang mereka percaya adalah hal yang aneh," ujar King.
Berbicara mengenai Slayer, King mengatakan kalau bandnya akan segera merilis album baru yang akan rilis tidak lama lagi.
"Kami sudah memiliki tujuh lagu. Kami tidak akan membiarkan penggemar menanti selama tujuh tahun lagi, seperti saat album
Repentless," kata King.
Slayer telah bermusik sejak 1981. Saat ini personelnya adalah King, Tom Araya, Paul Bostaph dan Gary Holt.
Walau lagu-lagunya hingar bingar, namun karya Slayer telah berhasil menggaet piala Grammy Awards.
Tercatat, Slayer dua kali memenangi piala Grammy Awards untuk kategori
Best Metal Performance pada 2007 dan 2008.
(ard)