Jakarta, CNN Indonesia -- Panggung Jazz Goes to Campus (JGTC) 2015 untuk Indra Lesmana Keytar Trio dan Eva Celia penuh dengan emosi. Sempat absen dari panggung JGTC, Indra Lesmana memutar memori masa lalunya yang dulu pernah berada di panggung yang sama, tapi dengan ayahnya.
Setelah memainkan lagu pertama bersama kedua rekannya, Indra Gupta dan Sandy Winatra, Indra Lesmana mengutarakan sepenggal cerita tentang ia, ayahnya, dan event JGTC.
Indra bercerita, kali pertama ia bermain JGTC adalah saat JGTC pertama kali digelar tahun 1976. Saat itu usianya sudah 38 tahun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dulu saya main di JGTC sama ayah saya, Jack Lesmana. Lagu yang barusan saya nyanyikan, saya ciptakan untuk almarhum," kata Indra menceritakan kisahnya dihadapan ratusan penonton.
Indra mengatakan, instrumen musik yang ia bawakan bersama kedua rekannya ada pada album barunya yang akan dirilis tidak lama lagi. Album yang kemudian ia beri nama Jack itu, merupakan bentuk kecintaan Indra terhadap sang ayah.
Dalam album Jack nantinya Indra juga memainkan lagu-lagu masa lalunya dulu ketika masih bersama sang ayah. Satu lagu yang ia ingat, bernada ceria dengan napas jazz yang kental, juga akan melengkapi albumnya nanti.
Dan malam kemarin, Indra membawakannya khusus di panggung JGTC 2015. "Lagu waktu kecil, sering diajak ke puncak sama ayah saya. Judulnha mountain pass," ujar Indra.
Jari lentik Indra memainkan tuts keytar dengan lincah. Ia bermain keytar sambil memejamkan mata, entah menikmati atau sedang menggali memori. Sesekali matanya menerawang seolah mengingat momen kebersamaan ia dan ayahnya.
Setelah selesai menyanyikan lagu persembahan untuk ayahnya, Indra kembali mengungkapkan perasaannya. Kenangan bersama ayah bermain di panggung JGTC yang tak akan pernah dilupakan.
"Kayaknya baru kemaren main di JGTC sama ayah. Sekarang ayah sudah enggak ada, saya masih main. Dulu saya main sama ayah, sekarang saya main sama anak saya," ujar Indra sambil memanhgil Eva Celia ke atas pentas.
Seperti ayahnya, di atas panggung Eva tidak hanya bernyanyi. Ia juga mencurahkan beberapa isi hatinya. Perempuan berumur 23 tahun itu mengungkapkan perasaannya pertama kali manggung di JGTC.
"Aku pertama kali manggung di JGTC. It'a very hectic but i love it," katanya.
Suara Eva lantas mengalun syahdu di antara dentuman bass, dentingan keytar, tabuhan drum, dan tiupan sexophone oleh Dennis Junio. Dia berkata, lagu-lagu yang ia bawakan di JGTC merupakan lagu yang dekat dengan dirinya.
I Believe to My Soul yang dibawakan oleh Donny Hathway menjadi salah satu andalan Eva malam tadi. Kata dia, ini lagu favoritnya dari kecil.
"Saya berharap dengan menyanyikan lagu ini kalia. bisa mengenal saya lebih baik. Siapa sih saya sebagai penyanyi," ujar Eva.
Tak cuma mengungkapkan dirinya dalam satu lagu, Eva kembali menyanyikan lagu yang sangat ia sukai. Kali ini bukan menggambarkan dirinya, tapi sekaligus menunjukkan idealismenya.
Lagu yang dibawakan oleh Billie Holiday yang berjudul Strange Fruit coba Eva bawakan di panggung JGTC. Eva menyanyikan lagu tersebut dengan penuh penjiwaan, seperti saat Billie Holiday menyanyikannya, penuh emosi.
Eva bercerita, sebenarnya lagu yang dibuay tahun 1939 ini bercerita tentang rasisme dan eksekusi mati terhadap sekelompok orang dengan cara digantung di atas pohon. Itulah mengapa lagu ini diberi nama Strange Fruit karena posisi mereka sama seperti buah yang bergelantungan di atas pohon, tapi buah yang aneh karena berbentuk manusia.
"Pertama kali denger lagu ini saya membayangkan apa yang digambarkan lagu itu," kata Eva. Ia pun mencoba membuat penonton merasakan apa yang ia rasakan ketika mendengar lagu ini dulu, dan dia berhasil. Penonton terlihat begitu menyimak dan menyukainya.
Setelah selesai bernyanyi, Eva mengungkapkan lagi apa yang ada di pikirannya. Agaknya pertunjukkan malam tadi sekaligus menjadi ajang pengusir rindu yang melekat pada diri Indra dan Eva kepada ayahnya masing-masing.
Di awal pertunjukkan Indra mengungkapkan rasa cintanya kepada ayahnya, giliran di akhir pertunjukkan Eva yang mengatakan cinta untuk ayahnya.
"Saya selalu senang manggung sama ayah. Ini adalah zona nyaman saya. Sebenarnya saya sedih ayah tinggal di Bali, walau cuma satu jam, tapi seperti separuh jiwaku menghilang kalau enggak ada ayah," kata Eva sambil memeluk ayahnya.
Di penghujung acara, Eva kembali bernyanyi. Kali ini ia membawakan lagu karyanya sendiri yang berjudul Reason dan menutup pertunjukkan dengan sempurna.
(sip)