Beyonce Ngebet Garap Film Wanita Berbokong Besar

Rizky Sekar Afrisia | CNN Indonesia
Rabu, 06 Jan 2016 06:31 WIB
Beyonce dikabarkan ingin serius menjadi aktris. Ia mencari jalan dengan menjadikan cerita Saartjie Baartman sebagai film.
Dari panggung, Beyonce ingin mengembangkan sayap ke dunia film. (REUTERS/Andrew Kelly)
Jakarta, CNN Indonesia -- Beyonce memang belum banyak pengalaman di bidang film. Ia hanya pernah terlibat dalam Austin Powers: Goldmember dan drama penyanyi gereja The Fighting Temptations. Sang Ratu Musik alias Queen Bey lebih dikenal sebagai penyanyi bersuara emas.

Namun itu tidak menghalangi sang pelantun Listen untuk berkarya di bidang perfilman. Dilaporkan The Sun dan dikutip dari Telegraph, ia berencana menulis dan membintangi film tentang Saartjie Baartman.

Baartman merupakan perempuan berdarah Afrika yang dikenal berbokong besar. Ia dipamerkan ke seluruh Inggris Raya oleh seorang bernama Hendrik Cezar sekitar tahun 1810 sampai 1814. Belakangan ia dikenal dengan sebutannya, "The Hottentot Venus."

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Itu semua karena tubuh Baartman yang sangat berbeda dengan ras Kaukasia. Ia berbokong besar. Dirinya dipamerkan dengan tujuan membuat orang-orang kulit putih bergairah. Mengutip Telegraph, keputusan Beyonce menggarap film itu cukup lucu jika mengingat tubuhnya sendiri amat berlekuk.

Namun menurut sumber The Sun, "Beyonce sangat ingin dan serius menjadi aktris. Dia sekarang ingin menulis skenario yang bisa menambah respeknya, dan semoga penghargaannya, dari industri perfilman. Dan dia pikir, cerita Saartjie bisa menjadi tiket baginya untuk menuju ke sana."

Cerita Baartman sendiri sesungguhnya jauh dari menyenangkan. Dia punya kesempatan untuk bebas setelah ada tekanan dari pihak yang mendukung penghapusan perbudakan terhadap Cezar. Mereka melawan di pengadilan. Namun impian Baartman lenyap.

Ia memilih mengaku bahwa dirinya bahagia dipamerkan, dan mendapat bagian dari keuntungan yang didapat Cezar. Tidak jelas apakah Baartman benar-benar bahagia atau dipaksa pura-pura bahagia. Yang jelas, ia tak mendapat bayaran atas hidupnya itu.

Baarrtman meninggal sekitar usia 25 tahun pada 1815 karena sebuah penyakit. Tubuhnya kemudian dibedah secara terbuka dan bisa disaksikan publik, oleh Georges Cuvier, ahli sains terkenal. Tubuh Baartman pun kembali dipamerkan di Paris, Perancis.

Bertahun-tahun kemudian, cerita Baartman mendapat perhatian lebih. Banyak buku menulisnya. Pun beberapa analis berupaya mengungkap bagaimana tubuh kulit berwarna, terutama perempuan, bisa didehumanisasi.

Namun di era sekarang, "hiburan" semacam itu kembali muncul. Lihat saja bagaimana dua tahun lalu Kim Kardashian menghebohkan dunia maya dengan foto dirinya di sampul majalah Paper. Bergaun hitam, ia meletakkan gelas di bokong dan menumpahkan sampanye.

Itu mengingatkan pada karikatur Baartman abad ke-19. Namun dalam artikel tentang Kim itu Cleuci de Oliveira menulis, ada bedanya antara memang ingin memamerkan "aset" tubuh dengan menjadi korban seperti Baartman.

Entah perspektif mana yang nanti bakal dipakai Beyonce, yang mendeklarasikan dirinya sebagai feminin. Yang jelas, film tentang Baartman tak bisa dipandang secara sederhana dan digarap sekadar untuk mendapat anggukan dari insan film semata. (rsa/vga)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER