Jakarta, CNN Indonesia -- Berbagai cuplikan lagu, video klip, atau gambar sampul album musik David Bowie bermunculan di Twitter saat para penggemarnya melontarkan ucapan duka cita. Satu dari banyaknya gambar itu memperlihatkan wajah Bowie berwarna-warni.
Gambar ini merupakan salah satu ikon Bowie.
"Saya menyebutnya Mona Lisa of Pop," kata Chris Duffy kepada Daily Record. Chris merupakan putra dari Brian Duffy, atau lebih dikenal sebagai Duffy, sosok yang membuat muka Bowie digambar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gambar terkenal itu adalah bagian depan album ke-enam Bowie,
Aladdin Sane. Chris pernah bertemu dengan Bowie pada 1972, saat sang ayah berjanji memotret Bowie untuk sampul album itu.
Chris masih remaja saat itu. Ia mengetuk pintu rumah Bowie.
Sang musisi sendiri yang menjawabnya. Bowie lantas bertanya, "Siapa kamu?" Saat Chris mengaku sebagai putra Duffy, ia langsung antusias, "Ya Tuhan, ayahmu orang gila!" Gila yang dimaksud Bowie, tentu positif.
"Saat itu dia sedang mengerjakan
Ziggy Stardust dan saya ingat dia dengan rambut merahnya. Ken Scott di meja rekaman dan Mick Ronson mengisi suara untuk
Let's Spend the Night Together," cerita Chris.
Setiap mendengar rekaman Bowie, ingatan Chris langsung melayang ke masa itu.
Chris bangga ayahnya menjadi salah satu pencetak sejarah dalam hidup sang musisi, yang baru meninggal pada usia 69 tahun pada Minggu (10/1) malam. Duffy mengerjakan lima foto sesi Bowie, dengan dada terbuka dan seperti ada kilatan petir di wajahnya.
Sebenarnya, Duffy salah menafsirkan judul yang dimaksud Bowie,
Aladdin Sane menjadi
A Lad Insane. Namun Bowie ternyata menyukai kejanggalan itu. Awalnya, make up artis membuat tato kilatan kecil di wajah Bowie.
Namun bagi Duffy itu "kurang." Ia lantas mengambil lipstik merah dan menarik garis lebih panjang di wajah Bowie. "Warnai bagian dalamnya. Seperti ini yang saya inginkan," kata sang fotografer. Di luar dugaan, Bowie menyukai kilatan besar itu.
Sejak itu ia lantas merasa punya "koneksi" dengan Duffy. Bowie, yang menyukai simbol petir, langsung ikut menyukai Duffy. Ia pemberi ide, dan Duffy selalu punya cara menginterpretasikan itu secara artistik.
Bowie baru saja merilis album ke-25, Blackstar pada Jumat lalu. Tepat pada ulang tahunnya yang ke-69. Dua hari kemudian, ia meninggalkan segala legenda musiknya. Karya-karya Duffy, yang meninggal lebih dulu pada 2010, dipamerkan di Edinburgh.
(yns)