Sutradara 'The Ring' Kembalikan Masa Jaya Pornografi Jepang

Rizky Sekar Afrisia | CNN Indonesia
Senin, 14 Mar 2016 17:05 WIB
Lima sutradara kawakan Jepang, termasuk Hideo Nakata, mengembalikan kejayaan Roman Porno, serial pornografi Jepang yang populer era 1970-1980-an.
Ilustrasi film porno. (CNNIndonesia/Astari Kusumawardhani)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pornografi pernah menjadi bagian dari industri perfilman yang serius di Jepang. Sekitar 1971 sampai 1988, salah satu studio film besar di Jepang, Nikkatsu memproduksi film-film semiporno yang digarap sutradara berbeda-beda. Itu disebut Roman Porno.

Kini, lima sutradara kawakan Jepang akan mengajak masyarakat kembali ke masa jaya pornografi itu. Diberitakan The Hollywood Reporter, masing-masing sutradara akan menggarap satu film dalam rangka peluncuran kembali Roman Porno dari Nikkatsu.

Salah satu dari sutradara kawakan itu Hideo Nakata, yang menggarap film horor fenomenal The Ring. Sebelumnya Nakata sudah pernah berkarya untuk Nikkatsu, yang memiliki lebih dari seribu serial pornografi pada masa kejayaannya dahulu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nakata mengaku punya hubungan dengan Nikkatsu.

"Saya masuk studio film Nikkatsu pada pertengahan 1980-an dan saya mengagumi ratusan film Roman Porno. Mereka bisa sangat romantis, energik, dan artistik," ucapnya kepada The Hollywood Reporter. Ia kini punya misi khusus atas kekagumannya itu.

"Sekarang sudah banyak film porno yang tersedia di internet. Saya ingin membuat 'gelombang baru' Roman Porno yang menyuguhkan gambaran apik secara visual, emosional, dan sensasional kepada penonton modern," Nakata mengungkapkan.

Ia sendiri akan membuat film yang mengusung cerita homoseksual. Sementara sutradara favorit berbagai festival dunia, Sion Sono akan membuat tema seni. Nama lain yang ikut dalam proyek itu adalah  Isao Yukisada penggarap Crying Out Love in the Center of the World, Akihiko Shiota yang membuat film Canary, dan Kazuya Shiraishi penggarap Devil's Path.

Pada masanya, Roman Porno memang dikenal sebagai karya-karya pornografi yang artistik, tidak berlebihan dan terlalu vulgar seperti pornografi masa kini. Menariknya, studio itu turut mengangkat beberapa nama sutradara yang kini menjadi besar.

Beberapa nama yang kariernya melonjak dan berawal dari Roman Porno adalah Yojiro Takita. Ia membuat film yang pernah berhasil memenangi Oscar, Departures. Masayuki Suo, penggarap Shall We Dance? pun berawal dari Roman Porno Nikkatsu.

Dalam membuat film porno di bawah naungan Nikkatsu, para sutradara memang diberi kebebasan kreatif untuk menyuguhkan adegan seks yang artistik. Belakangan, keberadaan Roman Porno dilupakan karena pornografi sudah lebih banyak beredar di internet dan orang punya selera personal.

Film terakhir Roman Porno—yang memakai kata "roman" karena dalam bahasa Perancis dan Latin itu berarti "novel"—yang dirilis oleh Nikkatsu adalah That's Roman Porno: Smile of Goddesses. Kompilasi lebih dari 100 klip itu dikeluarkan pada 11 Juni 1988. (rsa/vga)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER