LAPORAN DARI SINGAPURA

Affandi dan Picasso Bersanding Singapura

Rizky Sekar Afrisia | CNN Indonesia
Senin, 28 Mar 2016 07:40 WIB
Pameran itu sekaligus menjadi kolaborasi internasional pertama yang dikokurasi bersama institusi seni Centre Pompidou.
Lukisan Pablo Picasso Guernica. (Wikimedia Commons/Veggies)
Singapura, CNN Indonesia -- "Suatu hari," pelukis Affandi pernah berkata, "Seorang kolektor seni mendatangi studio saya dan tidak bisa memilih lukisan [yang ingin dia inginkan]." Alasannya, lukisan-lukisan Affandi justru melukai perasaannya.

Jika memposisikan diri sebagai kolektor di masa 1940-an itu dan melihat hasil karya Affandi, pasti akan mengerti. Kala yang lain melukis keindahan--Affandi mendeskripsikannya dengan pemandangan dan perempuan--ia justru mengabadikan penderitaan. Perempuan tua, perampok.

Namun hingga lebih dari seabad kemudian, justru potret penderitaan itulah yang menghipnotis dunia. Nama Affandi melambung, lukisannya dikenal di mana-mana, sejak akhir 1940-an. Itu seiring perjalanannya ke India, di mana ia menghabiskan tahun kreatif, dan Eropa.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sosok yang dikenal karena teknik melukisnya yang unik--memoleskan cat langsung dari tubanya alih-alih menggunakan pensil maupun kuas--itu pun banyak punya julukan. Kebanyakan negara Eropa menyebutnya Grand Maestro.

Ada pula yang menyebut Affandi, setelah mengunjungi museum yang menampung ratusan lukisannya di Yogyakarta, sebagai Pablo Picasso-nya Indonesia.

Affandi dan Picasso hidup dalam masa yang berbeda. Affandi kelahiran 1907, sementara Picasso 1881. Namun Picasso sempat mengilhaminya. Apalagi setelah pameran pelukis Barat pertama digelar di Batavia (Jakarta) sekitar akhir 1930-an.

Kini, nama Affandi dan Picasso akan bersanding dalam sebuah eksibisi yang diselenggarakan National Gallery of Singapore. Bertajuk "Reframing Modernism," pameran itu sekaligus menjadi kolaborasi internasional pertama yang dikokurasi bersama institusi seni terkenal di Paris, Centre Pompidou.

Pameran itu menampilkan pelukis-pelukis Asia Tenggara dan Eropa dari era seni modern. Selain Affandi dan Picasso, beberapa nama yang akan muncul termasuk Latiff Mohidin, Henri Matisse, Vassily Kandinsky, Le Pho, H.R. Ocampo, Georgette Chen, dan masih banyak lagi.

National Gallery of Singapore selama ini dikenal sebagai galeri terbesar yang menampung koleksi seni dari Asia Tenggara. Galeri itu bahkan punya ruang koleksi khusus untuk pelukis dari Indonesia, dan Bali dan banyak menjadi inspirasi pelukis dunia. Kerja sama dengan Centre Pompidou telah dijalin sejak pertengahan 2015 di Paris.

Dimulai hari ini, Senin (28/3) National Galleri of Singapore akan memamerkan lebih dari 200 lukisan seni modern. Karya-karya itu telah melalui kurasi Horikawa Lisa dan Phoebe Scott dari National Gallery of Singapore serta Catherine David dan Nicolas-Liucci-Goutnikov dari Centre Pompidou Paris.

Namun pameran baru dibuka untuk publik pada Kamis (31/3).

Sebelumnya, National Gallery of Singapore memamerkan sekitar 400 karya seni Asia Tenggara bertajuk "Between Declarations and Dream," namanya diambil dari salah satu karya Chairil Anwar. Karya masterpiece dipajang di sana. Galeri juga punya lukisan Raden Saleh.

Tahun ini, galeri itu juga akan berkolaborasi dengan Tate Britain untuk menggelar pameran lukisan bertajuk "Artist and Empire." (sil)
TOPIK TERKAIT
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER