Perang Bintang di Bass Heroes 2

Silvia Galikano | CNN Indonesia
Sabtu, 02 Apr 2016 21:45 WIB
Alat musik yang secara normal memiliki empat senar rupanya mempunyai penggemar fanatik tersendiri.
Band Kotak. (ANTARA FOTO/Teresia )
Jakarta, CNN Indonesia -- "Sejatinya pahlawan haruslah menginspirasi, memotivasi, dan menularkan semangat, itulah yang saya maknai dari kata heroes dalam konsep Bass Heroes 2 ini."

Kalimat itu diucapkan Thomas Ramdhan, lebih dikenal dengan Thomas Gigi.

Pembetot bas dari personel Band Gigi ini adalah pencetus ide dari album kompilasi "master" bas di Indonesia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Album pertama kompilasi itu diluncurkan pada 10 tahun silam. Setelah satu dekade, barulah album kedua kompilasi basis terbaik Indonesia ini muncul kembali.

Peluncuran album Bass Heroes diselenggarakan di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Selasa (29/3).

Seperti diberitakan Antara, latar belakang warna merah tersaji dalam poster-poster yang menghiasi lingkungan Teater Jakarta sesuai dengan sampul album CD "Bass Heroes 2".

Alat musik yang secara normal memiliki empat senar ini rupanya mempunyai penggemar fanatik tersendiri, terbukti dengan banyaknya penonton yang memakai baju bersimbolkan para perwakilan pemain Bass Heroes ataupun band yang menaunginya.

Riuhnya penonton semakin menjadi ketika tirai yang menutupi ruang bergaya arsitektur Eropa klasik tersebut mulai terbuka perlahan. Tiba-tiba muncul seorang pemain bass memainkan bas berjenis "freetless" dengan tudung di kepala dan suasana lampu masih sengaja digelapkan untuk memberi kesan misterius.

Disusul kemudian tiga bassis memainkan lagu instrumental pertama. Mereka adalah Swara Wimayoga atau Wima J-Rock, Arya Setyadi, dan Fajar Adi Nugroho. Gebukan drum dari Echa Soemantri terdengar bersinergi dengan tiga instrumen bersuara rendah tersebut.

Perlu tata suara khusus untuk memainkan komposisi band dengan bas lebih dari satu karena umumnya sebuah komposisi musik memiliki hanya satu pemain bas.

Namun, kali ini tata suara sukses untuk lebih dari satu bas karena didukung dengan tatanan ruang Teater Jakarta yang memiliki ruang akustik yang bagus, atau tidak memantul dan mampu meredam "noise".

Selain dari kemampuan soundman yang mumpuni, pemain juga memilih efek bas yang berbeda untuk memberikan kesan ramai namun tidak berisik dan memberikan kesan khas pada karakter bas masing-masing.

Wima yang lincah jarinya dengan teknik "picking" ala Japan Rock menggunakan efek elektrik agar suara tinggi seperti lead gitar, kemudian Arya bassis dari band Voodoo memainkan skala melodi lebih natural untuk mengimbangi "sound middle"-nya, sedangkan Fajar menjaga ritme memainkan nada dasar dentuman bas.

Menyusul lagu usai, tiga Srikandi bass Indonesia mulai memanaskan panggung. Mereka adalah Nissa Hamzah (bassis Omelete), Wanda Omar bassis muda, dan Icez mantan bassis grup Band Kotak.

Mereka memainkan instrumental berjudul "Tiga Dara" ciptaan Nissa yang tampak anggun dengan gaun hitam dan tetap feminim dengan sepatu "highheels"-nya.

Penampilan selanjutnya, giliran bassis senior Indro Hardjodikoro, pembetot bas yang sering tampil dengan Tohpati dan Erwin Gutawa ini lebih komunikatif dengan lelucon ringannya. "Lagu apa, ya, yang akan kita mainkan?" tanyanya kepada Echa Soemantri. "Oh Get Closer sajalah," jawabnya sendiri.

Namun, Echa bertanya, "Itu lagunya yang bagaimana?"

"Yang begini dem deem dem de de de dem dem dem," jawab Indro bersenandung menirukan nada lagu "Get Closer".

"Gimana saya bisa menjelaskan kalau lagunya tidak ada liriknya cuma instrumental kan," tambah Indro yang diiringi dengan riuh tawa penonton.

Mulailah Indro dengan pemanasan lagu memakai teknik slap bass yang terdengar cukup mahir karena memainkan skala nada bas dengan rapi.

Setelah Indro, muncul bassis "botak" asal Madura, Adi Darmawan. Dengan mengenakan sarung, Adi memulai dari olah vokal suara bercengkok etnik. Cengkok tinggi suara Adi diiringi dengan nada basnya terdengar nuansa etnik dengan ambience mistik.

Ternyata cengkok melengking vokalnya didapat dari pengalamannya memainkan lagu dangdut. Disusul kemudian bassis Voodo, Arya Setyadi, pengajar musik ini dikenal dengan tehnik typing pada bassnya, atau memainkan senar bas dengan cara ditekan pada "freetboard"-nya dengan kedua tangan, termasuk tangan kanan yang seharusnya memetik senar (Apoyando).

Berbeda dengan personel lain yang lazimnya bermain bas diiringi instrumen lain minimal drum, Arya mahir memainkan bas tanpa iringan ketukan drum. Teknik ini juga dipakai pada lagu instrumental Arya pada Bass Heroes jilid pertama yang berjudul "She’s Mine", dan dia terapkan lagi pada Bass Heroes jilid 2 ini.

Yang menarik dari pentas bassis terbaik se-Indonesia ini adalah kemunculan anggota Bass Heroes terbaru,  Samuel Song. Dia anggota termuda, masih berumur 17 tahun, namun memiliki kemampuan bermain bass yang di atas rata-rata.

Samuel Song bermain tidak diiringi oleh Echa. Namun, dengan set drum lebih kecil yang ditabuh oleh adiknya sendiri Josafat Song (14 tahun) dan iringan gitar juga oleh adiknya Samuel Song, yaitu Abraham Song (12 tahun). Mereka bersaudara, dan tergabung dalam kelompok musik Three Song dengan membawakan lagu "My Little Bee".

Sementara itu, permainan emosional ditunjukkan Shadu Rasjidi (Shadu Rasjidi Band, aliran jazz), yang sempat membanting basnya dengan keras ke lantai panggung. Kemudian, dia pun mengeluhkan tingkahnya sendiri, "Waduh jadi fals suara basku."

Penampilan solo terakhir adalah Fajar Adi Nugroho, pemain bas di grup Band Gugun Blues Shelter (GBS) sebagai pengganti Jono. Dia banyak memainkan instrumen dengan sentuhan bas memakai teknik "Slap and Hammer" atau memukul senar bas dengan ibu jari, diiringi penampilan atraktif dari Echa Soemantri dengan ketukan blues sembari melakukan "tricking stick".

Perang bintang "bass session" tersebut ditutup dengan kolaborasi seluruh personel "Bass Heroes 2". Tampak pula hadir Chua (bassis Kotak) dan Bowie (Drumer Gugun Blues Shelter) di deretan penonton yang berteriak menyemangati rekan-rekan musisinya.

Secara keseluruhan "Bass Heroes 2" diisi oleh 15 pemain bass session dengan mayoritas lagu instrumental. Mereka adalah Samuel Song (Three Song), Bongky Marcel (Ex-Slank B.I.P.), Indro Hardjodikoro (The Fingers), Shadu Rasjidi (SRB), A.S. Mates (bass session JavaJazz), Wanda Omar (Jabal Rootz), Adi Darmawan (Ligro Band), Yance Manusama (bass legend section), Nissa Hamzah (Omellete Band), Swara Wimayoga (J-rock), Thomas Ramdhan (Gigi), Icez (Triad Band Ahmad Dhani), Barry Likumahuwa (B.L.P.), Fajar Adi Nugroho (Gugun Blues Shelter), dan Arya Setyadi (Voodoo).

(sil)
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL
TERKAIT
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER