Jakarta, CNN Indonesia -- David Duchovny dikenal sebagai aktor yang membintangi
The X-Files (termasuk reboot-nya tahun ini) sebagai Agen FBI Fox Mulder. Dia juga memerankan novelis tak bermoral Hank Moody di
Californication yang tayang di Showtime serta sebagai polisi retro di drama berlatar belakang 1960-an,
Aquarius, di NBC.
Tak banyak yang tahu, bahwa tahun lalu, novel pertamanya,
Holy Cow, mendapat kritik tajam.
Dan tahun ini, Duchovny telah menyelesaikan novel kedua yang menggelikan sekaligus sangat menyentuh, sebuah ritus komedi perjalanan tragis berlatar belakang New York City 1978, beberapa bulan menjelang final paling legendaris Major League Baseball.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Novel berjudul
Bucky (Expletive) Dent itu bercerita tentang Ted Fullilove, pemabuk berusia 30-an tahun, penggemar Grateful Dead, lulusan Ivy League, dan tinggal di kawasan kumuh Bronx. Dia mengendarai Toyota Corolla hijau, belum pernah berhubungan seks sejak kuliah, dan menjual kacang di Yankee Stadium untuk membayar sewa. Penggemar mengenalnya sebagai “Mr. Peanut.”
Ted lebih menganggap dirinya eksentrik yang kurang prestasi ketimbang seorang pecundang. Tentang passion-nya, dia sedang berjuang menulis “novel terhebat Amerika” walau kebanyakan dia hanya berjuang.
Semua itu berubah pada suatu malam ketika seorang perawat menelepon mengatakan ayah Ted yang sudah lama dia tinggalkan, Marty, sedang sekarat akibat kanker paru-paru dan kesempatan hidupnya tinggal beberapa bulan. Ted belum berbicara pada ayahnya dan belum pernah kembali ke rumah masa kecilnya di Brooklyn tempat Marty tinggal selama bertahun-tahun.
Di rumah sakit, Ted bertemu Mariana, perempuan cantik Puerto Rico yang jadi konselor duka cita. Ted dan Marty melanjutkan hubungan beracun mereka. Ada adegan bagus ketika Marty menunjukkan tanda-tanda ingin memperbaiki hubungan dengan ayahnya, tapi dengan cara sinis, keras kepala, dan lewat kata-kata kotor. Demikian pula Ted.
Duchovny dengan lihai mengubah plot seputar final fantasy Marty. Marty yakin ibunya hamil dirinya ketika Sox memenangi World Series pada 1918. Pada tahun yang sama, Sox menjual Babe Ruth ke Yanks, terjadilah “The Curse of the Bambino,” hingga gagal memenangi Series berikutnya.
Kini, dengan Sox berada di deret utama Klasemen Liga Amerika, Marty yakin dia tak akan mati hingga Sox menang kembali.
Ketika Ted pindah ke rumah Brooklyn untuk merawat Marty (dan bertemu Mariana lagi), tersajilah sebuah kisah pedih sekaligus kuat tentang rekonsiliasi bapak dan anak serta. Sementara atmosfernya berat dengan aura kematian dan sekarat, dosa dan pengampunan, keluarga dan peran bapak, cinta dan seks, namun narasi menarik Duchovny serta dialog cerdas membuat novel ini terasa ringan.
Ada tawa dan air mata dalam
Bucky (Expletive) Dent yang membuat Anda ingin segera menemui ayah dan berbincang ringan seperti dahulu.
(sil)