Jakarta, CNN Indonesia -- Siapa pun yang mengenal sineas Ria Irawan tentu memahami gaya bicaranya yang lugas, bernas dan blakblakan. Termasuk ketika ditanya CNNIndonesia.com tentang pahlawan nasional R.A. Kartini, baru-baru ini.
“Aku enggak suka Kartini,” ia menegaskan. “Sebagai perempuan Minangkabau, aku enggak suka
nge-fans sama Kartini. Di luar tulisannya, surat-suratnya bagus, enggak ada yang perlu aku bilang 'hebat' dari seorang Kartini.”
Dengan nada canda, Ria juga menyindir sebagian perempuan yang bersedia dipoligami. “Aku lebih memilih poli [voli] pantai. Hahaha.” Lebih jauh, Ria mengaku lebih menghargai orang yang feminis, ketimbang yang mengagungkan emansipasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Aku radikal banget, feminis. Aku kurang setuju emansipasi. Aku lebih baik menyebutnya kesetaraan gender daripada emansipasi—minta persamaan hak,” kata putri pasangan aktor Bambang Irawan dan Ade Irawan, juga saudari aktris Dewi Irawan.
Dibanding perempuan feminis, Ria lebih cenderung berpihak kepada pria feminis. Karya-karya sineas pria yang feminis membuat pemilik nama asli Chandra Ariati Dewi Irawan ini lebih kagum, daripada sineas perempuan.
Kebetulan, diakui Ria, dirinya diberkahi kemampuan untuk menangkap pesan dalam karya pria feminis. Ia antara lain mengagumi karya Slamet Rahardjo yang feminis, juga senang berbincang dengan sang aktor merangkap sineas.
Di mata Ria, daripada perempuan “meributkan” soal emansipasi, lebih baik mengasah kepedulian terhadap sesama perempuan. Ia lebih senang bila perempuan menghargai dan memperhatikan kesehatan dirinya, terutama alat reproduksi.
Saat disinggung soal sosok perempuan pahlawan, Ria menyebut ibu kandungnya, Ade. “Aku lihat ibuku
single fighter sejak 1979 mengurus lima anak yatim, sementara dia sendiri yatim piatu,” katanya dengan nada bangga.
Ria yang tomboi mengaku tak terlalu “ribet” urusan dandan. Penyuka gaya
eighties dan
vintage ini tak enggan semisal memakai topi “asimetris.” Ia juga tak gemar bercermin. Ia berkilah, “Untuk menghindari [perilaku]
exhibitionist atau gila cermin.”
(vga/vga)