Catatan: Artikel ini merupakan opini pribadi penulis dan tidak mencerminkan pandangan Redaksi CNNIndonesia.com
Singapura, CNN Indonesia -- Singapura kala petang. Jam belum juga menunjukkan tepat pukul lima. Namun radius lima meter dari Skating Rink Marina Bay Sands, manusia sudah menyemut. Padahal acara di arena tersebut, menurut jadwal, baru akan dimulai pukul enam atau tujuh.
Pengantre yang kebanyakan bocah dan remaja itu bahkan sudah ada yang “berbaris” sejak pagi. Mereka tak keberatan berdiri lama demi menyaksikan tim Captain America—Chris Evans, Anthony Mackie, Sebastian Stan, dan sutradara Joe Russo—yang berkunjung untuk promosi film terbaru mereka,
Captain America: Civil War.Sore itu, Chris dan rekan-rekannya menyempatkan diri berjalan di atas karpet biru—diganti sesuai warna khas sang Captain—dan menyapa penggemar secara langsung maupun dari atas panggung.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perang cosplay mengawali acara pada Kamis (21/4) itu.
Setelah kompetisi ini usai, berbagai gimmick ditampilkan sembari menunggu rombongan Team Cap memasuki karpet biru. Hadiah-hadiah dibagikan. Penggemar-penggemar berkostum atau poster nyentrik disapa pembawa acara. Saat itu, penonton sudah makin membeludak. Seluruh lantai mal The Shop dipenuhi kepala yang terjulur antusias ingin melihat Team Cap.
Sekitar pukul tujuh malam, kehebohan mendadak riuh terdengar dari penonton di bagian belakang.
Mackie, sang Falcon, rupanya mulai berjalan di atas karpet biru. Ia menyempatkan diri berfoto
selfie dengan penggemar dan menandatangani poster-poster mereka.
Di belakangnya, Sebastian Stan, sang Winter Soldier, menyusul. Gaya
cool-nya tetap tampak. Meski begitu, Sebastian terus mengumbar senyum dan wajah ramah pada mereka yang meminta foto dan tanda tangan. Tak lama Joe pun bergabung.
Keriuhan itu terjadi sekitar 10 menit, sampai semua sadar Chris belum juga muncul.
Saat akhirnya sang Kapten berjalan didampingi para
bodyguard-nya, keriuhan semakin menggila. Saya sendiri kebetulan mendapat "
hot spot" persis di depan panggung. Terdepan.
Jantung saya berdegup makin kencang saat rombongan Chris hampir mencapai panggung. Kamera siap untuk
selfie. Begitu pula teman-teman di samping saya. Siapa pun yang punya kesempatan menggapai Chris, harus mau ponselnya dipakai
selfie beramai-ramai.
Tapi ternyata Chris melewati begitu saja banyak penggemarnya yang minta
selfie. Sesekali ia mau tanda tangan poster, tapi
bodyguard menggiringnya terus berjalan dan langsung naik ke atas panggung dibantu Anthony. Chris bahkan tidak sempat melewati saya.
Saya sudah bersiap untuk kecewa saat mendadak salah satu penjaganya mendekat. "Siapa namamu?" ia bertanya. Kami sempat bertatap mata sebelumnya, saat ia memastikan area yang akan didatangi Chris di sekitar panggung aman. Saya senyum, ia mengangguk takzim dan memberi kode mata. Tak saya sangka ia datang lagi, bersama Chris.
"Jangan kaget ya, nanti sutradara akan tarik kamu ke atas panggung," ujarnya.
Karuan saya
shock. Antara senang, tapi juga khawatir akan apa yang terjadi. Bagaimana kalau saya ditanya macam-macam dan tidak bisa jawab di atas panggung? Bagaimana kalau saya mempermalukan diri sendiri, dan Indonesia? Apa yang harus saya katakan di hadapan ratusan orang penonton?
"Sudah tenang saja, ini bakal menyenangkan. Kamu akan baik-baik saja," kata si
bodyguard menenangkan.
Dan waktu yang dinanti pun tibalah. Semua tim sudah berkumpul di atas panggung saat mendadak Joe berkata, "Sebelumnya, kami akan menarik salah satu penggemar ke atas panggung untuk berfoto dengan kami semua." Ia pun ke arah saya didampingi si
bodyguard.
Saya ditarik melewati pagar pembatas setinggi dada. Di atas panggung, tak ada yang bisa saya katakan saat Chris melebarkan kedua tangannya menyambut, selain, "
Oh my God, I love you so much!" Saya memang penggemar sang Kapten, percaya atau tidak. Saya berjuang sangat keras untuk mendapat kesempatan mewawancarainya sejak lama.
Dan Dewi Fortuna seperti sedang berpihak malam itu. Bukan hanya mendapat pelukan Captain America, saya juga memeluk Falcon, Winter Soldier, dan tentu saja sang sutradara. Kami lalu berfoto bersama beberapa kali.
Saat saya hendak kembali ke posisi berdiri, Chris kembali mendekat. "Beri saya pelukan lagi. Saya butuh pelukan lagi," ujarnya. Tentu saya, tidak menyia-nyiakan kesempatan langka itu.
(rsa/yns)