Bayu Risa dan Pilihan Musik yang Membahagiakan

Ardita Mustafa | CNN Indonesia
Rabu, 25 Mei 2016 16:00 WIB
Bersama Sony Music Indonesia dan Sinjitos, pria berjenis suara falsetto ini merilis single berjudul 'Ku Ada Untukmu' pada Rabu (25/5).
Bayu Risa saat berkunjung ke kantor CNNIndonesia.com. (CNN Indonesia/M Andika Putra)
Jakarta, CNN Indonesia -- Jarang ada penyanyi pria yang berani bereksperimen dalam industri musik Indonesia. Alasan ini membuat perusahaan rekaman Sony Music Indonesia memutuskan untuk berkerjasama dengan Sinjitos Record dalam rangka mengorbitkan Bayu Risa.

Bersama Sony Music Indonesia dan Sinjitos, pria berjenis suara falsetto ini merilis single berjudul Ku Ada Untukmu pada Rabu (25/5).

CNNIndonesia.com mendapat kesempatan untuk menayangkan video musik garapan kreatif sutradara Narya Abhimata ini secara perdana.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bayu menulis liriknya, sementara Joseph Saryuf memproduseri lagu bernuansa soul dan R&B ala Motown [Lionel Richie dan Stevie Wonder] ini.

Bagi yang belum tahu, Joseph alias Iyub ialah personel band Santa Monica sekaligus pemilik Sinjitos Record.

Single ini juga merupakan kerjasama perdana antara Sony Music Indonesia dan Sinjitos. Kesuksesan kelompok vokal Gamaliel, Audrey dan Cantika, menjadi latar belakang perusahaan rekaman besar itu untuk menggaet Bayu.

Meniti karier (lagi)

Di tengah kesibukannya promosi single baru, Bayu menyempatkan diri untuk datang ke kantor CNNIndonesia.com pada Senin (23/5). Pria berusia 32 tahun ini mengaku sangat bersyukur telah dipercaya Sony Music Indonesia untuk merilis karya.

"Iyub yang pertama kali memberi materi lagu saya ke pihak Sony. Jujur saja, saya merasa terkejut setelah diberitahu tentang kerjasama ini," kata Bayu sambil tersenyum.

"Tapi saya tidak merasa gentar. Kesempatan ini malah membuat saya termotivasi untuk membuat musik yang lebih bagus," lanjutnya.

Ini bukan kali pertama Bayu merilis karya. Sebelumnya bersolo karier, ia sempat bergabung dengan kelompok musik Pasto di bawah manajemen Glenn Fredly pada 2006.

Setelah satu album dan manajemen Pasto pindah ke Maia Estianty, Bayu lalu mengundurkan diri, dengan alasan perbedaan konsep kreatifitas.

Saat menyandang status mantan personel Pasto, Bayu tidak berhenti bermusik. Ia tetap menulis musik dan menawarkannya ke perusahaan rekaman.

Sayangnya, belum ada perusahaan yang memiliki kesamaan konsep kreatifitas dengannya, hingga akhirnya Bayu diajak Iyub bergabung dengan Sinjitos Record pada 2010. Bersama Sinjitos Record, Bayu telah merilis album Rise and Start Again (2010) dan Changes (2014).

Bagi Bayu, tidak ada perubahan berarti selepas dari Pasto ke solo karier.

"Perbedaannya, kalau bersama kelompok vokal, honornya dibagi ke banyak orang, beda dengan solo karier," ujar Bayu sambil tertawa.

"Mungkin saya orangnya sederhana ya, kalau nyanyi ya nyanyi aja. Mau sendiri atau ramai-ramai. Tapi enaknya kelompok vokal itu kalau ada satu yang salah, yang lain bisa membantu menutupi," lanjutnya.

Bayu Risa. (CNN Indonesia/M Andika Putra)
Lagu yang disimpan lima tahun

Sejak masih bersama Pasto, Bayu sudah menulis lirik lagu sendiri. Tidak harus menunggu bersedih, ia justru mendapatkan banyak inspirasi jika sedang bersenang hati.

"Saya senang membuat lagu yang membuat orang bahagia. Oleh karena itu, banyak lagu-lagu saya yang bertempo enerjik," ujar Bayu.

"Tanpa bermaksud menyinggung siapapun, lagipula sudah banyak lagu balada di Indonesia. Kalau saya membuat lagu yang sama, apakah saya jadi berbeda dengan mereka?" lanjutnya.

Pria yang gemar mendengarkan lagu-lagu karya Marvin Gaye, Prince, Cocteau Twins, The Kills hingga LCD Soundsystem ini juga merasa terbantu dengan kerjasamanya bersama Iyub.

Dikatakan pria yang gemar berjalan kaki [belum lama ini ia mengaku baru saja berjalan kaki dari Cinere ke Mall Taman Anggrek] ini, Iyub merupakan rekan kerja yang berhasil "menyelamatkannya" dari nikmatnya panggung off-air.

Setelah merilis album Changes, Bayu memang sempat tak merilis karya selama dua tahun sampai tahun ini.

"Dua tahun mengambil pekerjaan panggung off-air membuat saya lalu tersadar untuk kembali membuat sesuatu. Mencari uang memang penting, tapi jangan sampai terjebak di zona nyaman," kata Bayu.

Ketika menggubah lagu, Bayu terkadang menyiapkan liriknya terlebih dahulu, baru Iyub menyusun aransemen musiknya. Namun, situasi itu kadang berubah, sesuai suasana hati keduanya.

Kondisi ini memang cukup aneh, karena biasanya produser memberi tenggat waktu kepada penyanyinya untuk menyelesaikan karya. Lagu Ku Ada Untukmu merupakan salah satu hasil keputusan yang "aneh" antara Bayu dan Iyub.

"Lagu ini sudah digubah sejak lima tahun yang lalu. Saat itu kami berpikir untuk menyimpan lagu ini, untuk melihat dulu tren pasar industri musik Indonesia. Setelah dirasa cocok, baru kami rilis," ujar Bayu.

"Hanya sedikit perubahan pada lagu ini, kami menambahinya dengan bebunyian instrumen agar terdengar lebih modern. Cukup visioner memang si Iyub itu," lanjutnya.

Ketagihan kolaborasi

Selain lagu Ku Ada Untukmu, sampai saat ini Bayu telah memiliki lima lagu. Masih kurang lima lagu lagi untuk disusun dalam album ke-tiganya yang rencananya akan dirilis pada akhir tahun ini.

Di album Rise and Start Again dan Changes, ia banyak berkolaborasi dengan sejumlah musisi, mulai dari rapper Iwa K hingga DJ Dipha Barus.

Pria berbintang Libra ini memang mengaku sangat suka berkolaborasi. Tak hanya musiknya yang menjadi lebih kaya, ia pun mengaku sangat suka menjalani proses bertukar pikiran dengan sesama musisi.

"Saya sangat terbuka dengan ajakan kolaborasi. Tapi saya harus menunda keinginan itu, karena diminta untuk lebih menunjukkan siapa diri saya di album ke-tiga nanti," kata Bayu.

Bayu Risa. (CNN Indonesia/M Andika Putra)
Berguru dari kaset dan piringan hitam

Memilih jenis musik yang "tidak biasa" tak membuat Bayu gentar. Ia juga tidak berkecil hati ketika banyak orang yang menganggapnya meniru konsep bermusik musisi luar negeri. 

Baginya, apa yang dilakukannya tulus dan jujur, untuk menyalurkan bakat dan mengibur orang banyak.

Masalah penolakan, ia mengaku sudah terbiasa, sejak menunjukkan bakatnya di hadapan Oma dan Opa-nya semasa kecil.

Cerita singkat mengenai kehidupan Bayu terlontar ketika ditanya siapa orang yang pertama kali memberitahu kalau dirinya berbakat. Menjawab pertanyaan itu, ia sempat kebingungan, karena merasa bahkan Opa-nya pun mengkritik cara bernyanyinya.

"Sampai menutup mata, Opa tidak pernah memuji saya. Ia malah berkata kalau suara saya aneh," kata Bayu sambil tertawa.

"Tapi saya tahu, kalau mereka mendukung keputusan saya sampai kapan pun," lanjutnya.

Mahir bernyanyi merupakan salah satu warisan yang didapat Bayu dari keluarganya.

Salah satu tante-nya ada yang mengembangkan karier sampai ke Belanda. Opa-nya juga merupakan pemetik bass dalam sebuah band yang kerap manggung di Hotel Indonesia pada masa silam.

Namun, tidak ada seorang pun yang mengajari Bayu cara bernyanyi. Ia mengaku nekat melakukan itu awalnya karena penasaran, mengapa tak pernah terpilih sebagai anggota paduan suara semasa Sekolah Dasar.

Dengan terus mendengarkan lagu-lagu melalui kaset dan piringan hitam, akhirnya Bayu mengerti bagaimana cara bernyanyi.

"Saya penasaran, mengapa saya saya tidak pernah terpilih masuk paduan suara. Akhirnya saya terus mendengarkan lagu-lagu, tidak meniru suara ya, tapi mencoba mengerti bagaimana mengolah suara," ujar Bayu.

"Hasilnya, saya bisa diajak masuk paduan suara. Dari anggota biasa, sampai menjadi penyanyi utama! Beberapa kali, saya sempat mengikuti lomba paduan suara di luar negeri," lanjutnya sambil tertawa.

Promosi berdikari

Sudah berhasil masuk paduan suara, sempat bergabung dengan Pasto dan kini digaet oleh Sony Music Indonesia tidak membuat Bayu besar kepala. Baginya, ia tetap harus mandiri dalam hal promosi.

Jadi, jika ada yang menganggap dirinya musisi side-stream yang beralih ke mainstream, anggapan itu dirasa kurang tepat.

"Di zaman sekarang, apalagi di Indonesia, rasanya tidak penting lagi anggapan musisi side-stream atau mainstream. Karena semua harus bergerak bersama, demi memajukan industri," ujar Bayu.

"Lagipula tidak ada yang bisa disalahkan dari sistem pemasaran side-stream dan mainstrem. Keduanya bisa saling menginspirasi," lanjutnya menutup pembicaraan.

[Gambas:Youtube]

(ard/ard)
TOPIK TERKAIT
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER