Kumandang Terakhir Amjad Sabri Sebelum Tewas Tertembak

Andika Putra | CNN Indonesia
Kamis, 23 Jun 2016 15:19 WIB
Sang penyanyi asal Pakistan menjadi korban aksi penembakan di Liaquatabad, Karachi, yang berjarak dekat dari kediamannya, pada Rabu malam (22/6).
Ilustrasi penembakan (Fuse)
Jakarta, CNN Indonesia -- “Main qabr andheri mein, ghabraunga jab tanha; Imdaad meri karne, aa jaana Rasool Allah (Ketika saya bergidik di makam nan gelap, mohon jadi lah sang pelindung, oh Rasul terkasih).”

Begitu lah sepenggal lirik naat (ode kepada junjungan Nabi) karya Owais Raza Qadri yang dilantukan penyanyi (qawwali) asal Pakistan, Amjad Sabri, saat mengisi sebuah acara Ramadan di saluran khusus SAMAA, pada Rabu pagi (22/6).

Pada malam harinya, Amjad ditembak orang yang diduga anggota kelompok Taliban Pakistan di Liaquatabad, Karachi, yang berjarak dekat dari kediamannya, juga tak jauh dari underpass yang diberi nama sama dengan ayahnya, Ghulam Farid Sabri.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Orang itu memberondong peluru ke arah mobil yang ditumpangi sang pria berusia 45 tahun dan beberapa orang lain. Menurut polisi setempat, lima peluru bersarang di tubuh Amjad, sementara penumpang lain terluka parah, tapi nyawa mereka masih tertolong.

Mengutip NME, serangan terhadap Amjad bukan kali pertama pernah dilakukan oleh Taliban Pakistan. Sebelumnya kelompok ini juga pernah menyerang pengikut ajaran tasawuf lain yang menyebut nama Nabi Muhammad dalam lagu, dan dianggap hujatan.

Amjad termasuk generasi baru pelantun qawwali yang populer. Sama seperti ayahnya, aksi Amjad saat melantunkan lagu selalu disertai drama. Namanya sempat terkait kontroversi, pada 2014, gara-gara melantunkan qawwali dan menyebut sosok religius.

Selama ini, Amjad membuat musik yang digunakan untuk pengikut ajaran tasawuf. Ajaran itu dikenal memiliki toleransi agama dan mempelajari kegiatan-kegiatan mistis. Namun tak semua golongan bisa menerima ajaran itu, termasuk Taliban Pakistan.

Kematian Amjad tentu saja membuat ranah musik berduka. Sahabat dan rekannya sesama musisi, Javed Bashir, mengenang mendiang Amjad. “Saya tidak bisa melupakan seruannya kala menyebut nama Allah,” katanya, dikutip Indian Express.

Javed sangat menyesalkan aksi keji terhadap penyanyi qawwali. Ia berpendapat, “Para qawwali adalah para sufi, dan anda tidak [perlu] membunuh seorang sufi. Ini merupakan aksi teror terhadap seniman yang ramah dan fantastik.”

Sekalipun tragedi Amjad mungkin berlatar personal, Javed tetap menentang keras aksi pembunuhan terhadap musik nonIslam. “Mereka telah membunuh gagasan kemanusiaan. Para seniman hanya menginginkan kedamaian,” kata Javed.

“Tidak bisa digambarkan dengan kata-kata. Hal ini sangat menyedihkan, mengacaukan perasaan dan tidak dapat diterima [apalagi] setelah ia mengajukan perlindungan untuk dirinya," tulis aktor Bollywood, Ali Zafar, via akun Twitter.

Ucapan belasungkawa juga disampaikan sutradara Mubasher Lucman. Baginya, kematian Amjad sungguh menggejutkan banyak orang. Sementara menurut pebisnis hiburan Rakesh Gupta, “Sepeninggal Amjad, sosoknya bakal sangat dirindukan.”

Kepergian Amjad pun disesali Ghulam Sabir Nizami, musisi asal Delhi. Menurutnya, sang penyanyi yang pernah tampil di India sekitar setahun lalu di Pakistan High Commission itu tak akan terganti.  “Tak akan pernah ada Amjad Sabri yang lain.”

(vga/vga)
TOPIK TERKAIT
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER