Joko Anwar Serahkan Demit 'Halfworlds' ke Sutradara Lain
Munaya Nasiri | CNN Indonesia
Sabtu, 25 Jun 2016 09:00 WIB
Jakarta, CNN Indonesia -- Ketika demit-demit dengan nama khas Indonesia 'berkeliaran' sampai puluhan negara karena ditayangkan di HBO Asia, Joko Anwar lah 'biang keladinya.' Joko ditunjuk HBO Asia menyutradarai serial populer itu.
Hanya delapan episode, memang. Namun Joko sudah membawa nama Indonesia ke ranah yang lebih luas. Penonton serial itu puluhan negara di Asia. Bintang-bintangnya kolaborasi Indonesia, Malaysia, dan lainnya.
Halfworlds, serial orisinal HBO Asia di tangan Joko, rupanya cukup diminati. Terbukti kisah yang diangkat dari cerita-cerita mistis Indonesia itu akan diproduksi kelanjutannya.
Joko pun mengakui, serial yang pertama tayang 29 November 2015 itu "nomor satu rating di beberapa negara, salah satunya Indonesia." Tak heran jika ia kembali diminta menyutradarai serial yang dibintangi Reza Rahadian, Arifin Putra, Tara Basro, Ario Bayu, Adinia Wirasti, dan banyak artis lain itu.
Itu akan menjadi serial orisinal HBO Asia pertama yang diproduksi kelanjutannya.
Namun kali ini Joko tidak ikut campur. Serial itu diserahkan ke tangan sutradara asal Thailand, Ekachai Uekrongtham. Ceritanya pun jadi merambah ke jalanan Bangkok, Thailand.
Kepada CNNIndonesia.com di kantornya baru-baru ini Joko mengaku, ia sebenarnya ditawari menggarap Halfworlds musim ke-dua. Namun sutradara Janji Joni itu menolak.
"Saya memang enggak bisa ambil karena mau syuting. Memang dari awal sudah bilang, kita cuma mau satu season. Dari awal mereka bilang, 'Do you want to do second season?' Enggak bisa," ujar sang sutradara asal Medan.
Meski begitu, Joko tetap mengikuti perkembangan Halfworlds, karena hubungannya dengan HBO Asia masih dekat. Joko tahu Halfworlds musim ke-dua sudah mulai syuting.
Ia tidak keberatan Halfworlds diserahkan ke tangan sutradara lain. Karena di dalam kepala Joko, yang ikut merancang cerita dan karakter-karakter Halfworlds, serial itu bisa saja dilanjutkan di lokasi lain.
"Ada di Indonesia, ada di Thailand, ada juga di negara lain lagi. Jadi apa yang sedang terjadi di Indonesia dan Thailand [masing-masing dibuat cerita], nanti ujungnya satu," katanya.
Sejak Halfworlds musim pertama, Joko merupakan sutradara sekaligus penulis naskah. "Itu [cerita] legenda Indonesia. Nama-nama [pemain] bahkan diambil dari nama teman di kantor sini. Kalau nama demitnya dari legenda Indonesia," tuturnya.
Keengganan Joko memproduksi Halfworlds musim ke-dua bukan karena selama ini ia lebih dikenal menyutradarai film panjang ketimbang serial televisi. Joko mengaku, tidak ada kesulitan dan perbedaan yang signifikan.
Ia bahkan senang bisa menyutradrai sebuah serial. Terlebih lagi, bisa mengangkat cerita asli Indonesia dengan karakter Indonesia pula. (rsa)
Hanya delapan episode, memang. Namun Joko sudah membawa nama Indonesia ke ranah yang lebih luas. Penonton serial itu puluhan negara di Asia. Bintang-bintangnya kolaborasi Indonesia, Malaysia, dan lainnya.
Halfworlds, serial orisinal HBO Asia di tangan Joko, rupanya cukup diminati. Terbukti kisah yang diangkat dari cerita-cerita mistis Indonesia itu akan diproduksi kelanjutannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepada CNNIndonesia.com di kantornya baru-baru ini Joko mengaku, ia sebenarnya ditawari menggarap Halfworlds musim ke-dua. Namun sutradara Janji Joni itu menolak.
"Saya memang enggak bisa ambil karena mau syuting. Memang dari awal sudah bilang, kita cuma mau satu season. Dari awal mereka bilang, 'Do you want to do second season?' Enggak bisa," ujar sang sutradara asal Medan.
Meski begitu, Joko tetap mengikuti perkembangan Halfworlds, karena hubungannya dengan HBO Asia masih dekat. Joko tahu Halfworlds musim ke-dua sudah mulai syuting.
Ia tidak keberatan Halfworlds diserahkan ke tangan sutradara lain. Karena di dalam kepala Joko, yang ikut merancang cerita dan karakter-karakter Halfworlds, serial itu bisa saja dilanjutkan di lokasi lain.
"Ada di Indonesia, ada di Thailand, ada juga di negara lain lagi. Jadi apa yang sedang terjadi di Indonesia dan Thailand [masing-masing dibuat cerita], nanti ujungnya satu," katanya.
Sejak Halfworlds musim pertama, Joko merupakan sutradara sekaligus penulis naskah. "Itu [cerita] legenda Indonesia. Nama-nama [pemain] bahkan diambil dari nama teman di kantor sini. Kalau nama demitnya dari legenda Indonesia," tuturnya.
Keengganan Joko memproduksi Halfworlds musim ke-dua bukan karena selama ini ia lebih dikenal menyutradarai film panjang ketimbang serial televisi. Joko mengaku, tidak ada kesulitan dan perbedaan yang signifikan.
Ia bahkan senang bisa menyutradrai sebuah serial. Terlebih lagi, bisa mengangkat cerita asli Indonesia dengan karakter Indonesia pula. (rsa)
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL
TERKAIT
TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK