Jakarta, CNN Indonesia -- Hasil referendum Brexit (British Exit) yang menyatakan Inggris keluar dari Uni Eropa (UE) dipandang sejumlah pengamat film akan berdampak negatif bagi industri perfilman setempat.
Hal ini antara lain dijelaskan oleh kritikus dan pengamat film, Robbie Collin, melalui akun Twitter. Menurut Collin, keluarnya Inggris dari Uni Eropa menghambat kesempatan Negara Monarki itu memperolehan dana pengembangan film Eropa.
Dalam hubungan budaya, Uni Eropa memiliki program pengembangan budaya terutama film dan televisi bernama MEDIA. Program ini telah menggelontorkan dana bernilai jutaan dolar untuk industri perfilman di Eropa, termasuk Inggris.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Program MEDIA dari UE telah menggelontorkan 130 juta poundsterling bagi perfilman Inggris dalam dekade terakhir. Film seperti
The King's Speech, Slumdog Millionaire, The Queen, dan
Hunger termasuk bergantung pada dana ini," tulis Collin.
Selain mendapatkan dana untuk pengembangan film, UE menjamin kemudahan akses distribusi perfilman anggotanya untuk menyebar di Eropa. Dan keluarnya Inggris atau Brexit dari UE mengancam harga distribusi film akan lebih mahal karena pajak.
Michael Ryan, ketua The Independent Film and Television Alliance, dalam wawancara dengan Variety mengatakan bahwa hasil Brexit dapat menjadi pukulan bagi industri film dan televisi negara tersebut.
"Kami belum mengetahui akan seperti apa hubungan kerja antara produser, pemberi dana, dan distributor nantinya setelah pajak akan ada di seluruh penjuru Eropa serta kondisi pendanaan produksi kami tanpa campur tangan dari Uni Eropa," kata Ryan.
"Sektor kreatif Inggris telah menjadi kontributor yang kuat bagi ekonomi negara ini, [Hasil Brexit] ini merusak," lanjutnya.
Hasil referendum tempo hari bukan hanya menyebabkan Inggris hengkang dari Uni Eropa, namun membuat nilai mata uang poundsterling ikut-ikutan anjlok. Kondisi ini dinilai merugikan, lantaran membuat Hollywood tidak perlu mengeluarkan uang banyak untuk produksi film di Inggris.
Namun, penurunan nilai mata uang poundsterling juga berimbas pada pendapatan
box office dari negara tersebut.
Sebelum diadakan referendum, beberapa sineas papan atas Inggris seperti Benedict Cumberbatch, Helena Bonham Carter, Keira Knightley, dan Jude Law, menentang keluarnya Inggris dari UE. Mereka beranggapan industri film Inggris sangat terbantu dengan sokongan UE dan memudahkan akses lintas negara Eropa.
Dan pada awal pekan ini, para pembuat film seperti Barbara Brocoli dan Matthew Vaugh, juga Iain Canning menandatangani sebuah petisi mendesak Inggris tetap dalam Uni Eropa. Mereka juga mengingatkan, keluarnya Inggris akan menyulitkan kegiatan perfilman setempat.
Namun setelah berbagai pro dan kontra, melalui referendum yang dilaksanakan pada Kamis (23/4) waktu Inggris, publik Britania Raya menyatakan negara tersebut keluar dari Uni Eropa. Sebanyak 51,89 persen warga Inggris setuju berpisah dengan Uni Eropa, dibandingkan 48,11 persen yang masih ingin bersama UE.
Keputusan tersebut disusul oleh pengunduran diri David Cameron selaku Perdana Menteri Inggris dan ditanggapi beragam oleh berbagai pihak di dalam atau di luar Inggris.
(vga/vga)