Jakarta, CNN Indonesia -- Peringatan 43 tahun kepergian Bruce Lee, pada Rabu (20/7), tak hanya dibanjiri air mata dan doa. Pada hari yang sama, para penggemar juga berkesempatan untuk berbincang dengan putri bungsu sang jagoan bela diri.
Bruce alias Lee Jun-fan adalah aktor laga profesional keturunan Hong Kong-Amerika. Pria kelahiran Chinatown, San Francisco, 27 November 1940, ini menikah muda dengan Linda Lee Cadwell, dan memiiliki sepasang buah hati, Brandon serta Shannon.
“Tidak banyak kenangan tentang ayah,” kata Shannon via
Facebook live video menjawab pertanyaan dari penggemar. “Saya masih berusia empat tahun ketika ayah mangkat. Namun saya masih bisa mengingat sekaligus merasakan energi dan kasih sayangnya.”
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam rekaman video berdurasi hampir satu jam itu, Shannon memuji ayahnya yang tidak memiliki rasa takut, tapi di sisi lain sangat suka bercanda. Shannon juga menceritakan tentang abangnya, Brandon, yang sama-sama pemberani dan gemar bela diri.
Tak hanya menayangkan sesi tanya jawab via Facebook, demi mengenang Bruce, pihak keluarga juga menawarkan sepatu kuning setrip hitam seperti yang pernah dikenakan Bruce di film
Bruce Lee: A Warrior’s Journey. Juga tersedia versi biru setrip putih.
“Banyak permintaan di komunitas kami, dan terima kasih kepada BAIT, kami bisa mendapatkan sepatu terakhir edisi terbatas Onitsuka Tiger Bruce Lee ---> https://bit.ly/BruceLeeShoes Enjoy!” Demikian informasi di akun Facebook Bruce Lee, pada hari ini (22/7).
Sebetulnya, sepatu
sneaker bertajuk Bruce Lee Onitsuka Tiger Colorado Eighty Five—Legend ini sudah ditawarkan oleh perusahal retail BAIT dan Onitsuka Tiger, sejak tahun lalu, via
BruceLee.com, dan langsung ludes. Kini, kembali ditawarkan secara terbatas.
Seorang penggemar, Teri Lynn, mengaku ingin membeli sepatu kuning legendaris ini, walaupun sudah memiliki dua pasang. Namun penggemar lain, Jamie Curmi, mengkritik sepatu kuning itu tidak mirip milik Bruce di film. Bagian sol dan setripnya berbeda.
Meski begitu, sepatu kuning yang dibanderol US$160 ini tetap layak dikoleksi, apalagi edisinya terbatas. Tentu saja tidak hanya sepatu, masih banyak suvenir lain khas Bruce yang ditawarkan, termasuk
jumpsuit kuning setrip hitam yang tak kalah legendaris.
[Gambas:Youtube]Warisan Abadi Bruce Lee Sepatu,
jumpsuit dan berbagai suvenir lain hanyalah sebagian dari ‘warisan’ Bruce bagi para penggemar. Warisan sesungguhnya diurus oleh pihak keluarga, terutama Shannon, yakni Bruce Lee Foundation. Beberapa tahun belakangan, yayasan tersebut berkembang.
Perkembangannya meliputi Bruce Lee Action Museum, program beasiswa dan program pendidikan seni bela diri Little Dragon. "Kebanyakan orang mengetahui nama Bruce Lee, tapi mereka hanya tahu dia sebagai atlet Kung Fu yang keren,” kata Shannon kepada NBC News.
“Mereka,” Shannon menambahkan, “tidak tahu filosofi hidupnya dan bagaimana ia menjalani kehidupan.” Bruce mulai dikenal lewat serial televisi
Green Hornet (1966). Lalu, ia balik ke Hong Kong dan berakting di
Fist of Fury (1972), disusul setahun kemudian,
Enter the Dragon.Sepeninggal Bruce pada 20 Juli 1973, warisan sifat baiknya terus diestafet ke generasi muda. Shannon mengungkapkan, sang ayah memiliki pikiran dan hati yang dermawan. "Ia ingin mendorong orang lain agar menjadi diri terbaik mereka melalui filosofi yang ia miliki.”
Bruce, sebagaimana dikatakan Shannon, “terus menjadi pembela bagi orang di sekelilingnya.” Saat ini, Bruce Lee Foundation telah menerima 1.300 pelamar beasiswa dan sudah memulai program Little Dragons. Program seni bela diri tersebut diperuntukkan bagi anak-anak kalangan tak mampu.
Ada pula program museum: pameran di Seattle, Hong Kong, dan Sacramento, California. Berikutnya, yayasan akan mengembangkan sebuah "pengalaman interaktif digital" untuk penggemar di seluruh dunia, yang dijadwalkan pada awal 2017.
Tahap terakhir, yayasan akan menghimpun barang-barang peninggalan Bruce di museum tersebut. Selain membentuk yayasan, Shannon juga sibuk mengerjakan sebuah biopik yang berfokus pada filosofi sang ayah. Tak sendirian, ia juga dibantu oleh ibunya, Linda Lee Cadwell.
Untuk membuat biopik ini, ia dan ibunya bertemu dengan teman-teman Bruce untuk mencari tahu lebih mendalam tentang sosok ayahnya. "Kami ingin fokus pada semangatnya, perjuangannya, jati dirinya sebagai manusia biasa, dan apa yang ia ingin lakukan dengan hidupnya," kata Shannon.
Sebelumnya pada 1993, sudah ada biopik bertajuk
Dragon: The Bruce Lee Story. Biopik itu merujuk pada biografi
Bruce Lee: The Man Only I Knew yang ditulis oleh Linda Lee Cadwell. Biopik itu merajai
box office. Tapi menurut Shannon, film itu agak ‘
lebay.’
Selain yayasan dan film biopik, untuk menghormati kehidupan sang ayah, Bruce Lee Enterprises yang dikelola oleh Shannon meluncurkan situs web baru pada Rabu (20/7). Situs web itu akan berfokus pada filosofi Bruce Lee. Shannon berharap, filosofi sang ayah bisa menginspirasi dan menumbuhkan semangat masyarakat.
(vga/vga)