Jakarta, CNN Indonesia -- Kelab malam legendaris di London, Fabric, dinyatakan ditutup sementara oleh pihak berwajib, setelah pada akhir pekan lalu ditemukan kasus tewasnya dua remaja akibat overdosis narkoba.
Pada Sabtu (6/8), seorang remaja pria berusia 18 tahun ditemukan tak bernyawa di luar pintu masuk Fabric. Kasus kematian itu merupakan yang ke-dua, setelah pada Juni, kasus yang sama telah terjadi.
Dikutip dari
NME pada Kamis (11/8), pihak manajemen Fabric menyatakan sepakat dengan permintaan pihak berwajib, untuk tutup sementara pada akhir pekan ini, dalam rangka penyelidikan kasus tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Selama dua tahun beroperasi, kami tidak pernah mengalami kejadian ini. Kami akan bekerjasama dengan pihak berwajib yang akan melakukan penyelidikan lebih lanjut. Kelab malam akan tutup sementara pada akhir pekan ini," kata pihak manajemen Fabric, melalui keterangan resmi.
Setelah penyelidikan, pihak Fabric selanjutnya berjanji untuk kembali memberikan keterangan resmi.
Penutupan tersebut tentu saja mengecewakan sejumlah calon pengunjung yang sudah memiliki rencana hura-hura pada akhir pekan ini.
Tapi, manajemen Fabric akan mengembalikan seluruh biaya pemesanan awal yang sudah dibayarkan pengunjung yang terpaksa gagal datang.
Kasus pengunjung tewas tidak hanya terjadi pada tahun ini. Pihak berwajib sempat menyoroti keberadaan kelab malam itu, setelah ditemukan empat kasus kematian akibat narkoba sejak Fabric beroperasi pada 1999.
Pada 2014, izin operasi Fabric sempat terancam dicabut.
Namun, karena berhasil membuktikan kalau mereka beroperasi dengan menaati hukum--menyertakan anjing penjaga dan meminta kartu tanda identitas di pintu masuk, Fabric pun kembali beroperasi pada 2015.
Majalah
DJ Magazine sempat menobatkan Fabric sebagai kelab malam terbaik di dunia pada 2007 dan 2008.
Peringkatnya hanya turun ke urutan ke-dua pada 2009, 2010 dan 2011.
(ard)