Jakarta, CNN Indonesia -- Di museum, karya para pelukis ini bisa jadi berada berdampingan. Akan tetapi, di balik kisah perjalanan dan persahabatan mereka, ada intrik yang menarik untuk dikupas.
Itulah yang dilakukan Sebastian Smee, kritikus seni peraih penghargaan Boston Globe Pulitzer Prize lewat buku yang ditulisnya berjudul
The Art of Rivalry: Four Friendships, Betrayals, and Breakthroughs in Modern Art.
Dikutip dari
Boston Globe, Sebastian mengupas empat persahabatan, antara Bacon dan Lucien Freud, Pollock dan Willem de Kooning, Edgar Degas dan Edouard Manet, serta Henri Matisse dan Pablo Picasso.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam bukunya tersebut, Sebastian menggambarkan bagaimana setiap pelukis saling memengaruhi satu sama lain, baik dalam persahabatan yang mereka jalin maupun rasa kompetisi yang timbul di antara mereka.
Sebastian mengupas lebih detil mengenai kisah hidup, latar sosial, keluarga, dan kontroversi yang mereka timbulkan.
Beberapa momen yang cukup terkenal di antaranya, hubungan penuh drama antara Manet dan Degas. Disebutkan, Manet seorang yang pintar dalam urusan asmara dan menikah dengan berbagai skandal, sementara Degas seorang bujangan yang tidak terikat dengan keluarga. Salah satu lukisan yang menggambarkan serangan pisau yang dibuat Degas menggambarkan hubungan keduanya.
Lain lagi hubungan antara Bacon dan Freud, yang dapat dilihat dari lukisan tahun 1952 yang dibuat Freud, yang dianggap sebagai perlawanan terhadap metode Bacon dan kegilaannya.
Kompetisi antara Pollock dan seniornya Kooning juga tak kalah menarik. Kooning sedikit iri dengan Pollock yang lebih junior darinya.
Persaingan antara Picasso muda 24 tahun dengan Matisse yang berusia 36 tahun, juga menjadi perhatian Sebastian. Keduanya sama-sama berbakat di eranya, bersahabat juga saling bersaing menunjukkan siapa yang terbaik.
Bagi peminat buku dan juga penggemar seni dan biografi, buku Sebastian Smee ini cukup menarik untuk dibaca. Beberapa testimoni menyebutkan buku ini cukup informatif dan disampaikan dalam bahasa yang ringan dan mudah dipahami.
(rah/rsa)