Incheon, CNN Indonesia -- Jika mendengar padanan kata “musik” dan “Korea Selatan”, kebanyakan orang mungkin akan langsung berpikir soal K-pop. Ini jenis musik yang memang tengah populer hampir di seluruh dunia.
Tapi di luar K-pop, sesungguhnya banyak pecinta musik rock di Korsel. Bahkan ada dua festival rock musim panas tahunan yang diselenggarakan di Negeri Ginseng, yakni Jisan Valley Rock Festival dan Incheon Pentaport Rock Festival.
Pentaport bukan main serunya. Tahun ini, Pentaport berlangsung 12-14 Agustus di Songdo Moonlight Festival Park, Incheon. Area ini khusus dibuat oleh pemerintah Korsel untuk mengakomodasi acara-acara festival berskala besar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pentaport yang telah digelar sejak 2006 ini dimulai pukul 11.00 waktu setempat dan berakhir sekitar pukul 03.00 dini hari keesokannya.
Deretan pengisi acara didatangkan dari berbagai negara demi memuaskan penggemar, di antaranya Panic! At The Disco, Weezer, Two Door Cinema Club, Suede, Grouplove, Run River North, Crossfaith, Spyair, Nothing But Thieves, dan The Vaccines.
Tak hanya itu, puluhan band lokal yang sangat dikenal oleh publik Korsel juga berkesempatan unjuk gigi, seperti Nell, The Koxx, We Are The Night, 10cm, Idiotape, Dickpunks, Peterpan Complex, Jung Junil, Peppertones, J-Rabbit, dan masih banyak lagi.
Hampir 100 pengisi acara tampil di empat panggung berbeda. Mereka terbagi dalam empat kategori berdasarkan banyaknya penggemar yang dimiliki. Band-band yang sangat terkenal seperti Panic! At The Disco tampil di Pentaport Stage.
 Penampilan Panic! At The Disco menjadi penutup Incheon Pentaport Rock Festival 2016. (CNN Indonesia/Resty Armenia) |
Sementara band yang memiliki cukup banyak penggemar seperti The Vaccines tampil di Dream Stage atau Cass Blue Stage. Adapun band medioker lain tampil di dua panggung sisanya, yakni Shinhan Card Stage dan Zippo One Love Stage.
Saat Pentaport berlangsung, suhu udara terbilang cukup panas, yakni sekitar 32° C hingga 35° C. Cuaca musim panas ini kadang disertai mendung dan embusan angin malam hari, karena Incheon terletak di dekat Laut Kuning.
Meski demikian, pengunjung beruntung karena hujan musim panas tak datang selama tiga hari berturut-turut.
Cuaca yang dianggap sempurna untuk menikmati musik rock musim panas membuat belasan ribu orang datang setiap harinya.
Banyak kegiatan yang bisa dilakukan di Pentaport selain melihat band kesayangan tampil. Dua hal yang paling banyak dilakukan pengunjung festival ini adalah kamping dan piknik. Untuk melakukan kedua hal ini, pengunjung biasanya sudah siap membawa tenda, alas, bantal, payung, dan alat-alat lain.
 Pengunjung yang menggelar tenda di Camping Zone masih tetap bisa menikmati entakan musik meski berjarak agak jauh dari panggung. (CNN Indonesia/Resty Armenia) |
Para pengunjung bisa menikmati entakan musik di Standing Zone yang berada tepat di depan panggung. Jika tak ingin lelah berdiri, pengunjung tetap bisa menikmati pertunjukan di Picnic Zone yang berada di belakang Standing Zone sambil menggelar alas atau kursi lipat mereka. Terdapat dua layar raksasa di samping panggung utama yang bisa terlihat dari Picnic Zone.
 Pengunjung Incheon Pentaport Rock Festival menikmati musik dari Picnic Zone dengan menggelar tenda kecil maupun alas kecil atau kursi lipat. (CNN Indonesia/Resty Armenia) |
Fasilitas yang disediakan Pentaport sangat memadai. Pengunjung bisa menemukan toilet dan tempat sampah yang tersebar di berbagai penjuru. Penjaja makanan dan minuman berjajar di Food Zone. Begitu pula penjual pernak-pernik yang identik dengan festival musik seperti kaset CD dan merchandise band yang tampil.
Staf yang berjaga juga bekerja keras mengakomodasi kebutuhan pengunjung. Mereka dengan ramah memberikan petunjuk arah, membagikan kebutuhan pengunjung seperti air, jas hujan sebagai persiapan jika hujan turun, dan sebagainya.
Jung Jisung, pengunjung dari Seoul, amat puas dengan Pentaport tahun ini. Pria yang juga datang di festival yang sama tahun lalu itu mengatakan, jajaran pengisi acara tahun ini sangat bagus. Ia merasa tak sia-sia merogoh kocek 220 ribu Won atau setara Rp2.860.000 untuk menikmati festival ini selama tiga hari berturut-turut.
"Pentaport adalah festival yang paling saya nantikan setiap tahunnya. Sebagai penikmat musik, saya merasa Pentaport lebih asyik untuk dikunjungi dibandingkan Jisan Rock Festival," ujarnya.
 Standing Zone Incheon Pentaport Rock Festival disesaki pengunjung mulai siang hingga malam hari. (CNN Indonesia/Resty Armenia) |
Kegembiraan juga dirasakan Kim Jinyoung, seorang pengunjung asal Incheon. Penggemar Crossfaith ini telah menjadi pengunjung tetap Pentaport sejak 2011. Menurutnya, tahun ini adalah penyelenggaraan yang paling bagus.
"Saya sangat puas dengan Pentaport tahun ini. Tahun lalu band favorit saya tampil di panggung yang kecil, namun tahun ini mereka tampil di panggung utama. Pengunjung tahun ini juga lebih meriah," kata dia.
Korea Selatan memang tak cuma K-pop.
(agk)