Jakarta, CNN Indonesia -- Tangan Johanna Basford sudah terbukti mampu menciptakan hutan yang magis dan memikat, taman yang dipenuhi rahasia, sampai membuat penggemarnya ingin menghilang di tengah kedamaian lautan. Buku-bukunya yang berisi flora, fauna dengan segenap rahasia, terjual puluhan juta kopi di seluruh dunia.
Basford memperkenalkan jalan baru bermeditasi. Bukan dengan menarik dan mengembuskan napas secara teratur sembari meliuk-liukkan tubuh. Melainkan hanya dengan menyapukan pensil warna, spidol, atau kuas cat air ke selembar kertas.
Gagasannya menciptakan buku mewarnai untuk dewasa—yang di setiap objek mewarnainya diberi detail-detail rumit tapi cantik—membuahkan fenomena menarik di toko-toko buku, fisik maupun daring.
Secret Garden, buku pertama yang dirilisnya pada 2013, pernah menjadi yang paling dicari di toko populer seperti Amazon.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tahun lalu, orang-orang di rumah, di tengah jam istirahat di kantor, bahkan di saat menunggu transportasi publik terlihat tekun memantengi buku Basford. Tak heran karya dengan 40 versi asing itu masuk dalam daftar buku laris New York Times.
Setelah merilis
Secret Garden, Basford punya sederet karya lain seperti
Enchanted Forest dan
Lost Ocean. Menyusul,
Magical Jungle dan
Johanna’s Christmas juga segera dirilis.
Konsep itu kemudian ditiru banyak orang, sehingga buku mewarnai khusus dewasa punya rak sendiri di toko. Versi Indonesia, dengan sentuhan batik atau kesenian-kesenian khas daerah, pun tersedia. Ada pula versi mengenal negara.
Tapi gambaran Basford tetap punya ciri khas tersendiri. Garisnya tidak terlalu tebal. Ia juga konsisten mengusung tema alam, seperti flora dan fauna, yang sukses membawa penggemar bukunya ke alam kedamaian. “Saya suka membuat orang lebih bahagia dan relaks,” katanya saat berbincang dengan
CNNIndonesia.com.Berpegang pada misi itu, Basford mengiyakan kerja sama dengan Hotel Westin se-Asia Pasifik. Mulai September ini, seluruh tamu Hotel Westin termasuk di Jakarta akan mendapat cuma-cuma lembaran mewarnai karya sang ilustrator asal Skotlandia itu. Standarnya internasional. Kertasnya tebal, disertai sekotak pensil warna.
Akan ada lima desain berbeda. Dua merupakan pilihan dari desain yang sudah ada, dan dua lagi dibuat oleh Basford khusus untuk pelanggan Hotel Westin. Inspirasinya beragam, tapi tetap bertema natural, yang sesuai dengan konsep hotel itu.
“Mulai dari menu sampai teh chamomile mereka, bahkan pewangi beraroma lavender yang digunakan,” ujar Basford melalui telepon, beberapa waktu lalu. Ia menggunakan elemen-elemen unik dari Westin sebagai inspirasinya, yang tidak ada di hotel lain. “Kolaborasi ini harus unik.” Dengan begitu, para tamu pun terasa lebih terkait.
Lembar-lembar desain Basford itu akan ditemukan tamu Hotel Westin di samping kasur di kamar setiap sore, sekembalinya mereka dari beraktivitas. Kamar bersih dan rapi, waktunya rileks. Lembar mewarnai lengkap dengan pensil warna adalah media tepat membuat pikiran santai, sekaligus menjauhkan mereka dari gawai seperti laptop atau ponsel pintar.
Itu pula lah yang dilakukan Basford sendiri jika sedang stres. “Surel, sosial media, itu membuat saya stres. Saya sesekali harus jauh dari laptop dan ponsel pintar. Saya suka jalan-jalan, berkebun, ke taman, menghirup udara segar,” ia menyebutkan.
Surel, sosial media, itu membuat saya stres. Saya sesekali harus jauh dari laptop dan ponsel pintar.Johanna Basford |
Bagi Basford, menggambar juga membantunya relaks. “Saya memang selalu suka menggambar,” kata perempuan 33 tahun yang—seperti bocah lain—‘menemukan’ talenta menggambarnya dari coretan di dinding-dinding rumah saat masih kecil itu.
Ia menambahkan dengan tegas, “Itu [menggambar] adalah cara tepat untuk membuat diri Anda ‘lepas.’Setelah selesai menggambar, saya merasa lebih relaks."
Itu yang Basford harapkan juga bisa dirasakan para penggemarnya, dengan mewarnai desain yang ia gambar. Itu sesuai dengan salah satu pilar kebugaran Hotel Westin:
Eat Well, Sleep Well, Move Well, Play Well, Work Well dan
Feel Well.Basford selalu ikut senang setiap kali tahu penggemar-penggemarnya benar-benar bisa rileks setelah mewarnai. “Mereka banyak cerita lewat surat, surel, Facebook. Pelajar yang tegang menghadapi ujian, jadi lebih santai. Petugas nomor darurat 911 beristirahat dengan mewarnai karena itu pekerjaan yang membuat stres,” ceritanya.
“Orang-orang yang lelah, ibu dengan lima anak di rumah, siapa pun. Berapa pun usia Anda, tetap bisa menemukan kesenangan lewat selembar karya seni,” lanjutnya.
Menurutnya, itu karena masing-masing manusia punya jiwa seni dan keinginan menjadi seniman. Tapi mereka tak pernah percaya diri menghasilkan masterpiece. “Anda tidak perlu ke studio seni, hanya butuh memainkan warna,” ia menegaskan.
(rsa)