Jakarta, CNN Indonesia -- Mulutmu, harimaumu. Peribahasa itu cocok untuk calon presiden Amerika Serikat Donald Trump. Kata-kata kasarnya akan membuatnya kehilangan banyak pendukung.
Salah satunya aktor Arnold Schwarzenegger. Sudah lama Schwarzenegger dikenal sebagai pendukung Partai Republik. Seharusnya ia juga menjagokan Trump, yang diusung partai yang juga mengantarkannya menjadi Gubernur California itu.
Namun kali ini ‘sang terminator’ harus ‘membelot.’
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti politisi lain—John McCain, Jogn Kasich, dan Carly Fiorina—ia memilih menggunakan haknya November mendatang tidak untuk menjadikan Trump pemimpin.
Mengutip
Ace Showbiz aktor 69 tahun itu mengatakan, “Untuk pertama kalinya sejak saya menjadi warga negara [dewasa] pada 1983, saya tidak akan memberikan suara untuk kandidat Partai Republik untuk menjadi presiden.”
Lantas apakah dengan demikian ia bakal memilih Hillary Clinton, pesaing Trump dari Partai Demokrat? Belum tentu. Schwarzenegger menuturkan ia belum memikirkan dan memutuskan dengan pasti bagaimana ia akan memilih nanti.
“Saya telah menjadi simpatisan Republik yang bangga sejak pindah ke Amerika pada 1968 dan saya dengar kata-kata Nixon [mantan presiden Richard Nixon] tentang membiarkan pemerintah [melakukan tugasnya], perdagangan bebas, dan membela negara kita dengan pasukan militer yang kuat,” ujar Schwarzenegger.
Tapi itu saja tidak cukup menjadi alasan untuk mendukung Trump, yang kerap menjadi kontroversi lewat keputusannya soal muslim, imigran, dan lainnya.
“Pada hari itu, saya bergabung dengan partainya Abraham Lincoln, Teddy Roosevelt, dan Ronald Reagan,” Schwarzenegger melanjutkan, membuktikan bahwa Partai Republik sudah banyak menghasilkan presiden hebat untuk Amerika.
“Tapi sebagaimana kebanggaan saya menjadi anggota Republik, ada satu label yang saya junjung melebihi segalanya: menjadi rakyat Amerika,” katanya.
“Jadi saya ingin mengambil momen hari ini untuk mengingatkan kawan-kawan Republik saya bahwa memilih untuk negara Anda berdasarkan partai Anda bukan sekadar kepantasan, melainkan juga sebuah kewajiban,” ia menegaskan.
Pernyataan panjang nan resmi itu disampaikannya melalui akun
Twitter.
Baru-baru ini dukungan terhadap Trump menurun terkait bocornya rekaman dari satu dekade lalu. Tampak Trump melecehkan perempuan dengan ucapannya.
Dalam percakapan dengan Billy Bush, sang pebisnis berbicara tidak sopan soal perempuan yang sudah menikah, yang belakangan diketahui bernama Nancy O’Dell.
O’Dell sendiri sudah angkat bicara dan menyatakan keberatannya dilecehkan secara verbal oleh Trump. “Tidak seorang perempuan pun, seorang pun, boleh menjadi subjek komentar kasar seperti itu, di depan atau belakang kamera.”
Ia melanjutkan, “Semua orang pantas dihormati, tak peduli gender-nya.”
Trump pun sudah meminta maaf, tapi kali ini tidak terlalu banyak orang yang menanggapinya positif. Beberapa petinggi Partai Republik, orang-orang yang berpengaruh, bahkan memintanya mundur dari calon presiden. Trump menolak.
“Saya tidak pernah mencarik diri, saya tidak pernah menarik diri dalam hidup. Mereka tidak akan membuat saya keluar, mereka tidak bisa membuat saya keluar,” kata Trump dengan tegas melalui telepon kepada The Washington Post.
“Partai Republik, yang harus Anda ingat, sudah berjalan sangat lama. Alasan bahwa mereka tidak bisa menang adalah karena tidak bersatu,” lanjutnya.
Partai Republik ingin Mike Pence menggantikannya, tapi ia belum berkomentar.
(rsa)