Jakarta, CNN Indonesia -- Nama James Arthur tenggelam sejak tiga tahun lalu, setelah tak lagi berada di bawah naungan label musik Syco, yang ditangani Simon Cowell.
"Tiga tahun ini seperti dipenjara," ujarnya dalam sebuah wawancara dengan FAULT, seperti dilansir
NME, pada Rabu (12/10).
Jawara X Factor 2012 itu kembali mendapat tempat di industri musik setelah lagu barunya
Say You Won't Let Go merajai tangga lagu, Number One bahkan selama dua minggu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penyanyi berusia 28 tahun itu sempat populer berkat lagu
Impossible, serta
'You're Somebody 'Till Somebody Loves You', dan debut albumnya menempati urutan tertasas tangga lagu.
Namun, popularitas yang instan itu tak berlangsung lama. Reputasinya cukup buruk, ketika ia dipaksa meminta maaf karena lirik lagu homofobia yang menyerang rapper Micky Worthless. Ia juga dikeluarkan dari label Syco Record.
Kini, Arthur kembali ke Syco, dan merilis lagu
Say You Won't Let Go. Album barunya bertajuk
Back From the Edge dijawalkan rilis pada 28 Oktober mendatang, dan disusul dengan jadwal tur di Inggris.
Tiga tahun terpuruk menjadikan Arthur belajar banyak hal.
"Saya menderita banyak hal, terutama terkait kesehatan mental. Saya juga sempat meragu, apakah akan kembali lagi bernyanyi atau tidak," ujarnya.
Mengenai kembali ke studio rekaman, Arthur mengatakan: "Saya merasa memiliki banyak urusan yang belum terselesaikan. Ini yang membuat saya ingin kembali. Saya tidak mungkin bersedih dan menenggelamkan diri selamanya. Saya tidak bisa."
Arthur tak memungkiri ia sempat berada di titik di mana ia merasa tidak mampu untuk bangkit lagi. Bahkan, sempat berpikir untuk bunuh diri.
"Saya merasa perlu membuat sesuatu untuk merasa lebih baik," lanjutnya. Dari situlah kemudian semua berawal, dan ia membuktikannya untuk dirinya sendiri.
"Sekali saya memulai, semua menjadi lebih mudah, dan rasanya lebih baik."
Mengenai kesehatan mentalnya yang kerap jadi perbincangan, Arthur pada The Sun, mengatakan, momen terendah yang ia rasakan adalah saat bernajak ke tempat tidur. Ketika ia dengan gelisah merokok tanpa henti dan mengkonsumsi obat anti depresi.
"Kepala saya serasa mau pecah," ujarnya.
Namun, kini masa itu telah ia lewati. Arthur kembali dan membuktikan, dengan menapaki lagi dari awal. Sesuai judul albumnya,
Back from The Edge, ia ingin kembali dari jurang keterpurukan yang membuatnya tenggelam dalam tiga tahun ini.
(rah)