ABBA akan Hidup Kembali Lewat Teknologi Digital

Agniya Khoiri | CNN Indonesia
Kamis, 27 Okt 2016 13:47 WIB
Grup pop populer asal Swedia itu akan kembali bersatu dalam sebuah proyek seni pertunjukan dengan memanfaatkan teknologi digital dan realitas maya.
Grup pop populer asal Swedia itu akan kembali bersatu dalam sebuah proyek seni pertunjukan dengan memanfaatkan teknologi digital dan realitas maya. (Foto: REUTERS/Suzanne Plunkett)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pasca berpisah pada 1982, kelompok vokal ABBA pernah melakukan reuni untuk mengobati kerinduan para penggemarnya. Reuni sempat dilakukan pada 1986, 1999 dan yang terakhir pada awal tahun ini sebagai perayaan hari jadi mereka ke-50.

Tentu perayaan itu menjadi harapan penuh bagi para penggemar agar bisa menyaksikan ABBA seutuhnya kembali. Tapi tahun lalu, salah satu personilnya Bjorn Ulvaeus menegaskan bahwa ABBA tidak akan pernah berkumpul kembali. Harapan penggemar pun pupus.

Namun, baru-baru ini, NME melaporkan bahwa penggemar akan mendapat suguhan baru dari ABBA, tapi bukan kembali bersatunya kelompok vokal itu. Disebutkan, ABBA telah bekerjasama dengan Simon Fuller untuk memberikan hal baru berupa 'live digital experience' yang akan diluncurkan pada 2018.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Fuller yang pernah menangani grup Spice Girls itu bersama Universal Music Group dan ABBA mengumumkan bahwa proyek ambisius ini merupakan sebuah terobosan yang memanfaatkan teknologi digital dan realitas virtual.

"Tujuannya adalah untuk memberikan publik sebuah pengalaman baru, yang akan memungkinkan generasi muda hari ini untuk melihat, mendengar, dan merasakan penampilan ABBA dengan cara yang tak terbayangkan sebelumnya," ungkapnya, seperti dilansir dari pernyataan tertulis yang diterima NME.

Informasi ini kemudian membuat beberapa penggemar berspekulasi kalau ABBA akan hadir dalam bentuk hologram.

Billboard pun melaporkan bahwa berkaitan dengan kabar itu, Fuller secara diam-diam mulai berinvestasi untuk teknologi realitas virtual, dan sedang dalam proses mewujudkan manusia digital yang seolah nyata di dunia hiburan.

Terkait proyek ini, para personil ABBA pun telah dikonfirmasi akan turut serta terlibat dalam proses kreatif tersebut.

Hal itu disampaikan Benny Andersson yang mengatakan, "Kami terinspirasi dari kemungkinan yang tak terbatas dari apa yang akan terjadi di masa depan. Kami pun senang dapat menjadi bagian untuk menciptakan sesuatu yang baru dan dramatis."

"Ini akan menjadi sebuah mesin waktu yang menangkap esensi dari siapa kami sebelumnya dan saat ini," tambahnya.

Fuller pun ikut menambahkan bahwa kreativitas serta ide-ide baru datang dari para anggota ABBA. Menurutnya, beberapa bulan terakhir grup yang digawangi Agnetha Fältskog, Björn Ulvaeus, Benny Andersson, dan Anni-Frid Lyngstad itu menyambut dengan gembira rencananya.

"Kami sedang menjajaki dunia teknologi baru, dengan Virtual Reality dan Artificial Intelligence di garis depan, yang memungkinkan kita untuk membuat bentuk-bentuk dan konten baru dari dunia hiburan yang tidak bisa dibayangkan sebelumnya," ujarnya.

Awal tahun ini, empat anggota ABBA bersatu kembali untuk perayaan hari jadi mereka ke-50. Saat itu mereka turut menyanyikan lagu seperti The Way Old Friends Do di sebuah pesta privat di hotel Stockholm. Sebelumnya, kelompok itu pernah bersatu dalam pembukaan restoran dengan tema ABBA di Stockholm.

Itu merupakan kali pertama mereka kembali bersatu di depan umum setelah delapan tahun, meski saat itu mereka tidak tampil bernyanyi.

ABBA dibentuk pada tahun 1972, dan menandai kepopulerannya setelah memenangkan Eurovision Song Contest dua tahun kemudian dengan lagu Waterloo. Sejak itu, mereka memiliki sejumlah lagu hits ternama seperti Mamma Mia dan Dancing Queen. Hingga kini karya mereka telah terjual sebanyak 380 juta kopi di seluruh dunia. (rah)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER