'Pemerkosaan di Depan Kamera' Awali Karier Maria Schneider

Rizky Sekar Afrisia | CNN Indonesia
Selasa, 06 Des 2016 13:52 WIB
Meski film Last Tango in Paris berdampak panjang pada kariernya, membuatnya dapat banyak film lain, Maria Schneider menyesal ia tak dikenal seperti yang ia mau.
Maria Schneider mengawali karier dengan buruk, meski kemudian namanya melejit. (AFP PHOTO / ABDELHAK SENNA)
Jakarta, CNN Indonesia -- Last Tango in Paris membuat nama Maria Schneider melambung pada 1972. Aktris kelahiran Perancis, 27 Maret 1952 itu mengawali peran sebagai kameo dalam film Les Femmes tahun 1969. Di tahun yang sama, ia juga ada di film L’Arbre de Noel alias The Christmas Tree.

Namun baru setelah Last Tango in Paris, ia banyak mendapat peran lain. Kariernya melambung sampai 2008, tiga tahun sebelum ia mundur dari hadapan kamera dan meninggal pada 2011.

Ia punya lebih dari 50 film dan produksi televisi antara 1969 sampai 2008.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sayangnya, film itu juga yang membuatnya menjadi sosok yang tak ia inginkan: simbol seks. Sebab dalam Last Tango in Paris, ia memerankan seorang remaja yang diperkosa. Gambar-gambarnya begitu vulgar. Sampai-sampai, film itu pun mendapat rating X di Amerika Serikat.

Adegan di mana pemerkosaan itu terjadi adalah saat ia dihimpit di lantai oleh karakter pengusaha Amerika. Ia melakukan penetrasi anal. Asosiasi film di AS menganggapnya ekstrem.

Schneider juga mendapat perlakuan buruk saat memerankan film itu. Ia terlibat skandal pemerkosaan, yang tanpa ia sadari telah dirancang oleh sutradara dan lawan mainnya, aktor senior bernama Marlon Brando. Itu diakui sang sutradara sendiri, Bernardo Bertolucci.

Sang aktris pernah mengungkapkan pemerkosaannya—yang dilakukan di depan kamera dengan sejumput mentega sebagai pelicin—pada 2007. Namun ia seakan tak didengar. Bertolucci kemudian menjelaskan lagi adegan itu saat diwawancara video pada 2013 di acara Perancis.

Baru-baru ini, video yang diambil oleh sebuah lembaga nonprofit asal Spanyol itu kembali dimunculkan. Di tengah era keterbukaan dan kesetaraan gender, kasus itu membuat banyak selebriti berteriak. Chris Evans, Anna Kendrick, Jessica Chastain, termasuk yang mengecam.

Bertolucci kemudian angkat bicara. Katanya, Schneider sebenarnya mengerti akan ada adegan pemerkosaan dalam film yang dimainkannya. Yang ia tidak tahu hanya penggunaan mentega sebagai pelicin. Itu memang baru direncanakan oleh Bertolucci dan Brando pada pagi harinya, saat mereka sarapan dan melihat roti baguette serta mentega yang tersaji di sana.

Keduanya lantas sengaja tak memberi tahu Schneider, karena sang sutradara ingin aktrisnya berekspresi natural. Ia ingin Schneider merasa terhina dan marah saat diperkosa, bukan berakting. Bukan hanya perasaan terhina dan marah, Bertolucci juga mendapat air mata sungguhan, dan kebencian selama bertahun-tahun dari putri aktor Perancis Daniel Gelin itu.

Tapi Schneider tak bisa melakukan apa-apa. Ia seharusnya menelepon agensi atau pengacaranya ke lokasi syuting, tapi saat itu sang aktris yang belakangan mengaku sebagai biseksual tidak tahu apa-apa. Maklum ia masih 19 tahun. Brando sendiri berusia 48 tahun.

Apalagi itu film pertamanya dengan peran bukan kameo. Mengutip The New York Times, saat itu Schneider dibayar US$4.000 atau sekitar Rp53 juta dengan kurs sekarang. Sementara aktris sekarang bayarannya sudah mencapai US$20 juta-an, apalagi di film blockbuster.

Saya menyesali pilihan saya karena awal karier saya bisa jadi lebih manis.Maria Schneider
Schneider bungkam terhadap skandalnya sampai 2007. “Last Tango. Peran utama pertama bagi saya. Faktanya, semua serba kebetulan,” katanya. Ia terlibat film itu karena berteman dengan Dominique Sanda. Bertolucci melihat Schneider ada di foto Sanda, lalu memintanya ikut casting. “Saya menyesali pilihan saya karena awal karier saya bisa jadi lebih manis.”

Sejak kejadian ‘pemerkosaan’ itu, Schneider sempat tidak bicara lagi dengan Brando. Tapi itu membuatnya belajar sesuatu. Ia tidak pernah lagi setuju untuk melakoni skenario dan film yang memintanya beradegan telanjang atau seksual. Filmnya yang lain, termasuk The Passenger (1975), Mama Dracula (1980), dan Jane Eyre (1996). Terakhir, Client (2008).

Bergelimang popularitas, Schneider tetap hidup dalam depresi dan ketergantungan obat-obatan. Ia mengaku biseksual pada 1974. Kekasihnya seorang fotografer bernama Joan Townsend. Demi menemani Townsend di rumah sakit, ia rela ditendang dari film Caligula.

Tahun-tahun itu adalah masa-masa gelap baginya. Ia pernah overdosis, bahkan mencoba bunuh diri. Disebut-sebut, itu karena ketenaran instan yang didapatnya dari Last Tango in Paris.

Ia baru berhenti pada 1980-an. Katanya, itu karena ia punya banyak teman yang meninggal karena obat-obatan. Tapi seseorang membuatnya berhenti. “Saya menyebut orang ini malaikat saya dan kami bersama sejak saat itu. Saya tidak mau mengatakan apakah itu laki-laki atau perempuan. Itu rahasia saya. Saya akan membiarkannya tetap menjadi misteri,” tuturnya.

Schneider meninggal karena kanker pada 3 Februari 2011. Usianya 58 tahun saat itu. Ia dimakamkan di Paris bersama keluarga, teman dekat, dan rekan kerjanya. Jasadnya kemudian dikremasi dan ditabur di laut, seperti yang pernah menjadi pesan terakhirnya. (rsa)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER