Jakarta, CNN Indonesia -- Princess Leia adalah bagian tak terpisahkan dari
Star Wars. Penggemar kisah perang antargalaksi tumbuh dan berkembang dengan karakter berambut pirang yang dicepol dua dan menjadi bagian penting dari kelompok pemberontak itu.
Wajah Carrie Fisher, aktris yang menghidupkan Leia pun sudah akrab dengan mereka. Jadi saat ini, ketika Fisher meninggal dalam usia 60 tahun pada Selasa (27/12) pagi di Los Angeles, Amerika penggemar pun ikut terdampak.
Mereka yang sudah merasa ‘dekat’ dengan karakter Fisher sejak Star Wars tahun 1977, ikut hancur saat Fisher meninggal setelah kena serangan jantung.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dampak lebih berat, tentu ada pada tim produksi
Star Wars yang kini digarap oleh LucasFilm dan dinaungi distribusinya oleh The Walt Disney Studios. Mereka harus mengisi ‘kekosongan’ wajah Leia yang ditinggalkan Fisher.
Film
Star Wars berikutnya,
Episode VIII sudah aman karena pengambilan gambar telah tuntas. Tak perlu dipertanyakan lagi bahwa Fisher masih menjadi Leia. Film itu rencananya tayang tahun depan. Tidak ada perubahan sejauh ini.
Tapi nyaris tak ada yang tahu bagaimana karakter Leia disiapkan untuk film berikutnya,
Star Wars Episode IX. Serta apakah kematian Fisher di UCLA Medical Center berpengaruh terhadap cerita maupun kelanjutan film itu.
Biasanya, mengutip
CNN Money, jika seorang bintang meninggal di tengah film karakter mereka akan ‘dibuang’ atau dicarikan pengganti. Baru-baru ini saja para sineas punya pilihan baru, melalui kreasi atau rekayasa digital atas penampilan-penampilan sebelumnya yang sudah pernah diambil oleh kamera.
Salah satu contohnya, saat Paul Walker meninggal. Ia merupakan bintang utama waralaba
Fast & Furious. Film itu pun masih berlanjut hingga beberapa episode ke depan. Tim produksi memutuskan tidak ‘mematikan’ karakter Brian O’Conner.
Hingga
Furious ke-delapan yang bakal tayang tahun depan pun, tim produksi masih menggunakan wajah Walker. Dua adik Walker membantu penyempurnaan.
Untuk karakter seikonik Leia dan aktris sebesar Fisher, jawabannya tak mudah. Disney maupun LucasFilm belum berkomentar soal bagaimana nasib Leia ke depan.
 Foto: Dok. Lucas Film Carrie Fisher saat menjadi Princess Leia. |
Yang jelas, rekayasa komputer memang membuat apa pun mungkin dalam film. Syuting di luar angkasa, ‘menghidupkan’ kembali karakter dari bintang yang sudah meninggal atau binatang yang sudah punah, semua jadi hal mudah.
LucasFilm dan Disney sudah pernah melakukannya. Dalam
Rogue One: A Star Wars Story yang baru tayang bulan ini misalnya, ada karakter yang dimainkan Peter Cushing pada tayangan orisinal Star Wars 1977 lalu. Cushing meninggal 1994.
Tapi kritikus tidak tinggal diam. Sesempurna apa pun teknologinya, itu tidak akan mampu menandingi gerakan atau akting dari bintang aslinya. Apalagi sudah banyak yang tahu bahwa bintang itu telah meninggal. Ada perasaan ragu saat menonton filmnya, bertanya-tanya dan tanpa sadar mengkritisi rekayasanya.
Di sisi lain, mengganti peran Leia yang di
The Force Awakens sudah disesuaikan usianya seperti Fisher, lebih tidak mungkin lagi. Orang terlanjur mengidentikkan Leia dengan Fisher. Tapi semua terserah LucasFilm dan Disney.
(rsa)