Usai Penembakan, Kelab Malam Reina Tak Lagi Sama

Rizky Sekar Afrisia | CNN Indonesia
Minggu, 01 Jan 2017 15:00 WIB
Kelab malam Reina di Istanbul merupakan pusat hiburan malam bagi generasi muda sekuler. Sekitar 500 orang ada di sana saat penembakan malam tahun baru terjadi.
Reina, kelab malam di Turki yang jadi sasaran teror malam tahun baru. (Depo Photos via REUTERS)
Jakarta, CNN Indonesia -- Reina yang menjadi target teror penembakan oleh pria bersenjata dan berbusana Sinterklas pada malam tahun baru 2017, adalah sebuah kelab malam elite di Istanbul, Turki. Itu tempat prestisius bagi anak-anak muda sekuler berkumpul.

Tempat itu memang punya aset untuk jadi lokasi populer di kalangan anak muda Turki. Ia terletak di tepi laut Bosphorus. Pemandangannya indah. Ada balkon yang menjorok ke perairan. Mereka bahkan menyediakan kapal untuk ke perairan.

Dari sana, bisa terlihat jembatan indah yang membelah Bosphorus, bersama warna-warni lampu dengan kerlingan Asia di satu sisi dan Eropa di sisi lain.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tidak mudah masuk ke Reina. Mahal dan ‘pemilih.’ Penjaga di depan kelab akan meneliti pengunjung dengan sangat cermat untuk membolehkannya masuk. Mereka harus punya banyak uang. Atau setidaknya, terlihat kaya dan berbusana bagus.

Bukan hanya pemuda dan pemmudi lokal. Reina juga terkenal di kalangan ekspatriat. Banyak warga asing yang mengunjunginya. Tak heran jika 16 dari 21 korban meninggal yang telah diidentifikasi—dari total 39 orang—adalah asing.

Singkatnya, itu lokasi sempurna merayakan pergantian tahun. Pesta yang diselenggarakan Reina sendiri memang legendaris. Panggung, restoran, dan lantai dansanya luar biasa. Dan pesta biasanya tak mulai sampai tengah malam.

Wajah-wajah populer sudah akrab menjadi pelanggan pesta. Muai pesepakbola top Turki sampai bintang opera sabun paling sering ditonton di negara itu. Mereka sering berpesta di akhir pekan, yang kemudian jadi berita utama gosip media.

Pesta biasanya baru berakhir ketika mobil-mobil sudah mengantre di luar kelab, menunggu majikan mereka. Sementara fajar sudah mulai menyingsing.

Namun kini, sejak peristiwa penembakan brutal yang menewaskan 39 orang dan membuat 69 lainnya luka itu, Reina akan dikenang dengan memori yang berbeda.

Bukan lagi pusat pesta atau kelab dengan pemandangan indah. Bukan restoran dengan makanan enak, bar dengan racikan minuman yang membuat melayang, atau lantai dansa dengan wajah-wajah ‘ramah kamera media’ bergoyang di sana.

Seperti gedung konser Bataclan yang pada 13 November 2015 menjadi sasaran serangan pria-pria bersenjata di Paris, Reina pun akan dikenang sebagai lokasi teror. Namanya, mengutip AFP, selamanya akan terkait dengan kekerasan.

Tapi pemilik kelab itu, Mehmet Kocarslan mengatakan pengamanan sudah diperketat, bahkan untuk antisipasi teror yang bisa dilakukan melalui laut. Masalahnya adalah, warga asing belakangan menjadi magnet bagi setiap teror.

[Gambas:Video CNN]

“Kelompok ekstremis melanjutkan upaya agresif untuk melakukan serangan-serangan di area di mana warga negara AS dan ekspatriat sering tinggal atau datang,” seperti disampaikan Kedubes AS di Turki, tak lama setelah serangan.

Sefa Boydas, pesepakbola untuk sebuah klub di Istanbul yang sering ke Reina bahkan menjadi saksi mata malam tadi mengatakan, ia memang sudah khawatir ada serangan semacam penembakan itu di kelab malam yang sering berpesta.

“Seorang teman berkata, ‘Itu tidak akan terjadi di tempat seperti Reina.’ Tapi saya bilang, ‘Sebenarnya justru tempat seperti itu yang jadi target.’”

Banyak pengunjung malam tadi yang beruntung karena lokasi Reina dekat Bosphorus. Mereka melompat ke air dan selamat dari tragedi penembakan itu. Tapi bagaimana pun, hiburan malam di Reina tidak akan pernah lagi sama. (rsa/les)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER