Jakarta, CNN Indonesia -- Tak seperti saat malam penganugerahan Golden Globe Awards 2017 yang banyak melemparkan 'kutukan' dan lelucon soal Presiden Amerika Serikat Donald Trump, pada penyerahan penghargaan Grammy Awards tahun ini hanya terdengar sedikit sindiran yang ditujukan kepada taipan properti itu.
Saat memberikan pidato kemenangan Best Urban Contemporary Album lewat
Lemonade, Beyonce tidak secara langsung menyebut nama Trump. Namun, pidato tentang keindahan keturunan kulit hitam itu mengangkat soal situasi politik saat ini.
"Kita semua merasakan rasa sakit dan kehilangan, dan seringkali tak terdengar. Niat saya untuk film dan album adalah menciptakan sesuatu yang mampu memberikan sebuah suara untuk rasa sakit kita, perjuangan kita, kegelapan kita, dan sejarah kita. Untuk melawan masalah yang membuat kita tidak nyaman," ujar Beyonce saat membaca pidatonya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sangat penting bagi saya untuk menunjukkan citra kepada anak-anak saya yang merefleksikan keindahannya, sehingga mereka bisa tumbuh di sebuah dunia di mana mereka menatap cermin, pertama lewat keluarga mereka sendiri--juga lewat berita, Super Bowl, Olympics, Gedung Putih, dan Grammys--dan melihat diri mereka, dan tidak ragu bahwa mereka indah, pintar, dan cakap," katanya.
Istri Jay Z itu menutup, "Ini adalah sesuatu yang saya inginkan untuk setiap anak dari seluruh ras. Dan saya merasa ini vital bahwa kita belajar dari masa lalu dan menyadari kecenderungan kita untuk mengulang kesalahan kita. Terima kasih telah menghormati
Lemonade. Semoga malam kalian menyenangkan. Terima kasih untuk malam ini. Ini luar biasa."
Berbeda dengan Beyonce, rapper Busta Rhymes lebih blak-blakan saat menyindir Trump. Ia memilih nama lain untuk Trump saat memperkenalkan
We The People karya A Tribe Called Quest secara berapi-api.
"Saya tidak merasakan iklim politik saat ini. Saya hanya ingin berterima kasih kepada Presiden Agen Oranye untuk mengekalkan semua iblis yang selama ini anda abadikan ke seluruh Amerika Serikat. Saya ingin berterima kasih kepada Presiden Agen Oranye atas kegagalan upayanya dalam menolak Muslim," ujarnya.
Sementara, Jennifer Lopez menitikberatkan pada sebuah panggilan dengan semangat politik kepada para artis untuk bangkit berdiri dan bertahan bersama.
"Pada titik tertentu dalam sejarah ini, suara kita dibutuhkan lebih dari kapan pun. Seperti yang pernah dikatakan Toni Morrison, ini adalah waktu yang tepat ketika para artis pergi bekerja. Tidak ada waktu untuk putus asa, tidak ada tempat untuk mengasihani diri sendiri, tidak perlu diam, dan tidak ada ruang untuk ketakutan," ujarnya sebelum membacakan nominasi.
Ia melanjutkan, "Kita berbahasa. Ini adalah bagaimana peradaban terobati. Jadi malam ini, kita merayakan bahasa paling universal kita, musik, seraya kita menghormati suara-suara masa lalu dan masa kini."
Ketiga artis tersebut tentu menyindir Trump, meski tak menyebut namanya langsung. Meski demikian, tentu tak afdal jika dalam acara sebesar Grammy Awards tidak memanggil nama politisi sekaligus bintang televisi itu. Karenanya, pemandu acara Grammy Awards tahun ini, James Corden, secara langsung menyebut nama Trump dalam lirik rap yang dibuatnya.
"Jujurlah pada saya, ketika anda kecil, pernahkan anda memiliki mimpi untuk diundang ke [acara] ini? Harapan benar-benar datang, kita merayakan [untuk] anda. Anda harus berterima kasih bahwa ini yang anda lakukan. Hidupkan ini semua karena ini adalah yang terbaik dan dengan Presiden Trump, kita tidak tahu apa yang akan datang selanjutnya. Kita duduk di sini malam ini tak peduli apa ras kita, atau di mana kita lahir, atau warna wajah. Musik adalah milik kita, ingat selamanya, kita bisa bertahan hidup jika kita berdampingan bersama."