Jakarta, CNN Indonesia -- Usianya baru 27 tahun. Namun jejak pertamanya di industri musik langsung membekas. Danilla Riyadi, gadis muda kelahiran 12 Februari 1990 langsung dikenal sebagai salah satu penyanyi berbakat sejenak setelah album perdananya rilis pada 2014, berjudul
Telisik.
Danilla menurut situs resminya, tidak pernah mengenyam pelajaran menyanyi secara formal. Kepiawaiannya bermusik hanya bermodalkan kegemaran akan mendengarkan musik dan bernyanyi. ‘Guru’ musiknya hingga sekarang adalah lagu-lagu yang ia dengarkan sejak kecil.
Musisi seperti Antonio Carlos Jobim, Joao Gilberto, Frank Sinatra, Billie Holiday, Astrud Gilberto, dan Ella Fitzgerald menjadi santapan telinga Danilla semenjak masih belia. Beranjak dewasa, ia mulai mengenal Coldplay, Radiohead, Jay-Jay Johanson, Diana Krall, Sophie Ellis Bextor, hingga Portishead. Ia kemudian menyerap dan memproses musik mereka.
Di awal mula berkarier, Danilla enggan dilabeli sebagai penyanyi atau musisi solo. Namun pertemuannya dengan Lafa Pratomo pada awal 2012 mengubah keengganan tersebtu. Lafa hingga kini aktif mengarahkan musik Danilla sebagai produser dalam lagu-lagunya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adanya kecocokan musikalitas di antara keduanya membuahkan kesepakatan-kesepakatan musikal berupa karya-karya Danilla yang direkam di sebuah studio milik Orion Records Indonesia.
Debut lagu Danilla bertajuk Buaian pun digubah dan diaransemen oleh Lafa. Lagu itu bercerita tentang sebuah ketertarikan antarlawan jenis, berisi syair rayuan ala era ’50-an yang dipadukan dengan nada yang ringan serta bersahabat, diiringi irama musik swing.
Lagu itu menjadi bagian dalam album perdananya, yang disusul perilisan lagu-lagu seperti
Ada Di Sana, Berdistraksi dan
Terpaut oleh Waktu.[Gambas:Youtube]Lebih Muncul di Album Ke-duaSelang dua tahun dari album perdananya, Danilla mulai menggarap album ke-dua. Sebagai pengantar albumnya, Oktober lalu ia telah merilis lagu berjudul
Kalapuna.Di lagu tersebut, Danilla menuangkan kegundahan seputar hubungan percintaan. Lagu itu pun dikatakannya bercerita tentang waktu di mana hubungan yang sudah seharusnya punah.
"Pernah enggak, merasakan sebal ketika tiba-tiba berhenti menyukai orang yang selama ini disukai. Kok bisa sih gue enggak demen lagi sama orang ini? Tapi pengennya gue aja yang enggak demen, lo jangan enggak demen sama gue," katanya, mencoba menggambarkan makna lagu itu, melalui siaran pers yang diterima
CNNIndonesia.com.
[Gambas:Youtube]Soal albumnya, Danilla sempat bercerita, lagi-lagi bakal berlatar dari kisah pribadinya.
"Album ke-dua ini saya banget. Lagu-lagu di dalamnya menceritakan kehidupan pribadi saya yang belum diketahui banyak orang. Saya ceritakan kehidupan itu lewat lagu," kata Danilla saat diwawancarai
CNNIndonesia.com beberapa waktu lalu.
Keterlibatan Danilla dalam album tersebut juga akan lebih banyak. Ia mengatakan, banyak menulis lagu dan ikut mengaransemen beberapa di antaranya.
"Bisa dibilang ini album yang penuh dengan ego dan jati diri saya," Danilla menyimpulkan.
Pada album sebelumnya, Danilla memang tidak ikut menulis lagu. Semua dilakukan Lafa, yang juga mengiringi Danilla menyanyi dengan gitar. “Referensi musik saya terus berbeda, makanya muncul album ke-dua yang berbeda dari album pertama. Album terbaru ini ibarat kanvas yang sama, tetapi [dilukis] dengan warna yang berbeda," katanya.
Menulis lagu bukan hal yang terlalu baru bagi Danilla. Ia sempat merilis lagu bertajuk Liar dalam acara Record Store Day 2016. Ia merilis lagu itu dalam bentuk kaset.
Danilla Riyadi akan memainkan musik-musik khas dan terbarunya dalam Music at Newsroom CNNIndonesia.com pada Rabu (15/3) pukul 14.00-15.00 WIB hanya di
www.cnnindonesia.com. Saksikan pula tayangan ulangnya, Rabu (22/3) di jam yang sama.
(rsa)