Jakarta, CNN Indonesia -- Setelah lembaga sensor Malaysia mengatakan mereka menyensor film terbaru Disney,
Beauty and the Beast. Pihak Disney pun angkat suara, namun Disney justru membantah film tersebut dipotong.
Melansir
AFP, juru bicara Disney akhirnya berbicara terkait kontroversi penayangan film yang dibintangi Emma Watson tersebut.
"
Beauty and the Beast belum dan tidak akan dipotong untuk penayangan Malaysia," kata juru bicara Disney.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Juru bicara tersebut juga menyiratkan pihak perusahaan film keluarga dan anak-anak itu tidak akan melakukan tindakan pemotongan konten untuk negara lain di Asia Tenggara.
Film
live action Beauty and the Beast menuai kontroversi usai sutradara Bill Condon mengatakan bahwa film tersebut memiliki konten eksklusif gay dan disebut sebagai yang pertama dalam sejarah perfilman Disney.
Konten gay yang dimaksud adalah kekaguman dan hasrat karakter LeFou terhadap sahabatnya sendiri, Gaston. Namun konten gay itu disebut para kritikus sangat ringan dan singkat.
Karena konten tersebut, gelombang penolakan muncul pada film tersebut. Rusia sempat berencana melarang meski kemudian dicabut, tokoh agama Kristen Amerika Serikat menyerukan boikot yang diikuti sejumlah tokoh lintas agama di Singapura serta Malaysia.
Di Malaysia, homoseksualitas tergolong hal melanggar hukum. Hukum di Negeri Jiran menyatakan kegiatan homoseksualitas seperti sodomi dapat mengakibatkan hukuman penjara, fisik, dan denda.
Beberapa waktu lalu, badan sensor Malaysia menyatakan telah memotong adegan yang disinyalir mengandung adegan gay saat pengujian sensor akhir Februari lalu.
Dengan pemotongan itu pula, lembaga sensor tersebut menyantumkan Beauty and the Beast sebagai film PG-13 atau memiliki konten yang baiknya tidak dilihat oleh mereka pra-remaja.
Meski hujan kontroversi, menurut laman penjualan tiket daring Fandango, film ini sudah mencatatkan diri sebagai film keluarga dengan penjualan tercepat mengalahkan pemegang rekor sebelumnya, Finding Dory.