ANALISIS

Menghitung 'Kerugian' Disney di Malaysia

CNN Indonesia
Jumat, 17 Mar 2017 10:52 WIB
Disney memutuskan menarik Beauty and the Beast di Malaysia daripada 4,5 menit adegan gay-nya harus dipotong badan sensor setempat.
Disney memilih tidak merilis Beauty and the Beast di Malaysia ketimbang harus disensor. (AFP PHOTO / Roslan RAHMAN)
Jakarta, CNN Indonesia -- Disney mengambil keputusan tegas saat badan sensor film di Malaysia memotong 4,5 menit konten gay di Beauty and the Beast. Mereka lebih memilih menarik film itu ketimbang ‘menyerah’ pada sensor. Meskipun, adegan yang dipotong hanya bagian minor dari cerita.

Salah satu yang mungkin jadi pertimbangan Disney, Malaysia bukan pasar film yang cukup besar bagi mereka. Penduduknya hanya sekitar 31 juta, kalah jauh dibanding Indonesia yang mencapai ratusan juta. Itu pun, tidak semuanya punya akses dan mau menonton bioskop.

Tapi soal jumlah layar, Malaysia dan Indonesia hampir sama. Dari data yang dihimpun CNNIndonesia.com, setidaknya ada 1.066 layar bioskop di Malaysia. Sementara Indonesia dengan jumlah penduduk berkali-kali lipat, jumlahnya tidak jauh berbeda. Jaringan bioskop besar 21 Cineplex saja, sampai akhir 2017 baru menargetkan akan punya 1.000 layar. Per Agustus 2015 mereka punya 796.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dengan jumlah layar sedemikian, bagaimana kira-kira potensi pasar Malaysia?

Mari berhitung. Katakanlah Beauty and the Beast diputar hanya di separuh layar yang dimiliki Malaysia. Artinya, film itu diputar di 533 layar. Tiap layar punya kapasitas duduk sebut saja 100. Per orang, dikenai biaya 20 Ringgit, atau sekitar Rp60 ribu.


Jika film itu ditayangkan dua bulan atau 60 hari saja, dari penjualan tiket Disney sudah bisa mengantongi penghasilan kotor sebesar 63.960.000 Ringgit. Jumlah itu saja sebenarnya sudah bisa mengalahkan box office film Hollywood sepanjang masa di Negeri Jiran.

Menurut data, film Hollywood dengan penghasilan terlaris di Malaysia adalah Furious 7 (2015). Film itu mengantongi 60.659.547 Ringgit, disusul Avengers: Age of Ultron dan Jurassic World. Semuanya dari tahun yang sama.

Tahun lalu, film terlaris di Malaysia adalah Captain America: Civil War, yang berhasil mengantongi 43.381.100 Ringgit.

Jika Disney mengalah dan membiarkan Beauty and the Beast ditonton, penghasilannya kemungkinan bisa memecahkan rekor soal film terlaris Hollywood sepanjang masa di sana.


Apalagi sebenarnya film itu sangat ditunggu-tunggu di Malaysia. Kuganaa Kamalanathan, salah satu warga Malaysia yang diwawancara CNNIndonesia.com mengatakan, ia sudah menanti film itu sejak pertama trailer-nya keluar. “Jadi sekitar tujuh bulan,” katanya mengakui.

Ia mengaku sedih ketika sekarang jadi tidak bisa menonton Beauty and the Beast sama sekali di Malaysia. Sama halnya dengan Dennis Chan. Seperti Kuganaa, Dennis pun mengaku berharap besar dengan tontonan Beauty and the Beast. Ia menyukai animasi klasiknya, yang dirilis 1991.

“Saya agak kecewa dengan hasilnya [yang sekarang]. Menyedihkan, ketika pemerintah memutuskan menyensor film Disney,” kata Dennis pada CNNIndonesia.com melalui surel.

Bukan tidak mungkin, orang-orang yang sudah menunggu dan kecewa, seperti Kuganaa dan Dennis, memutuskan menontonnya di tempat lain. Kuganaa menganggap pergi ke luar negeri demi menonton film sedikit ekstrem, maka ia memilih menontonnya secara daring jika tersedia.

[Gambas:Youtube]

Dennis, jika ada kesempatan ke luar negeri dalam waktu dekat, mungkin akan menontonnya.

Tapi itu artinya, Malaysia kehilangan pundi-pundi dari penikmat film di negerinya sendiri. Disney pun kehilangan cuan jika penontonnya kecewa dan lebih memilih menonton daring.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER