Pangeran Harry Disebut 'Rayu' Raja di Afrika demi Tunangan
Agniya Khoiri | CNN Indonesia
Selasa, 15 Agu 2017 18:55 WIB
Jakarta, CNN Indonesia -- Pangeran Harry disebut sudah melamar kekasihnya, Meghan Markle saat berada di Afrika. Untuk membuat momen bahagia itu makin berkesan, Pangeran Harry disebut banyak melakukan perjuangan.
Diberitakan Ace Showbiz, Pangeran Harry disebut sudah melamar sang kekasih ketika mereka berkemah bersama di Botswana, selatan Afrika.
Bukan cuma melamar ketika berkemah di bawah atap langit alam Afrika, laporan Daily Star menyebut Pangeran Harry bahkan 'merayu' Raja dan Ratu dari Kerajaan Zulu di Afrika untuk membuatkan gelang pertunangan.
Pangeran Harry 'merayu' Raja dan Ratu dari Kerajaan Zulu melalui sahabatnya, Pangeran Seeiso dari Lesotho guna membujuk Rata dan Ratu dari negara kecil di benua Hitam tersebut.
Gelang pertunangan yang dibuat khusus untuk dia dan Markle disebut melambangkan ikatan cinta mereka di Zulu.
Pun, pasangan ini terlihat memakai gelang manik-manik Zulu biru, putih, dan hitam yang melambangkan cinta satu sama lain.
"Lamaran dan gelang itu sangat spesial bagi Harry," kata seorang sumber.
"Dia selalu merasa dekat dengan Diana di Afrika dan dialah yang mengajarkan kepadanya tentang arti manik-manik kesukuan saat dia menghabiskan begitu banyak waktu di sana," tambah sumber itu lebih lanjut.
Sumber itu pun menyebut alasan lain yang membuat Afrika menjadi tempat spesial bagi Harry.
Menurut sumber itu, Harry merasa dapat jadi diri sendiri ketika berada di Afrika. Karenanya, Harry merasa momen pertunangan di Afrika akan jadi kenangan personal.
Sumber itu juga mengungkapkan bahwa keduanya akan merahasiakan pertunangan mereka untuk beberapa pekan ke depan.
Dilaporkan, pilihan keduanya merahasiakan hal tersebut karena Istana Buckingham tidak akan mengumumkan pertunangan sampai sang Ratu merestui mereka.
"Seluruh dunia sedang menyorotinya, jadi Meghan tidak akan mendarat di Heathrow dengan mengenakan cincin di jari manisnya," ujarnya.
Sumber tersebut menjelaskan bahwa Harry sangat ingin mengumumkan pertunangan mereka, namun masih membutuhkan izin dari Ratu Elizabeth II. Diisebutkan, Sri Ratu masih ragu akan sosok Markle.
"Harry memberitahu teman-temannya bahwa dia berharap bisa membuat pengumuman resmi pada September," tambahnya. (end)
Diberitakan Ace Showbiz, Pangeran Harry disebut sudah melamar sang kekasih ketika mereka berkemah bersama di Botswana, selatan Afrika.
Bukan cuma melamar ketika berkemah di bawah atap langit alam Afrika, laporan Daily Star menyebut Pangeran Harry bahkan 'merayu' Raja dan Ratu dari Kerajaan Zulu di Afrika untuk membuatkan gelang pertunangan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gelang pertunangan yang dibuat khusus untuk dia dan Markle disebut melambangkan ikatan cinta mereka di Zulu.
"Lamaran dan gelang itu sangat spesial bagi Harry," kata seorang sumber.
"Dia selalu merasa dekat dengan Diana di Afrika dan dialah yang mengajarkan kepadanya tentang arti manik-manik kesukuan saat dia menghabiskan begitu banyak waktu di sana," tambah sumber itu lebih lanjut.
Sumber itu pun menyebut alasan lain yang membuat Afrika menjadi tempat spesial bagi Harry.
Menurut sumber itu, Harry merasa dapat jadi diri sendiri ketika berada di Afrika. Karenanya, Harry merasa momen pertunangan di Afrika akan jadi kenangan personal.
Sumber itu juga mengungkapkan bahwa keduanya akan merahasiakan pertunangan mereka untuk beberapa pekan ke depan.
Dilaporkan, pilihan keduanya merahasiakan hal tersebut karena Istana Buckingham tidak akan mengumumkan pertunangan sampai sang Ratu merestui mereka.
"Seluruh dunia sedang menyorotinya, jadi Meghan tidak akan mendarat di Heathrow dengan mengenakan cincin di jari manisnya," ujarnya.
Sumber tersebut menjelaskan bahwa Harry sangat ingin mengumumkan pertunangan mereka, namun masih membutuhkan izin dari Ratu Elizabeth II. Diisebutkan, Sri Ratu masih ragu akan sosok Markle.
"Harry memberitahu teman-temannya bahwa dia berharap bisa membuat pengumuman resmi pada September," tambahnya. (end)
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL
TERKAIT
TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK