Jakarta, CNN Indonesia -- Dunia komedi tengah berduka. Dalam satu akhir pekan, dunia yang biasanya penuh dengan tawa itu kehilangan tiga tokohnya. Presenter Bruce Forsyth yang meninggal pada Jumat (18/8), komedian sekaligus aktivis Dick Gregory yang mengembuskan napas terakhir Sabtu (19/8), dan aktor kocak Jerry Lewis yang sehari setelahnya menyusul menutup mata, Minggu (20/8).
Bruce ForsythPemilik nama lengkap Sir Bruce Joseph Forsyth-Johnson ini meninggal dalam usia 89 tahun. Namun ia sudah berkarier selama lebih dari 75 tahun, membuatnya dianugerahi rekor dunia pada 2012 sebagai pekerja seni pria yang punya karier terlama di dunia pertelevisian.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pria kelahiran 1928 ini memulai kariernya pada usia 14 tahun di London, setelah terinspirasi oleh penari legendaris Fred Astaire. Mengutip
NME, kariernya melejit pada 1958 berkat penampilannya bersama komedian Dickie Handerson. Setelah itu, ia ditawari tampil di Sunday Night at The London Palladium, yang membuatnya makin bersinar.
Ia menjadi ikon televisi dengan membawakan acara seperti
The Generation Game, Play Your Cards Right dan
The Price Is Right. Ia juga membawakan
One’s Strictly Come Dancing selama 10 tahun, sejak 2004 sampai 2014, yang membuatnya identik dengan acara itu.
Forsyth bahkan pernah tampil di Glastonbury pada 2013, memainkan kabaret.
Ia mulai sakit pada 2015, saat dirinya harus dioperasi setelah jatuh di rumahnya di Surrey. Diketahui, ia mengidap dua aneurisma, atau pembengkakan pembuluh darah karena melemahnya dinding arteri. Selama 18 bulan sebelum ia meninggal dikelilingi istri dan anak-anaknya, ia berkata sembari mengedipkan satu mata, “Saya sibuk sakit selama ini.”
Tak lama kemudian, kesehatannya memburuk dan dia didiagnosis mengidap sakit paru-paru.
Dick Gregory Dick Gregory dikenal sebagai komedian kulit hitam pertama yang tampil di depan kulit putih. (REUTERS/Joshua Roberts) |
Lebih muda dari Forsyth, Gregory mengembuskan napas terakhir dalam usia 84 tahun di Sibley Memorial Hospital, Amerika. Penyebabnya adalah sakit jantung. Ia memang sudah dirawat di rumah sakit itu sekitar sepekan sebelumnya, menurut keterangan publisisnya, Steve Jaffe.
Mengutip
Reuters, Gregory dikenal sebagai komedian kulit hitam pertama yang berhasil tampil di hadapan kulit putih. Kesuksesannya pada awal 1960-an membuka gerbang bagi komedian kulit hitam lain, seperti Richard Pryor yang kemudian jadi lebih terkenal.
Kesuksesannya tak lepas dari tangan Hugh Hefner, bos Playboy.
Gregory lahir di keluarga miskin dan bekerja di kantor pos Amerika. Ia biasa tampil menghibur sebagai komedian. Hanya saja, penontonnya kala itu hanya orang-orang kulit hitam. Penampilannya disaksikan Hefner, yang memintanya tampil di kelabnya pada 1961.
“Ketika saya memulai, komedian kulit hitam tidak ada yang bekerja di kelab malam orang kulit putih. Anda bisa menyanyi, menari, tapi ridak bisa berdiri dan berbicara. Karena kemudian sistem akan tahu betapa brilian orang kulit hitam itu,” tuturnya kala itu.
Tapi ia berhasil menggebrak itu dan sukses. Sejak tampil di kelab malam Playboy Club, ia banyak diminta melucu. Ia tampil di beberapa acara bincang-bincang di televisi, bahkan menjadi penghibur kulit hitam berbayaran terrtinggi yang pernah ada saat itu.
Salah satu topik favoritnya adalah rasialisme. Dari situlah ia juga menjadi aktivis.
Jerry LewisYang membuat karier Lewis melejit adalah kemauannya untuk menjadi bodoh. “Saya mencapai sukses dengan menjadi seorang idiot,” ia pernah berkata. Kunci lainnya, tak pernah ‘dewasa.’ Ia puas dengan melihat dunia sebagai anak sembilan tahun, jujur dan polos.
“Saya mencetak karier dengan itu. Itu tempat yang luar biasa,” ungkapnya.
 Jerry Lewis meninggal di rumahnya di Las Vegas, dikelilingi keluarga yang dicintainya. (REUTERS/Arnd Wiegmann) |
Lewis memang dikenal sebagai komedian yang rendah hati, baik di dunia televisi maupun panggung dan film. Bukan hanya itu, ia bahkan sering mengumpulkan uang untuk amal.
Tak heran ia menjadi inspirasi bagi beberapa komedian masa kini, seperti Jim Carrey dan Jimmy Kimmel. Mereka sepakat soal satu hal, yakni menyebutnya komedian yang genius.
Lewis menjadi pekerja seni sejak 1950-an sebagai ‘kaki tangan’ Dean Martin di atas panggung komedi. Ia lalu sering tampil di kelab, televisi maupun belasan film layar lebar.
Film terakhirnya berjudul
Max Rose, yang rilis pada 2013. Ia memainkan seorang pianis jazz yang mempertanyakan pernikahannya setelah mengetahui sisi lain istrinya usai 65 tahun menikah. Ia seharusnya tampil di Toronto untuk sebuah film, tapi gagal karena sakit.
Ia dirawat di rumah sakit selama lima minggu sejak awal Juni karena masalah kandung kemih.
Diberitakan
Reuters ia meninggal di rumahnya di Las Vegas, dikelilingi keluarga yang dicintainya, dalam usia 91 tahun. Menurut keterangan keluarga, ia meninggal secara alami.