Putri Tom Petty 'Ngotot' Ayahnya Bukan Pecandu
Rizky Sekar Afrisia | CNN Indonesia
Minggu, 21 Jan 2018 12:38 WIB
Jakarta, CNN Indonesia -- Penyebab kematian rocker Tom Petty sudah diketahui: overdosis obat-obatan. Meski demikian, putrinya Annakim masih bersikeras sang ayah bukanlah seorang pecandu.
Itu disampaikannya melalui media sosial.
“Thomas Earl Petty menjalani banyak kehidupan. Dia melampaui begitu banyak kesengsaraan fisik yang diakibatkan kekerasan masa kecil dengan mentransformasi kemarahannya ke band rock n roll terhebat yang pernah ada,” demikian ia mengawali tulisannya.
Annakim melanjutkan dengan tak memungkiri bahwa ayahnya pun pernah tersandung masalah obat-obatan. Namun, menurutnya semua itu sudah berlalu. “Ayah saya telah tanpa malu secara terbuka melewati masalah obat-obatan yang melemahkan.”
Ia yakin yang membuat hidup ayahnya berakhir adalah masalah sakit pinggul yang menyakitkan. Alih-alih menyerah dengan itu, Petty tetap ikut tur bersama band-nya.
“Dia meninggal saat melakukan apa yang dia cintai dan apa yang akan lanjut menjaga semangatnya tetap hidup. Tur konser dengan pinggul patah karena dia tidak punya cara lain. Dia mencintai pentas,” tulis Annakim, yang memahami betapa itu sebenarnya menyakitkan.
Ia bahkan menyebut penderitaan yang disebabkan oleh sakit pinggul ayahnya itu melebihi apa pun. Namun setidaknya ia meninggal dengan tenang karena masih berkarya di bidang musik dan dikelilingi keluarganya. “Saya merasa sangat terhubungan dengannya,” tulis Annakim.
Sementara itu, anggota keluarga yang lain melalui sebuah pernyataan Jumat (19/1) lalu menyebutkan bahwa sang rocker 66 tahun memang pengguna beberapa obat, termasuk fentanyl.
Petty meninggal Oktober lalu karena kegagalan beberapa sistem organ yang disebabkan racun dari campuran obat-obatan. Petugas menemukan beberapa kandungan obat termasuk fentanyl dalam pemeriksaan awal. Ia juga punya masalah paru-paru dan pembuluh darah jantung.
Istrinya, Dana dan anaknya Adria memberikan pernyataan yang mendukung hasil temuan bahwa Petty meninggal karena overdosis. “Kami diinformasikan bahwa analisis final meninggalnya Tom Petty adalah karena overdosis obat-obatan yang mendadak sebagai akibat dari mengonsumsi berbagai obat-obatan,” demikian mereka menyatakan, dikutip People. (rsa)
Itu disampaikannya melalui media sosial.
“Thomas Earl Petty menjalani banyak kehidupan. Dia melampaui begitu banyak kesengsaraan fisik yang diakibatkan kekerasan masa kecil dengan mentransformasi kemarahannya ke band rock n roll terhebat yang pernah ada,” demikian ia mengawali tulisannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Annakim melanjutkan dengan tak memungkiri bahwa ayahnya pun pernah tersandung masalah obat-obatan. Namun, menurutnya semua itu sudah berlalu. “Ayah saya telah tanpa malu secara terbuka melewati masalah obat-obatan yang melemahkan.”
Ia yakin yang membuat hidup ayahnya berakhir adalah masalah sakit pinggul yang menyakitkan. Alih-alih menyerah dengan itu, Petty tetap ikut tur bersama band-nya.
Ia bahkan menyebut penderitaan yang disebabkan oleh sakit pinggul ayahnya itu melebihi apa pun. Namun setidaknya ia meninggal dengan tenang karena masih berkarya di bidang musik dan dikelilingi keluarganya. “Saya merasa sangat terhubungan dengannya,” tulis Annakim.
Sementara itu, anggota keluarga yang lain melalui sebuah pernyataan Jumat (19/1) lalu menyebutkan bahwa sang rocker 66 tahun memang pengguna beberapa obat, termasuk fentanyl.
Petty meninggal Oktober lalu karena kegagalan beberapa sistem organ yang disebabkan racun dari campuran obat-obatan. Petugas menemukan beberapa kandungan obat termasuk fentanyl dalam pemeriksaan awal. Ia juga punya masalah paru-paru dan pembuluh darah jantung.
Istrinya, Dana dan anaknya Adria memberikan pernyataan yang mendukung hasil temuan bahwa Petty meninggal karena overdosis. “Kami diinformasikan bahwa analisis final meninggalnya Tom Petty adalah karena overdosis obat-obatan yang mendadak sebagai akibat dari mengonsumsi berbagai obat-obatan,” demikian mereka menyatakan, dikutip People. (rsa)
ARTIKEL
TERKAIT
TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK