Program 'Indonesiaku' Trans7 Kembali Raih Adinegoro

Agniya Khoiri | CNN Indonesia
Jumat, 26 Jan 2018 19:20 WIB
Program acara 'Indonesiaku' yang disiarkan Trans7 kembali memenangkan Anugerah Jurnalistik Adinegoro untuk kategori Jurnalistik Televisi.
Program acara 'Indonesiaku' yang disiarkan Trans7 kembali memenangkan Anugerah Jurnalistik Adinegoro untuk kategori Jurnalistik Televisi. (Trans 7)
Jakarta, CNN Indonesia -- Program acara Indonesiaku yang disiarkan Trans7 kembali memenangkan Anugerah Jurnalistik Adinegoro untuk kategori Jurnalistik Televisi. Kemenangan ini merupakan ketiga kalinya dari program semi dokumenter yang mengangkat realita kehidupan masyarakat Indonesia yang sering luput dari perhatian pemerintah itu.

Kali ini, anugerah tersebut diberikan untuk episode bertajuk Berdamai dengan Maut di Kaseralau karya Rivo Pahlevi Akbarsyah dan Hanggoro Mukti yang dipublikasikan pada 10 Oktober 2017 lalu.

Kepada CNNIndonesia.com, Rivo menceritakan tentang perjalanan ke Desa Kaseralau yang terletak di Kecamatan Batu Lappa, Kabupaten Pinrang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Waktu riset kami hanya tahu ada sebuah desa yang aksesnya sangat buruk, tapi tak menyangka kalau tebingnya setinggi 400 meter. Jadi kami hanya diberi tahu kalau ada tebing yang tingginya enam kali tangga kayu, jadi harus melewati tangga itu untuk keluar masuk desa," tuturnya, saat ditemui di Gedung Trans TV, Jakarta, Jumat (26/1).

"Sebenarnya aksesnya bukan itu saja, tetapi ini yang paling cepat dan paling sering dilalui warga. Akses lain bisa berputar sehari, jadi kalau mau cepat asal tahan dengan maut saja," tambah Manyus Pagar Alam, selaku Produser Eksekutif Indonesiaku.

Untuk tiba di Desa Kaseralau, Rivo mengatakan bahwa ia dan Hanggoro harus melalui perjalanan selama tiga jam dari pusat kota Pinrang. Setelahnya, mereka harus menaiki anak tangga berbentuk vertikal 90 derajat dengan waktu sekitar satu hingga dua jam.


Selain mencoba akses desa menggunakan anak tangga, tim produksi turut menyeberangi sungai dengan lebar 70 meter dan kedalaman satu sampai 10 meter yang biasa dilewati para siswa menuju sekolah di desa lain.

Dalam tayangan berdurasi sekitar 20 menit itu, mereka juga melalui akses berupa jalan setapak di tepi jurang menggunakan sepeda motor dengan biaya Rp350-500 ribu untuk sekali perjalanan. Perjalanan itu pun belum termasuk meluncur dari ketinggian 20 meter untuk menumpang motor lainnya karena akses yang terputus.

"Sebenarnya hampir seluruh episode Indonesiaku mengkritisi hambatan apa yang membuat masyarakat tidak sejahtera, entah infrastrukturnya, pendidikan, kesehatan. Utamanya menyorot kendala kenapa mereka miskin," ungkap Rivo lebih lanjut.


Diceritakan Manyus, program yang tayang setiap Senin-Selasa pukul 18.45 WIB ini merupakan program semi dokumenter.

"Awalnya paradoks ya, seperti daerah kaya tapi rakyatnya miskin, daerah tambang, rakyatnya miskin, daerah penghasil aspal, tapi daerahnya tidak teraspal. Tentang kemiskinan, terisolir tidak punya akses, program untuk mengkritisi pembangunan, kebijakan pemerintah. Banyak daerah tidak punya akses, tidak punya pembangunan," tambahnya.

Sebelum meraih Anugerah Jurnalistik Adinegoro 2018, program Indonesiaku telah mendapatkan penghargaan yang sama pada 2012 dan 2016. (res)
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER