6 Alasan Kota Tua Gagal Jadi Warisan Dunia

Eka Santhika | CNN Indonesia
Senin, 09 Jul 2018 18:58 WIB
Kota Tua gagal dinyatakan sebagai warisan dunia, ICOMOS yang melakukan penilaian membeberkan alasan mereka.
Kawasan Kota Tua (CNN Indonesia/Hesti Rika)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kota Tua dinilai gagal memenuhi syarat sebagai salah satu peninggalan warisan dunia UNESCO. ICOMOS menyatakan bahwa Kota Tua dan tiga pulau pendukung di kepulauan seribu (Onrust, Kelor, Cipir, dan Bidadari) tak memenuhi syarat untuk memegang predikat sebagai warisan dunia.

ICOMOS sendiri adalah salah satu lembaga profesional yang melakukan penilaian dari peninggalan serjarah dan budaya. Hanya peninggalan yang masuk dalam kriteria memiliki nilai universal yang menakjubkanlah yang akan dianugerahi sebutan warisan dunia.

Lembaga ini ditunjuk oleh UNESCO bersama dengan dua lembaga lain yaitu IUCN (International Union for the Conservation of Nature) yang berpusat di Gland, Swiss dan ICCROM (International Centre for the Study of the Preservation and Restoration of Cultural Property) yang berpusat di Roma, Italia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan analisa komparatif ICOSMOS, Kota Tua tidak memenuhi beberapa syarat kesatuan peninggalan bangunan yang ada dengan konteks kota secara keseluruhan. Secara rinci, berikut lima alasan Kota Tua tidak masuk kriteria.

1. Kota Tua dianggap tak sanggup menyaingi keunikan dan faktor luar biasa dari kota kolonial lain di wilayah Asia Tenggara dan dunia.

2. Kawasan ini juga dianggap tidak menjadi saksi keberagaman dan perpaduan multikultural Indonesia saat ini. Sebagai pusat perdagangan pun, Kota Tua masih kalah jika dibandingkan dengan kota sejenis di Asia Tenggara. Tradisi pembuatan perahu tradisional bisa bertahan di Kampung Luar Batang dinilai bukan bukti yang cukup kuat.

3. Kota Tua tidak menunjukkan perannya sebagai tempat pertukaran nilai kemanusiaan dari waktu ke waktu, baik terkait dengan pembangunan arsitektur atau teknologi. Tidak juga memengaruhi rencana pengembangan kota atau perancangan tata kota.

4. Daerah wisata itu juga tidak menunjukkan keunikannya menjadi saksi tradisi budaya atau peradaban yang telah hilang.

5. Kawasan ini tak menunjukkan contoh bangunan yang luar biasa baik secara arsitektural, teknologi, ataupun tata kota, yang menunjukkan tingkatan penting dalam sejarah manusia.

6. Bangunan yang tersisa diwilayah ini terancam berbagai faktor. Seperti tata kota yang tidak memperhitungkan kawasan bersejarah ini, resiko banjir, dan tidak adanya solusi manajemen bencana dari pemerintah.

Argumen lain yang diberikan adalah wilayah Kota Tua sangat terpengaruh dengan pembangunan kota Jakarta saat ini. Sebagai contoh pembangunan Tanggul Raksasa dan 17 pulau di utara Jakarta yang dinilai akan mengubah nilai historis dan keaslian wilayah Kota Tua ini.

ICOSMOS juga memberi catatan agar bangunan peninggalan abad 19 dan 20 itu perlu lebih banyak investasi dan revitlisasi untuk menjaga peninggalan itu dan menjadikannya bagian dari karakter kota. (eks)
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER